JEFF THE KILLER: VOW OF REVENGE PART 03 – ORIGINAL SERIES=PUZYWELD

Janet hendak menjerit saat tangan itu membekap mulutnya, namun ia tak bisa. Ia bahkan tak bisa bernapas. Janet mencoba melawan dan meronta. Pada satu kesempatan, ia berhasil mengigit tangan yang membekapnya. Terdengar jeritan seorang wanita di belakangnya. Dan begitu Janet menengok, ia melihat senyum itu.

Senyum Jeff The Killer.

Janet kembali menjerit dan berlari keluar. Ia tak sempat menoleh ke belakang untuk melihat apa pembunuh itu masih berada di sana.

Tiba-tiba seutas tangan menariknya ke arah dinding.

“AAAAAAA!!!!’ gadis itu menjerit sambil meronta “Jangan bunuh aku! Jangan!”

“Janet! Tenanglah! Ini aku, Michael!!”

Janet menangis sambil memeluk pemuda itu, “Ia ... ia mengejarku!”

“Siapa yang mengejarmu?” pemuda itu berusaha menenangkannya.

“Jeff The Killer.”

“Apa? Mustahil ia di sini!”

“Tak hanya itu. Kurasa ia sudah membunuh Trisha.”

“Trisha? Salah seorang temanmu?”

“Ya ... dia ... aku menemukannya di dalam mesin cuci.”

“Kita harus memeriksanya.”

“Tidak ... tidak ... dia masih di sana!” raut wajah Janet masih sepucat kertas.

“Tak apa. Aku akan ada di sini menjagamu!”

Michael perlahan menuntun Janet ke ruang cuci. Mereka memasuki ruangan.

“Lihat, tak ada seorangpun di sini kan?”

Janet segera berlari ke arah mesin cuci dan ... Tak ada apapun di sana.

“Ta ... tadi aku melihatnya. Aku bersumpah, Mike! Mayat Trisha ada di sana!”

Lagi2 ini terjadi. Mayat temannya menghilang. Mengapa Jeff The Killer begitu cepat beraksi. Apa ...
. Apa dia ada di dalam kampus ini?

Janet mulai menangis.
“Tenanglah, Jan ... Tenanglah ...”

#####

.

.

Mereka berdua duduk di meja kantin, menunggu pagi.

“Jadi, kau ingin menceritakan sesuatu?”

Janet mengangguk. “Saat aku bilang aku tak kenal Logan, aku berbohong.”

“Jadi kau kenal pemuda itu?”

“Ya, dia suka ... apa itu istilahnya,stalking?”

“Ia sering mengikutimu? Kau sudah melaporkannya ke Dr. Gunther?”

Ia menggeleng, “Tidak! Belum. Kurasa ia tak berbahaya. Ia hanya sangat terobsesi dengan Jeff The Killer.”

“Apa hubungannya denganmu?”

Janet menghela napas, memulai ceritanya, “Ia pasti sudah menceritakan padamu kan tentang teori bahwa Jeff The Killer adalah creepypasta? Ia menunjukkan gambar seorang gadis bernama Kate Johnson yang ia percayai fotonya telah di-photoshoppedmenjadi meme Jeff The Killer. Masalahnya, aku mengenali gadis itu.”

''apa?...''

“Gadis itu memang Kate Johnson. Aku dan empat temanku pergi satu sekolah dengannya, bahkan kami satu angkatan. Kemudian saat pesta prom dance kelulusan angkatan kami, keempat temanku memutuskan untuk mengerjainya. Hanya Krystabelle, Emma, Trisha, dan Anne yang terlibat dengan hal ini. Aku sama sekali tak tahu menahu. Tapi mereka memanfaatkanku untuk mengajak Kate ke pesta, agar ia tidak curiga.”

“Apa yang mereka lakukan padanya?”

“Mereka mengangkatnya sebagai homecoming queen. Gelar itu hanya diberikan pada gadis paling cantik dan populer dalam satu angkatan. Jadi semua orang di pesta itu mengetahui bahwa itu adalah lelucon. Terkecuali Kate, ia benar-benar bahagia, sebab selama SMA ia hanya diolok-olok dan dibully. Kemudian di atas panggung ...”

Janet merasa tak kuat untuk meneruskan ceritanya, namun ia tetap melanjutkan, “ ... mereka melakukan hal yang mengerikan. Saat Kate membuka kado yang diperuntukkan bagi pemenang homecoming queen, ia melihat kepala babi. Ya, mereka membungkus potongan kepala babi sebagai kado. Kemudian mereka menumpahkan seember penuh darah babi ke atasnya, sambil mengatakan bahwa ‘babi’ sepertinya tak pantas menjadi ratu pesta dansa.”

''astaga...''

“Hal yang lebih mengerikan terjadi keesokannya. Tubuhnya ditemukan tak bernyawa di kamarnya. Kate telah memutuskan untuk bunuh diri karena tak sanggup menanggung penghinaan yang kami lakukan.”

“Tapi itu bukan salahmu ...”

Janet menggeleng, “Seharusnya aku menyadarinya sejak awal. Aku tahu sekali tabiat teman-temanku. Dan aku selalu menganggap Kate dan Jeff The Killer memiliki hubungan.”

“Apa? Apa hubungannya?“

“Jeff The Killer ... dulunya ia berubah menjadi pembunuh karena dibully juga kan? Aku pikir ... aku pikir Kate telah berubah menjadi pembunuh juga. Sama dengan Jeff.”

“Apa? Jeff The Killer versi perempuan maksudmu?”

“Seseorang membekapku tadi saat aku menemukan mayat Trisha. Ia seorang perempuan, Mike! Itu pasti Kate. Ia menyamar menjadi Jeff, supaya ia yang disalahkan atas kejadian ini! Tapi aku tahu ... aku tahu itu dia!”

“Tapi kau sendiri yang bilang ia sudah meninggal karena bunuh diri?”

“Enntahlah, aku tak tahu ... mungkin ia belum mati dan mengubah penampilannya ...”

“Janet, kau melantur hingga kemana-mana. Mustahil hal seperti itu terjadi! Bagaimana jika kau kembali ke kamarmu dan beristirahat? Kau membutuhkan tidur.”

“Namun, bagaimana dengan mayat Trisha?”

“Tak ada apapun di sana kan, kau melihatnya sendiri. Aku akan mengurusnya dan memberitahu Dr. Gunther. Ia yang bertanggung jawab di sini. Sekarang kembalilah tidur.”

Janet bangkit dari kursinya, menuruti nasehat Michael. Sementara itu Michael mengangkat teleponnya, hendak berbicara dengan Dr. Gunther.

Janet kemudian berjalan menuju pintu, membelakangi Michael yang masih duduk di kursinya. Sejenak ia menghentikan langkahnya. Ia belum berterima kasih pada Michael atas segala bantuannya. Ia selalu ada untuknya setiap Janet membutuhkannya.

Janet berbalik, namun tubuhnya membeku ketika mendengar percakapan Michael di dalam telepon.

“Ya ... dia melihat mayat Trisha ... jangan khawatir, aku akan membereskannya ...”

Tubuh Janet berubah dingin.

#####

.

.

Michael. Selama ini dia pelakunya! Karena itu ia selalu saja bertemu dengannya di tiap TKP.

Janet segera berbalik dan lari, namun itu membuat Michael menyadari bahwa gadis itu masih ada di belakangnya dan kemungkinan besar mendengar percakapannya.

“Janet! Tunggu! Aku bisa menjelaskannya!” panggil Michael.

Namun Janet sama sekali tak menoleh ke belakang. Ia terus berlari dan berlari, menuju ke kamarnya. Sebentar lagi para mahasiswa yang tinggal di asrama akan terbangun dan ia akan aman. Ia hanya perlu sampai ke kamarnya dan memperingatkan Emma.

Ia akhirnya sampai di pintu kamarnya dan membukanya dengan tergesa-gesa.

“Emma! Emma! Bangun! Ada pembunuh di kampus ini!”

Janet hendak membangunkan temannya, namun ia menjerit. Tubuh Emma tergeletak di atas ranjang. Seprainya berlumuran darah. Tubuhnya tertelungkup, namun Janet tahu ia sudah meninggal. Sebilah golok menancap di punggungnya.

Janet menjerit sekeras mungkin. Secara regfleks ia mencoba mencabut golok itu dari punggung Emma. Darah gadis itu menyembur ke tubuh Janet ketika ia mencabut golok itu. Namun begitu sadar tangannya mengenggam pegangan golok, ia langsung melemparkannya. Betapa bodohnya aku, pikir janet. Sidik jarinya baru saja menempel pada golok itu. Ia bisa dituduh sebagai pelakunya!

Ia segera berlari keluar, begitu pula para penghuni asrama yang lainnya yang terbangun karena jeritan Janet. Namun mereka justru berteriak begitu melihat Janet. Beberapa orang bahkan berusaha menangkapnya.

“Apa? Apa yang kalian lakukan?” Janet kemudian menyadari bahwa ia kini berlumuran darah Emma.

“Tidak! Bukan aku pembunuhnya!”

Janet berusaha melarikan diri lagi, kali ini menuju ke ruangan Dr. Gunther. Hanya ia yang bisa membantunya sekarang.

Ia masuk ke dalam kantor Dr. Gunther dan menutup rapat pintunya. Ia mendengar seseorang berteriak-teriak di lorong supaya menangkapnya, namun Janet merasa mereka takkan menduga ia akan pergi ke ruangan Dr. Gunther.

Janet mengendap-endap ke ruangan Dr. Gunther. Ruangan itu sedikit terang karena cahaya dari luar ruangan. Dr. Gunther pasti bahkan belum bangun pagi-pagi begini. Ah bodoh sekali, pikirnya.

Ia mendengar suara beberapa orang berlari-lari di luar. Mereka masih berusaha mengejarnya, jadi Janet memutuskan tetap bersembunyi di ruangan ini.

Janet kemudian melihat sebuah file di atas meja Dr. Gunther. Sebuah kliping. Aneh, ia belum pernah melihatnya sebelumnya di ruangan Dr. Gunther.

Rasa keingintahuan menguasai hati Janet, jadi ia membukanya.

Kliping itu berisi potongan2 berita tentang Jeff The Killer.

Mulai dari pembunuhan yang terjadi di pesta ulang tahun seorang anak yang menewaskan dua anak pembully. Akibat dari insiden itu, Jeff kehilangan wajahnya akibat terbakar. Kemudian berita berikutnya meliput kematian kedua orang tua Jeff. Satu-satunya korban dari tragedi malam tersebut adalah Liu, adik Jeff. Pelaku semua pembunuhan itu adalah Jeff sendiri, karena sang ibu menginginkan dokter untuk meng-euthanasia anaknya.

Pembunuhan demi pembunuhan bergulir sejak kejadian malam itu. Korban Jeff terus berjatuhan, kebanyakan adalah anak muda. Berita dari setiap korban Jeff dan hasil penyelidikannya, semua ada di sana .... tak ada yang terlewatkan. Bahkan pembunuhan-pembunuhan copy-cat yang terjadi di New Davenport High. Kliping itu juga memiliki cerita Jeff The Killer dari internet, bahkan yang bersifat fiktif seperti creeypasta dan foto2 Jeff dari berbagai sumber.

Janet mulai gemetar begitu menyadari sesuatu.

Dr. Gunther begitu terobsesi dengan Jeff The Killer.

Namun matanya membelalak melihat satu2nya berita yang tak berhubungan dengan Jeff The Killer di kliping itu. Berita itu bertajuk,

“Kisah Tragis Sang Homecoming Queen”

Di bawahnya terdapat gambar Kate Johnson.

Seorang gadis bernama Kate Johnson (18) ditemukan dalam kondisi kritis tadi malam setelah meminum racun sebagai usaha bunuh dirinya setelah diolok-olok di pesta dansa sekolahnya. Menurut sumber, Kate diangkat menjadi homecoming queen sebagai bentuk bullying oleh siswa-siswa seangkatannya. Sang gadis dikenal menjadi sasaran karena berat badannya. Kondisi Kate hingga berita ini diturunkan masih dalam kondisi koma di rumah sakit pusat.

Kate Johnson merupakan putri dari psikolog terkenal Dr. Melissa Johnson yang setelah perceraiannya kini membuka praktek dengan menggunakan nama aslinya, Dr. Melissa Gunther.

Jantung Janet terasa berhenti berdetak.

Dr. Gunther adalah ibu Kate?

TO BE CONTINUED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar