Motivasi-ketika Pahlawan Lewat Harus ada orang Bertepuk Tangan Di Tepi Jalan

Cerita Motivasi Keluarga —Kita menginginkan anak yang baik dan terbaik. Sebagai orang tua, kita berharap-harap agar anak kita adalah anak yang luar biasa. Tampil sebagaijuara, rangking pertama dikelasnya. Pandai matematika, jago berpidato, menguasai banyak bahasa, merdu dalam bersuara, dan seabrek keunggulan-keunggulan lain. Akhirnya,kita berfikir, kalau inginanak menjadi luar biasa, maka harus didik secara luar biasa. Datangkan guruprivat terbaik, ikutkan keseabrek les!
Tapi, haruskah begitu caranya? Yuk, kita ikuti kisah yang telah beredar dari milist ke milist berikut ini. Semoga dapat memberi pencerahan.
Di kelasnya ada 50 orang murid, setiap kali ujian, anak perempuanku tetap mendapat ranking ke-23. Lambat laun membuat dia mendapatkan nama panggilan dengan nomor ini, dia juga menjadi murid kualitas menengah yang sesungguhnya. Sebagaiorangtua, kami merasa nama panggilan ini kurangenak didengar,namun anak kami ternyata menerimanyadengan senang hati.
Suamiku mengeluhkan ke padaku, setiap kali ada kegiatan di perusahaannyaatau pertemuan alumni sekolahnya, setiap orang selalu memuji-muji “Superman cilik” di rumah masing-masing, sedangkan dia hanya bisa menjadi pendengar saja.
Anak keluarga orang, bukansaja memiliki nilai sekolah yang menonjol, juga memiliki banyak keahlian khusus. Sedangkananak nomor 23 di keluargakami tidak memiliki sesuatu pun untuk ditonjolkan. Dari itu, setiap kali suamiku menonton penampilan anak-anak berbakat luar biasa dalam acara televisi, timbul keirian dalam hatinya sampai matanya bersinar-sinar.
Kemudian ketika dia membaca sebuah berita tentang seorang anak berusia 9 tahun yang masuk perguruan tinggi, dia bertanya dengan hati pilu kepada anak kami: Anakku, kenapa kamu tidakterlahir sebagai anak dengan kepandaian luar biasa? Anak kami menjawab:Itu karena ayah juga bukan seorang ayah dengankepandaian luar biasa. Suamiku menjadi tidak bisaberkata apa-apa lagi, sayatanpa tertahankan tertawasendiri.
Pada pertengahan musim gugur, semua sanak keluarga berkumpul bersama untuk merayakannya, sehingga memenuhi satu ruangan besar di restoran. Topik pembicaraan semua orang perlahan-lahan mulai beralih kepada anak masing-masing. Dalam kemeriahan suasana, anak-anak ditanyakan apakah cita-cita mereka dimasa mendatang?
Ada yang menjawab akan menjadi pemain piano, bintang film atau politikus,tiada seorang pun yang terlihat takut mengutarakannya di depan orang banyak, bahkan anakperempuan berusia 4½ tahun juga menyatakan kelak akan menjadi seorang pembawa acara di televisi, semua orang bertepuk tangan mendengarnya.
Anak perempuan kami yang berusia 15 tahun terlihat sibuk sekali sedang membantu anak-anak kecil lainnya makan. Semua orang mendadak teringat kalau hanya dia yang belum mengutarakan cita-citanya kelak. Di bawah desakan orang banyak, akhirnya dia menjawab dengan sungguh-sungguh: Kelak ketika aku dewasa, cita-cita pertamaku adalah menjadi seorang guru TK, memandu anak-anak menyanyi, menaridan bermain-main.
Demi menunjukkan kesopanan, semua orang tetap memberikan pujian, kemudian menanyakan akan cita-cita keduanya. Dia menjawab dengan besar hati: Saya ingin menjadi seorang ibu, mengenakan kain celemek bergambar Doraemon dan memasak di dapur, kemudian membacakan cerita untuk anak-anakku dan membawa mereka ke teras rumah untuk melihat bintang-bintang. Semua sanak keluarga tertegun dibuatnya, saling pandang tanpa tahu akan berkata apa lagi. Raut muka suamiku menjadi canggung sekali.
Sepulangnya kami ke rumah,suamiku mengeluhkan ke padaku, apakah aku akan membiarkan anak perempuankami kelak menjadi guru TK? Apakah kami tetap akan membiarkannya menjadi murid kualitas menengah?
Sebetulnya, kami juga telah berusaha banyak. Demi meningkatkan nilai sekolahnya, kami pernah mencarikan guru les pribadi dan mendaftarkannya di tempatbimbingan belajar, juga membelikan berbagai materi belajar untuknya. Anak kami juga sangat penurut, dia tidak membacakomik lagi,tidak ikut kelas origami lagi, tidur bermalas-malasan di akhir minggu juga tidak dilakukan lagi. Bagai seekor burung kecil yang kelelahan, dia ikut les belajar sambung menyambung, buku pelajarandan buku latihan dikerjakan tanpa henti.
Namun biar bagaimana pun dia tetap seorang anak-anak, tubuhnya tidak bisa bertahan lagi dan terserang flu berat.Biar sedang diinfus dan terbaring di ranjang, dia tetap bersikeras mengerjakan tugas pelajaran, akhirnya dia terserang radang paru-paru. Setelah sembuh,wajahnya terlihat kurus banyak. Akan tetapi ternyata hasil ujian semesternya membuat kami tidak tahu mau tertawa atau menangis, tetap saja nomor 23.
Kemudian, kami juga mencoba untuk memberikan penambah gizi dan rangsangan hadiah, setelahberulang-ulang menjalaninya, ternyata wajah anak perempuanku semakin pucat saja. Apalagi, setiap kali akan ujian, dia mulai tidak bisa makan dan tidak bisatidur, terus mencucurkan keringat dingin, terakhir hasil ujiannya malah menjadi nomor 33 yang mengejutkan kami. Aku dansuamiku secara diam-diam melepaskan aksi menarik bibit keatas demi membantunya tumbuh ini.
Dia kembali pada jam belajar dan istirahatnya yang normal, kami mengembalikan haknya untuk membaca komik, mengijinkannya untuk berlangganan majalah “Humor anak-anak” dan sejenisnya, sehingga rumahkami menjadi tenteram kembali. Kami memang sangat sayang pada anak kami ini, namun kami sungguh tidak mengerti akan nilai sekolahnya.
Pada akhir minggu, teman-teman sekerja pergi rekreasi bersama. Semua orang mempersiapkan lauk terbaik dari masing-masing, dengan membawa serta suami dan anak untuk piknik. Sepanjang perjalanan penuh dengan tawa dan guyonan, ada anak yang bernyanyi, ada juga yang memperagakan karya seni pendek.
Anak kami tiada keahlian khusus, hanya terus bertepuk tangan dengan gembira. Dia sering kali lari ke belakang untuk menjaga bahan makanan. Merapikan kembali kotak makanan yang terlihat agak miring, mengetatkan tutup botol yang longgar atau mengelap jus sayuranyang bocor ke luar. Dia sibuk sekali bagaikan seorang pengurus rumah tangga cilik.
Ketika makan terjadi satukejadian di luar dugaan. Ada dua orang anak lelaki,satunya adalah bakat matematika, satunya lagi adalah ahli bahasa Inggris. Kedua anak ini secara bersamaan menjepitsebuah kue beras ketan diatas piring, tiada seorangpun yang mau melepaskannya, juga tidak mau membaginya. Walau banyak makanan enak terusdihidangkan, mereka sama sekali tidak mau peduli. Orang dewasa terus membujuk mereka, namun tidak ada hasilnya. Terakhir anak kami yang menyelesaikan masalah sulit ini dengan cara sederhana yaitu lempar koin untuk menentukan siapa yang menang.
Ketika pulang, jalanan macet dan anak-anak mulaiterlihat gelisah. Anakku terus membuat guyonan danmembuat orang-orang semobil tertawa tanpa henti. Tangannya juga tidak pernah berhenti, diamengguntingkan banyak bentuk binatang kecil darikotak bekas tempat makanan, membuat anak-anak ini terus memberi pujian. Sampai ketika turun dari mobil bus, setiap orang mendapatkan guntingan kertas binatang kesayangan masing-masing.
Ketika mendengar anak-anak terus berterimakasih, tanpa tertahankan pada wajah suamiku timbulsenyum bangga.
Sehabis ujian semester, aku menerima telpon dari wali kelas anakku.
Pertama-tama mendapatkan kabar kalau nilai sekolah anakku tetap kualitas menengah. Namun dia mengatakan ada satu hal aneh yang hendak diberitahukannya, hal yangpertama kali ditemukannyaselama 30 tahun mengajar.
Dalam ujian bahasa ada sebuah soal tambahan, yaitu siapa teman sekelasyang paling kamu kagumi dan alasannya. Selain anakku, semua teman sekelasnya menuliskan nama anakku.
Alasannya sangat banyak: antusias membantu orang, sangat memegang janji, tidak mudah marah, enak berteman, dan lain-lain, paling banyak ditulis adalah optimis dan humoris. Wali kelasnya mengatakan banyak usul agar dia dijadikan ketua kelas saja. Dia memberi pujian: Anak anda ini, walau nilai sekolahnya biasa-biasa saja, namun kalau bertingkah laku terhadap orang, benar-benar nomor satu.
Saya berguyon pada anakku,kamu sudah mau jadi pahlawan. Anakku yang sedang merajut selendang leher terlebih menundukkankepalanya dan berpikir sebentar, dia lalu menjawab dengan sungguh-sungguh: “Guru pernah mengatakan sebuah pepatah,ketika pahlawan lewat, harus ada orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.”
Dia pelan-pelan melanjutkan: “Ibu, aku tidak mau jadi Pahlawan aku mau jadi orang yang bertepuk tangan di tepi jalan.” Aku terkejut mendengarnya dan mengamatinya dengan seksama.
Dia tetap diam sambil merajut benang wolnya, benang warna merah muda dipilinnya bolak balik di jarum bambu, sepertinya waktu yang berjalan di tangannya mengeluarkan kuncup bunga. Dalam hatikuterasa hangat seketika.
Pada ketika itu, hatiku tergugah oleh anak perempuan yang tidak ingin menjadi pahlawan ini. Di dunia ini ada berapa banyak orang yang bercita-cita ingin menjadipahlawan, namun akhirnya menjadi seorang biasa di dunia fana ini.
Jika berada dalam kondisisehat, jika hidup dengan bahagia, jika tidak ada rasa bersalah dalam hati, mengapa anak-anak kita tidak boleh menjadi seorang biasa yang baik hati dan jujur.
Jika anakku besar nanti, dia pasti akan menjadi seorang isteri yang berbudi luhur, seorang ibuyang lemah lembut, bahkanmenjadi seorang teman kerja yang suka membantu,tetangga yang ramah dan baik. Apalagi dia mendapatkan ranking 23 dari 50 orang murid di kelasnya, kenapa kami masih tidak merasa senangdan tidak merasa puas? Masih ingin dirinya lebih hebat dari orang lain danlebih menonjol lagi? Lalu bagaimana dengan sisa 27 orang anak-anak di belakang anakku? Jika kami adalah orangtua mereka, bagaimana perasaankami?

Cerita hewan Unta

Percakapan seekor hewan unta muda dengan induknya.
“Ibu, boleh aku bertanya sesuatu”, sang anak berkata.
“Ya, anakku apakah ada yang mengganggu pikiranmu?”, sang induk menjawab.
“Mengapa kita punya punuk,sementara gajah, rusa tidak?”, sang anak memandang induknya.
“Kita adalah binatang padang gurun, dan punuk ini digunakan untuk menyimpan air. Kita dikenal sebagai hewan yangdapat bertahan tanpa air”,induknya menjelaskan dengan sabar.
“Lalu mengapa kaki kita panjang dan bulat?”, anaknya bertanya lagi.
“Anakku, sudah jelas itu kita gunakan untuk dapat berjalan di padang pasir lebih baik dan lebih cepatdari pada yang lainnya”, induknya berusaha sabar terhadap anaknya.
“OK. Terus mengapa kita punya alis mata yang panjang?”, tanya anaknya lagi.
“Alis ini”, sambil menjilatalis mata anaknya, “kau gunakan untuk melindungi mata dari butiran pasir yang beterbangan di padang gurun”, sang induk mulai kewalahan dengan pertanyaan anaknya. Lalu menjelaskannya sekali lagi.
“Jadi, punuk ini digunakanuntuk menyimpan air ketika kita di padang pasir, kaki ini untuk berjalan di atas pasir, dan alis mata ini untuk melindungi mata kita daributiran pasir….”
“Satu pertanyaan lagi, ibu”, anaknya menyela kata-kata indukknya.
“Ya, anakku!”
“Lalu mengapa kita beradadi kebun binatang ini? Apayang kita lakukan disini? Untuk apa semua yang kitamiliki ini, kalau kita tidak berada di padang gurun?”, anaknya menunggu jawaban dari induknya.
Pesan Moral Dari Cerita Hewan Unta Diatas
Sahabat, apa yang kita miliki tidak akan banyak manfaatnya kalau memang kita tidak membutuhkannya.Keinginan dan kebutuhan seringkali jauh berbeda. Dahulukan kebutuhan kita. Seringkali kita melewatkanhal-hal yang kita butuhkan, karena kita mengejar hal-hal yang kitainginkan.
Segala keahlian, kemampuan, materi, pengalaman yang kita miliki akan berguna saat kita memang membutuhkannya di tempat kita berada sekarang. Apakah yang Anda miliki sekarang sudah tepat dengan tempat Anda beradasekarang?

Kura-kura dan Monyet

Pada zaman dahulu, bersahabatlah seekor kura-kura dengan seekor monyet. Kura-kura suka bercucuk tanam sedang kawannya pula asyik merayau dari pokok ke pokok kerana mencari makanan.
Setelah lama menunggu, buah pisang tanaman kura-kura masak dan berusahalah kura-kura untuk memetiknya tetapi gagal.
Lalu ia meminta tolong pada monyet. Apalagi, kesukaan sangatlah monyet mendapat makanan kegemarannya sehingga tidak menghiraukan kura-kura yang asyik menungggu di bawah pokok bersama kulit-kulit pisang yang dibuang oleh monyet.
Hilang sabar menyebabkan kura-kura menanam-menanam duri-duri di bawah pokok pisang untuk mengajar kawannya yang mementingkandiri itu.
Sebaik melompat turun dengan kekenyangan, kaki monyet tertusuk duri tajamdan mengaduh kesakitanlah ia. Dihempaskan kura-kura ke atas tanah, namun kura-kura tidak merasa sakit.
Apabila kura-kura memberitahu bahawa dia hanya boleh mati kerana air, maka monyet pun memikul kura-kura ke tepi sungai lalu dicampakkan kura-kura ke dalam air.
Hatinya begitu puas melihat badan kura-kura tenggelam. Beberapa ketikakemudian, kura-kura timbul semula di hadapannya lalu mengucapkan terima kasih kerana dihantar ke tempat kegemarannya, iaitu air.

Helang Yang Setia

Al-kisah terdapat seorang pemburu mempunyai seekor burung helang yang sangat bijak. Setiap kali dia pergi berburu, pemburu itumesti membawa burung itu bersama.
Pada suatu hari, pemburu itu masuk ke dalam hutan untuk memburu dengan helang kesayangannya. Sebaik tiba di dalam hutan,burung helang pun terbang sambil melihat ke bawah mencari binatang yang diburu oleh tuannya.
Tiba-tiba burung helang terbang dengan pantas ke satu tempat. Melihat reaksi helangnya, pemburu tahulah bahawa burung helang nampak binatang yang diburu. Apabila tiba ke tempat itu, pemburu nampak seekor pelanduk yang sedang enak memakan buah-buahan hutan di situ.Tanpa disangka pemburu, sipelanduk sedar akan kedatangan pemburu itu lalu menyelamatkan dirinya.
Pemburu dan helangnya pun mengejar pelanduk itu yanglari naik bukit dan turun bukit menyelamatkan dirinya daripada diburu. Pelanduk itu berlari dan terus berlari sehingga tiba di tepi sungai ia punberhenti. Pelanduk itu mularesah kerana ia tidak boleh menyeberang sungai. Akhirnya pemburu pun berjaya menangkap pelandukitu setelah penat mengejarnya tadi.
Selepas penat pemburu mengejar pelanduk itu, pemburu mula rasa sangat dahaga dan dia pergi ke tepi sungai untuk mencedokair sungai itu dengan tangan.
Apabila pemburu itu hendakmeminum air sungai itu dengan tangan, tiba helangnya menepis air di tangan pemburu. Pemburu itu mencedok air sungai sekali lagi, burung helang menepis tangan tuannya sekali lagi.
Akibatnya pemburu itu sangat marah lalu memanah ke arah burung helang kesayangan yang sedang terbang itu. Burung helangitu pun jatuh menyembah bumi di tepian hulu sungai.
Pemburu itu berlari untuk mendapatkan burung helangnya dan mendapati helangnya telah mati dengan matanya yang terbuka, seolah-olah berkata, “Tuan, kenapa tuanmemanah saya? Apa salah saya?”. Tidak jauh dari tempat burung helang itu jatuh, pemburu itu ternampak seekor ular berbisa yang telah mati. Racun daripada ular meleleh masuk ke dalam sungai.
Maka pemburu itu sedar mengapa helangnya itu menepis tangannya setiap kali dia hendak mencedok air sungai tersebut. Sesiapa yang meminum air sungai itu pasti akan jatuh sakit kelak.
Rasa kesal memanah helangnya pun membuak dalam hati pemburu itu. “Sungguh setia helang aku, maafkan aku helang” kata pemburu itu pada helangnyayang mati itu.

Si Luncai Dan Labu-labunya

Si Luncai telah dijatuhkanhukuman oleh raja supaya dibuang ke tengah laut. SiLuncai dihukum kerana kesalahannya mempermain-mainkan raja serta pembesar-pembesar baginda oleh itu dia menerima hukuman itu dengan tenang.
Pesuruh raja pun bersiaplah membawa Si Luncai ke dalam perahu untuk dibawa ke tengah laut kerana Si Luncai akandibuang ke dalam laut itu nanti. Si Luncai telah dimasukkan ke dalam sebuahguni dan dipikul ke pangkalan.
Apabila sekaliannya telah siap, maka perahu itu pun dikayuhlah ke tengah laut.Dari dalam guni itu Si Luncai dapat melihat beberapa biji labu air terdapat di dalam perahu. Setelah lama mereka berkayuh, maka Si Luncai berkata; “kasihan benar akumelihat kamu semua terlaluteruk berkayuh. Mahukah kamu semua jika aku ajarkan lagu untuk menghilangkan penat kamu semua itu?”
Salah seorang daripada mereka berkata; “Diamlah kamu, sebentar lagi kamu akan dicampakkan ke dalam laut ini”. Mendengar kata-kata yang sedemikian itu, maka Si Luncai pun menyanyilah. “Si Luncai terjun dengan labu-labunya.Biarkan! Biarkan!”
Mendengar Si Luncai menyanyi itu, pesuruh rajaitu mula tertarik dan beberapa orang pekayuh mula menyanyi: “Si Luncai terjun dengan labu-labunya!”
Maka beberapa orang yang lain pun menjawablah: “Biarkan! Biarkan!” Akhirnya mereka menjadi dua kumpulan menyanyikan lagu itu.
“Si Luncai terjun dengan labu-labunya!”
“Biarkan! Biarkan!”
Demikian lagu itu dinyanyikan berulang-ulang hingga lekalah mereka semuanya.
Melihatkan keadaan itu, maka Si Luncai pun keluar dari guni dan dia mengisikan beberapa biji labu ke dalam guni itu dankemudian dia mengambil duabiji labu yang lain lalu terjun dar perahu itu. Si Luncai berenang ke tepian menggunakan pelampung labuair yang dua biji itu.
Apabila sampai ke tengah laut, pesuruh raja pun mencampakkan guni itu ke dalam laut. Pada mereka, matilah Si Luncai dan merka pun baliklah memberitahu raja akan hal itu. Tiada siapa yang tahubahawa Si Luncai sebenarnya telah berenang sampai ke pantai.

PAK PANDIR MEMBAIKI RUMAH

Pak Pandir suami
Mak Andih dan
mereka berdua
tinggal di rumah
buruk. Keadaan itu
menyebabkan Mak
Andih risau kerana
apabila hujan air
masuk melalui atap
rumah mereka yang
bocor. Mereka selalu
basah dan
kesejukan. Mak
Andih cuba memujuk
Pak Pandir supaya
membaiki rumah
mereka.
“Eh, manalah saya
tahu! Itu kerja
tukang rumah,”
kata Pak Pandir
cuba berdalih. Mak
Andih mendapat
satu akal, dia
membuat sebatang
lorong yang bermula
dari rumah mereka.
Lorong itu berbelit-
belit merentas
semak dan belukar
yang akhirnya
lorong itu sampai
semula ke rumah
mereka.
Esoknya, Mak Andih
meminta Pak Pandir
mencari kerja dan
katanya, ada orang
di hujung kampung
mencari tukang
rumah. Dia hendak
membaiki rumahnya
yang sudah buruk
dan Mak Andih pun
menyuruh Pak
Pandir bekerja di
sana dan lama-lama
Pak Pandir
bersetuju. Maka,
berjalanlah Pak
Pandir mengikut
lorong itu hingga
sampai ke sebuah
rumah buruk.
Pak Pandir pun
membaiki rumah itu
dan bekerja dengan
tekun. Dia menukar
atap yang bocor,
mengganti dinding
yang kopak dan
memaku semula
lantai yang roboh.
Sepekan dia bekerja
keras, tuan rumah
melayannya dengan
baik dan
menghidangkan Pak
Pandir makanan dan
minuman.
Pada hari yang
kelapan, rumah itu
siap dibaiki dan
rupanya seperti
rumah baru. Pak
Pandir mendapat
upah yang lumayan
dan dia berlari-lari
pulang. Dia
menunjukkan wang
upahan kepada Mak
Andih isterinya.
Tiba-tiba Pak
Pandir hairan dan
dia memandang ke
sekeliling.
“Eh, Andih! Rumah
kita sudah dibaiki?
Siapa yang baiki?
Siapa tukangnya?”
tanya Pak Pandir.
“Ya, bang. Rumah
kita sudah pun
dibaiki. Tukangnya
tak lain tak bukan
ialah Pak Pandir!”
jawab isterinya
ketawa terkekeh-
kekeh.
‘Apa! Saya yang
membaiki rumah
ini?” tanya Pak
Pandir sambil
menggaru kepala.
Dia pun akhirnya
ikut tertawa
terkekeh-kekeh.

PAK PANDIR MEMBAIKI RUMAH

Pak Pandir suami
Mak Andih dan
mereka berdua
tinggal di rumah
buruk. Keadaan itu
menyebabkan Mak
Andih risau kerana
apabila hujan air
masuk melalui atap
rumah mereka yang
bocor. Mereka selalu
basah dan
kesejukan. Mak
Andih cuba memujuk
Pak Pandir supaya
membaiki rumah
mereka.
“Eh, manalah saya
tahu! Itu kerja
tukang rumah,”
kata Pak Pandir
cuba berdalih. Mak
Andih mendapat
satu akal, dia
membuat sebatang
lorong yang bermula
dari rumah mereka.
Lorong itu berbelit-
belit merentas
semak dan belukar
yang akhirnya
lorong itu sampai
semula ke rumah
mereka.
Esoknya, Mak Andih
meminta Pak Pandir
mencari kerja dan
katanya, ada orang
di hujung kampung
mencari tukang
rumah. Dia hendak
membaiki rumahnya
yang sudah buruk
dan Mak Andih pun
menyuruh Pak
Pandir bekerja di
sana dan lama-lama
Pak Pandir
bersetuju. Maka,
berjalanlah Pak
Pandir mengikut
lorong itu hingga
sampai ke sebuah
rumah buruk.
Pak Pandir pun
membaiki rumah itu
dan bekerja dengan
tekun. Dia menukar
atap yang bocor,
mengganti dinding
yang kopak dan
memaku semula
lantai yang roboh.
Sepekan dia bekerja
keras, tuan rumah
melayannya dengan
baik dan
menghidangkan Pak
Pandir makanan dan
minuman.
Pada hari yang
kelapan, rumah itu
siap dibaiki dan
rupanya seperti
rumah baru. Pak
Pandir mendapat
upah yang lumayan
dan dia berlari-lari
pulang. Dia
menunjukkan wang
upahan kepada Mak
Andih isterinya.
Tiba-tiba Pak
Pandir hairan dan
dia memandang ke
sekeliling.
“Eh, Andih! Rumah
kita sudah dibaiki?
Siapa yang baiki?
Siapa tukangnya?”
tanya Pak Pandir.
“Ya, bang. Rumah
kita sudah pun
dibaiki. Tukangnya
tak lain tak bukan
ialah Pak Pandir!”
jawab isterinya
ketawa terkekeh-
kekeh.
‘Apa! Saya yang
membaiki rumah
ini?” tanya Pak
Pandir sambil
menggaru kepala.
Dia pun akhirnya
ikut tertawa
terkekeh-kekeh.

SEMUT DENGAN BURUNG MERPATI

berjalan dengan
riang. Tiba-tiba ia
terjatuh ke dalam
sungai kerana tidak
berhati-hati.
Pada suatu hari,
seekor semut
berjalan-jalan
mencari makanan di
pinggir sungai.
Ð…eperti biasa dia
Semut itu timbul
tenggelam
dihanyutkan oleh
arus sungai. Dia
berusaha untuk
berenang ketepi
tetapi tidak berhasil
sehingga kepenatan.
Kejadian itu disedari
oleh seekor burung
merpati. Burung
merpati merasa
kasihan terhadap
nasib malang yang
menimpa semut itu
dan mahu
menyelamatkannya.
Lalu burung merpati
memetik daun dan
menjatuhkannya
berdekatan dengan
semut. Semut
merayap naik ke
atas daun dan
akhirnya dapat
menyelamatkan
dirinya. Daun itu
akhirnya tiba ke
tepi sungai dan
semut pun
terselamat.
Tidak lama kemudian,
sang semut melihat
seorang pemburu
burung sedang
mengendap-endap
berusaha mendekati
burung merpati yang
telah menolongnya
tadi. Semut
menyedari bahaya
yang bakal menimpa
burung merpati yang
baik tersebut.
Semut segera
berlari mendekati
pemburu dan
menggigit kaki sang
pemburu.
Pemburu itu
kesakitan dan
terkejut, lalu
mengibaskan ranting
yang digunakan
untuk menangkap
burung. Burung
merpati menyadari
kehadiran pemburu
yang sibuk
mengibas-ngibaskan
ranting dan
kesakitan. Akhirnya
burung merpati itu
pun terbang
menyelamatkan
dirinya.

GAGAK DENGAN KENDI

Tibalah pada suatu
musim yang sangat
kering, di mana
semua haiwan sukar
untuk mendapatkan
air sebagai minuman.
Seekor burung
gagak terjumpa
sebuah kendi yang
berisi sedikit air.
Kendi tersebut
bermulut kecil dan
tinggi. Burung gagak
tidak dapat
mencapai air
tersebut. Dia
berfikir mahu
membaringkan kendi
itu tetapi burung
gagak khuatir air
yang hanya tinggal
sedikit akan tumpah.
Burung gagak tetap
berusaha dan
berfikir.
Tiba-tiba sebiji buah
yang kecil terjatuh
dari pokok di atas
kendi itu terus
masuk ke dalam
kendi. Sang gagak
mendapati air di
dalam kendi itu
semakin menaik.
Sang gagak
mendapat satu akal.
Dia lalu mengambil
batu-batu kecil
berdekatan kendi,
dan menjatuhkannya
ke dalam kendi satu
persatu. Setiap kali
burung gagak itu
memasukkan batu-
batu kecil ke dalam
kendi, permukaan air
dalam kendipun
beransur-ansur
naik dan bertambah
tinggi hingga
akhirnya air
tersebut dapat
diminum oleh sang
gagak.

GAGAK DENGAN KENDI

Tibalah pada suatu
musim yang sangat
kering, di mana
semua haiwan sukar
untuk mendapatkan
air sebagai minuman.
Seekor burung
gagak terjumpa
sebuah kendi yang
berisi sedikit air.
Kendi tersebut
bermulut kecil dan
tinggi. Burung gagak
tidak dapat
mencapai air
tersebut. Dia
berfikir mahu
membaringkan kendi
itu tetapi burung
gagak khuatir air
yang hanya tinggal
sedikit akan tumpah.
Burung gagak tetap
berusaha dan
berfikir.
Tiba-tiba sebiji buah
yang kecil terjatuh
dari pokok di atas
kendi itu terus
masuk ke dalam
kendi. Sang gagak
mendapati air di
dalam kendi itu
semakin menaik.
Sang gagak
mendapat satu akal.
Dia lalu mengambil
batu-batu kecil
berdekatan kendi,
dan menjatuhkannya
ke dalam kendi satu
persatu. Setiap kali
burung gagak itu
memasukkan batu-
batu kecil ke dalam
kendi, permukaan air
dalam kendipun
beransur-ansur
naik dan bertambah
tinggi hingga
akhirnya air
tersebut dapat
diminum oleh sang
gagak.

ANJING DENGAN BAYANG-BAYANG

Suatu hari seekor
anjing terjumpa
dengan tulang yang
besar. Anjing
sangat gembira lalu
berlari-lari pulang
ke rumahnya sambil
menggonggong
tulang itu.
Di dalam perjalanan,
anjing melalui sebuah
titi pada sungai
yang dalam dan
sangat jernih.
Anjing memandang
ke arah sungai di
bawahnya dan
ternampak bayang-
bayangnya yang
disangkakan anjing
lain yang juga
membawa tulang.
Kerana tamakkan
tulang itu, anjing itu
menyalak dan
menerkam ke arah
anjing di dalam
sungai. Akibatnya,
anjing itu basah
kuyup dan tulang di
dalam mulutnya
terlepas ke dasar
sungai.
Anjing menyesal
kerana terlalu
tamak, akibatnya dia
yang rugi.

SANG KANCIL DENGAN BUAYA

Pada suatu hari
Sang Kancil
berjalan-jalan di
dalam hutan. Sedang
dia berjalan, tiba-
tiba dia ternampak
akan pepohon buah-
buahan yang rimbun
merendang di
seberang sungai.
"Alangkah nikmatnya
jika aku dapat
merasai buah-
buahan itu", fikirnya
sendiri
"Tetapi, bagaimana
aku hendak
menyeberang ke
sana, aku bukannya
pandai berenang",
timbul sedikit
keraguan dalam
dirinya.
Setelah mundar
mandir memikirkan
cara untuk
menyeberang sungai
itu, timbul satu idea
untuk mengatasi
masalah yang
dihadapinya.
"Nasib baik aku
dikurniakan akal
yang bijak", katanya
sendirian sambil
berlari ke tebing
sungai untuk
menjalankan misinya.
"Sang Bedal, ooo,
Sang Bedal!", panggil
Sang Kancil.
Tiba-tiba muncul
ketua buaya-buaya
di sungai itu. Dengan
bengisnya dia
berkata
"Apa kau mahu
Kancil?", sambil
matanya meliar
memerhatikan tubuh
Sang Kancil
"Alangkah enaknya
kalau diratah kancil
ni", fikirnya yang
sedang kelaparan
itu.
"Oh, begini, Raja
Sulaiman menitahkan
aku untuk
menghitung berapa
banyak buaya yang
ada di sungai ini.
Baginda mahu
menjemput kalian ke
kendurinya", mulalah
Sang Kancil
menjalankan tipu
helahnya.
"Benarkah begitu!",
serta merta nafsu
lapar Sang Bedal
mula menguasai diri
dan dengan pantas
dia memanggil anak
buahnya
Maka datanglah
gerombolan buaya
mengikut arahan
tuan mereka.
"Jadi Sang Kancil
tunggu apa lagi,
cepatlah hitung
bilangan kami
sekarang", kata
Sang Bedal kepada
Sang Kancil.
"Hahaha, siap kau
Bedal, mudahnya kau
kena tipu dengan
aku", kata sang
Kancil dalam hati.
"Sabar Sang Bedal,
aku fikir lebih baik
jika kamu semua
beratur hingga ke
hujung sana. Lebih
mudah untuk aku
kira kamu semua",
ujarnya.
Tanpa berfikir
panjang, Sang Bedal
mengarahkan anak
buahnya untuk
menurut cadangan
Sang Kancil tadi.
Selesai mereka
beratur, mulalah
Sang Kancil
melompat ke atas
buaya yang
pertama.
"Satu dua tiga
lekuk, jantan betina
aku ketuk", hitung
Sang Kancil
Tiba sahaja di tebing
sebelah sana, Sang
Bedal bertanya,
"Jadi bila kami boleh
pergi ke kenduri
Raja Sulaiman,
Kancil",
"Ada 30 ekor buaya
yang bodoh di dalam
sungai ini. Maaf
Sang Bedal,
sebenarnya tiada
kenduri Raja
Sulaiman, aku cuma
mahu menikmati
buah-buahan di sini.
Hahaha, terima
kasih Sang Bedal",
kata sang Kancil
dalam nada
mengejek.
Sambil buaya-buaya
lain mengerumuni
Sang Bedal yang
sedang keliru atas
penipuan Sang
Kancil, mereka
bertanya,
"Jadi tak adalah
makan", kata buaya
yang pertama
"Kita semua dah
kena tipu", kata
buaya kedua
"Ini semua kau punya
pasal", kata buaya
ketiga sambil
menyalahkan Sang
Bedal. "Serang!!!",
serentak mereka
menjerit.
Lalu berlarilah Sang
Bedal kerana dikejar
anak-anak buahnya
yang sedang marah.
Sambil Sang Kancil
dengan asyiknya
menikmati buah-
buahan itu.

SERULING SAKTI

Pada zaman dahulu
terdapat sebuah pekan
kecil yang sangat cantik
terletak di kaki bukit.
Pekan tersebut di kenali
Hamelyn. Penduduk di
pekan tersebut hidup
dengan aman damai,
tetapi sikap mereka
tidak perihatin terhadap
kebersihan. Pekan
tersebut penuh dengan
sampah sarap. Mereka
membuang sampah di
merata-rata menyebabkan
pekan tersebut menjadi
tempat pembiakan tikus.
Semakin hari semakin
banyak tikus membiak
menyebabkan pekan
tersebut dipebuhi oleh
tikus-tikus.
Tikus-tikus berkeliaran
dengan banyaknya dipekan
tersebut. Setiap rumah
tikus-tikus bergerak
bebas tanpa perasaan
takut kepada manusia.
Penduduk di pekan ini
cuba membela kucing
untuk menghalau tikus
dan ada diantara mereka
memasang perangkap
tetapi tidak berkesan
kerana tikus terlampau
banyak. Mereka sungguh
susah hati dan mati akal
bagaimana untuk
menghapuskan tikus-tikus
tersebut.
Musibah yang menimpa
pekan tersebut telah
tersebar luas ke pekan-
pekan lain sehinggalah
pada suatu hari seorang
pemuda yang tidak
dikenali datang ke pekan
tersebut dan menawarkan
khidmatnya untuk
menghalau semua tikus
dengan syarat penduduk
pekan tersebut membayar
upah atas kadar dua
keping wang mas setiap
orang. Penduduk di pekan
tersebut berbincang
sesama mereka diatas
tawaran pemuda tadi. Ada
diatara mereka tidak
bersetuju oleh kerana
mereka tidak sanggup
untuk membayar upah
yang sangat mahal.
Setelah berbincang
dengan panjang lebar
akhirnya mereka
bersetuju untuk
membayar upah seperti
yang diminta oleh pemuda
itu kerana mereka tidak
mempunyai pilihan lain.
Keputusan tersebut
dimaklumkan kepada
pemuda tadi, lalu dia
mengeluarkan seruling
sakti dan meniupnya.
Bunyi yang keluar dari
seruling itu sangat
merdu dan mengasik
sesiapa yang
mendengarnya. Tikus-
tikus yang berada
dimerata tempat didalam
pekan tersebut mula
keluar dan berkumpul
mengelilinginya. Pemuda
tadi berjalan perlahan-
lahan sambil meniup
seruling sakti dan
menuju ke sebatang
sungai yang jauh dari
pekan tersebut. Apabila
sampai ditepi sungai
pemuda tadi terus masuk
kedalamnya dan diikuti
oleh semua tikus.Tikus-
tikus tadi tidak dapat
berenang didalam sungai
dan semuanya mati lemas.
Kini pekan Hamelyn telah
bebas daripada serangan
tikus dan penduduk
bersorak dengan
gembiranya. Apabila
pemuda tadi menuntut
janjinya, penduduk
tersebut enggan
membayar upah yang
telah dijanjikan kerana
mereka mengangap kerja
yang dibuat oleh pemuda
tadi tidak sepadan
dengan upah yang diminta
kerana hanya dengan
meniupkan seruling
sahaja. Pemuda tadi
sangat marah lalu dia
menuipkan seruling
saktinya sekali lagi.
Irama yang keluar dari
seruling itu sangat
memikat hati kanak-kanak
menyebabkan semua
kanak-kanak berkumpul di
sekelilingnya. Satelah
semua kanak-kanak
berkumpul pemuda tadi
berjalan sambil
meniupkan seruling dan
diikuti oleh semua
kanak-kanak. Pemuda itu
membawa kanak-kanak
tersebut keluar dari
pekan Hamelyn. Setelah
Ibu Bapa menyedari
bahawa mereka akan
kehilangan anak-anak,
mereka mulai merasa
cemas kerana kanak-kanak
telah meninggalkan
mereka dan mengikuti
pemuda tadi. Mereka
mengejar pemuda tadi
dan merayu supaya
menghentikan daripada
meniup seruling dan
memulangkan kembali
anak-anak mereka. Merka
sanggup memberi semua
harta benda yamg ada
asalkan pemuda tersebut
mengembalikan anak-anak
mereka.
Rayuan penduduk tidak
diendahkan oleh pemuda
tadi lalu mereka
membawa kanak-kanak
tersebut menuju kesuatu
tempat dan apabila
mereka sampai disitu
muncul sebuah gua
dengan tiba-tiba. Pemuda
tadi mesuk ke dalam gua
itu dan diikuti oleh
kanak-kanak. Setelah
semuanya masuk tiba-tiba
gua tersebut gaib dan
hilang daripada
pandangan penduduk pekan
tersebut. Mereka tidak
dapat berbuat apa-apa
oleh kerana mereka telah
memungkiri janji yang
mereka buat. Merka
menyesal diatas
perbuatan mereka tetapi
sudah terlambat. Sesal
dahulu pendapatan sesal
kemudian tidak berguna.
Sehingga hari ini
penduduk pekan Hamelyn
tidak melupakan
kesilapan yang dilalukan
oleh nenek moyang
mereka. Menepati janji
adalah pegangan yang
kuat diamalkan oleh
penduduk pekan Hamelyn
sehingga hari ini.

PEMOTONG KAYU YANG JUJUR

Tersebutlah kisah nun
jauh di pedalaman,
tinggalnya seorang
pemotong kayu yang tua
dan miskin. Adapun
kemampuannya hanyalah
mencari rezeki dengan
menebang pokok yang
sederhana besarnya untuk
dijual sebagai kayu api.
Hanya isterinyalah
peneman hidup saban hari
tanpa dikurniakan anak.
Dijadikan cerita,
takdirnya pada suatu
pagi, pergilah si tua
tersebut jauh ke hutan
untuk menebang pokok
untuk dibuat kayu api.
Tidak seperti
kebiasaannya, kali ini si
isteri tidak dapat
menemani si suami
kerana sakit.
Maka ke hutanlah si tua
seorangan awal pagi
sebelum terbit mentari
untuk mencari kayu api.
Seharianlah si tua
menebang pokok dengan
kapak besinya yang telah
uzur seuzur usianya.
Sehinggalah kepenatan
tidak jua dia berhenti.
Tiba-tiba genggamannya
semakin lemah lalu
terlepas kapak
kesayangan dari
tangannya lalu termasuk
kedalam sungai yang
dalam. Menangis sayulah
si tua kerana kehilangan
kapak yang menjadi punca
rezeki. Hendak terjun
mencari takut disambar
arus, merataplah ia
mengenangkan nasib.
Maka bersimpatilah pari-
pari dilangit melihat
kegundahan si tua
tersebut lalu turunlah
ia bertanya, "Wahai
orang tua. Kenapa
bersedih hati?"
Dengan nada perasaan
takut dan terkejut,
orang tua tersebut
menceritakan apa yang
berlaku.
"Baiklah, akan kubantu
mencari kapak engkau
yang tenggelam." Lalu
dengan serta merta
terjunlah si pari-pari
ke dalam sungai. Selang
beberapa minit timbul
lah kembali si pari-pari
sambil mebawa kapak
emas lalu dihulur kepada
situa. Dengan sedih,
jawab situa, "Bukan. Ini
bukan kepunyaan hamba.
Tidak mampu hamba
memiliki kapak emas
ini."
Lalu terjunlah sekali
lagi si pari-pari ke
dalam sungai dan timbul
kembali bersama kapak
perak. Tidak jua mengaku
si tua kerana itu bukan
kapak miliknya. Sekali
lagi si pari-pari terjun
lalu membawa pula kapak
gangsa. Tidak juga si
tua itu menerimanya
sehinggalah si pari-pari
membawakannya kapak
besi yang uzur.
Maka apabila terpandang
akan kapak itu,
giranglah hatinya kerana
itulah kapak miliknya.
Lalu si pari-pari
menyerahkan kapak
tersebut kepada si tua.
Sebagai balasan
kejujurannya kapak emas,
perak dan gangsa turut
dihadiahkan.
Pulanglah si tua dengan
hati yang gembira.
Sesampainya ke rumah
lalu diceritakan kepada
isterinya apa yang
berlaku. Si isteri turut
bergembira dengan
kejujuran suaminya.
Keesokan harinya isteri
si tua itupun sihat.

SANG MONYET YANG GEDIL

Pada suatu hari Sang
Kancil sedang berjalan-
jalan di kebun buah-
buahan dan sayur-
sayurannya bersama
rakannya Sang Kura-kura.
Sedang asyik mereka
menikmati buah-buahan di
situ, tiba-tiba datang
Sang Monyet yang
kelihatan amat kelaparan
sekali.
"Tolong, tolong, aku
amat lapar sekali. Sudah
beberapa hari aku tak
makan", kata Sang Monyet
dengan sedih.
"Bolehkah kiranya kamu
berdua berikan sedikit
buah-buahan untuk aku
makan", pinta Sang
Monyet tadi.
Sang Kancil dan Sang
Kura-kura berasa amat
sedih dan kasihan
melihat keadaan Sang
Monyet seperti itu.
"Baiklah Monyet, ambillah
apa saja yang kau mahu",
kata Sang Kancil.
"Terima kasih Kancil,
terima kasih Kura-kura",
seloroh Sang Monyet
gembira.
Melihatkan pepohon buah-
buahan yang merimbun di
hadapannya, mulalah Sang
Monyet berasa tamak.
Tiba-tiba dia ternampak
akan pokok cili yang
ranum dengan cili-cili
yang merah menyala.
"Aku mahu itu, aku mahu
itu!", teriak Sang
Monyet.
"Jangan Monyet, nanti
kau yang menanggung
pedihnya", tegah Sang
Kura-kura.
"Betul tu Monyet,
pilihlah buah yang lain",
sokong Sang Kancil.
"Ah, aku tak peduli. Aku
mahu buah itu juga",
kata Sang Monyet tegas.
Dengan tidak
mempedulikan amaran
Sang Kancil dan Sang
Kura-kura, Sang Monyet
terus meluru ke arah
pokok cili. Dia memetik
cili-cili yang merah
menyala itu dan terus
memakannya dengan
gelojoh.
Tiba-tiba Sang Monyet
menjerit,
"Pedas!!!, pedas!!!, air,
air, mana air. Pedas!!!",
Dengan muka yang merah
kerana menahan Sang
Monyet berlari mencari
air bagi menghilangkan
pedas di lidahnya itu,
sambil Sang Kancil dan
Sang Kura-kura
menggeleng-gelengkan
kepala mereka.

Pemotong Kayu Yang Jujur

Tersebutlah kisah nun jauhdi pedalaman, tinggalnya seorang pemotong kayu yangtua dan miskin. Adapun kemampuannya hanyalah mencari rezeki dengan menebang pokok yang sederhana besarnya untuk dijual sebagai kayu api. Hanya isterinyalah penemanhidup saban hari tanpa dikurniakan anak. Dijadikan cerita, takdirnyapada suatu pagi, pergilah si tua tersebut jauh ke hutan untuk menebang pokokuntuk dibuat kayu api. Tidak seperti kebiasaannya,kali ini si isteri tidak dapat menemani si suami kerana sakit. Maka ke hutanlah si tua seorangan awal pagi sebelum terbit mentari untuk mencari kayu api. Seharianlah si tua menebang pokok dengan kapak besinya yang telah uzur seuzur usianya. Sehinggalah kepenatan tidak jua dia berhenti. Tiba-tiba genggamannya semakin lemah lalu terlepas kapak kesayangan dari tangannya lalu termasuk kedalam sungai yang dalam. Menangis sayulah si tua kerana kehilangan kapak yang menjadi punca rezeki. Hendak terjun mencari takut disambar arus, merataplah ia mengenangkannasib. Maka bersimpatilah pari-pari dilangit melihat kegundahan si tua tersebutlalu turunlah ia bertanya,"Wahai orang tua. Kenapa bersedih hati?" Dengan nada perasaan takutdan terkejut, orang tua tersebut menceritakan apa yang berlaku. "Baiklah, akan kubantu mencari kapak engkau yang tenggelam." Lalu dengan serta merta terjunlah si pari-pari ke dalam sungai. Selang beberapa minit timbul lah kembali si pari-pari sambil mebawa kapak emas lalu dihulur kepada situa. Dengan sedih,jawab situa, "Bukan. Ini bukan kepunyaan hamba. Tidak mampu hamba memilikikapak emas ini." Lalu terjunlah sekali lagi si pari-pari ke dalam sungai dan timbul kembali bersama kapak perak. Tidakjua mengaku si tua kerana itu bukan kapak miliknya. Sekali lagi si pari-pari terjun lalu membawa pula kapak gangsa. Tidak juga si tua itu menerimanya sehinggalah si pari-pari membawakannya kapak besi yang uzur. Maka apabila terpandang akan kapak itu, giranglah hatinya kerana itulah kapak miliknya. Lalu si pari-pari menyerahkan kapak tersebut kepada si tua. Sebagai balasan kejujurannya kapak emas, perak dan gangsa turut dihadiahkan. Pulanglah si tua dengan hati yang gembira. Sesampainya ke rumah lalu diceritakan kepada isterinya apa yang berlaku.Si isteri turut bergembiradengan kejujuran suaminya. Keesokan harinya isteri situa itupun sihat.

Sang Monyet yang Degil

Pada suatu hari Sang Kancil sedang berjalan-jalan di kebun buah-buahandan sayur-sayurannya bersama rakannya Sang Kura-kura. Sedang asyik mereka menikmati buah-buahan di situ, tiba-tiba datang Sang Monyet yang kelihatan amatkelaparan sekali. "Tolong, tolong, aku amat lapar sekali. Sudah beberapa hari aku tak makan", kata Sang Monyet dengan sedih. "Bolehkah kiranya kamu berdua berikan sedikit buah-buahan untuk aku makan", pinta Sang Monyet tadi. Sang Kancil dan Sang Kura-kura berasa amat sedih dan kasihan melihat keadaan Sang Monyet seperti itu. "Baiklah Monyet, ambillah apa saja yang kau mahu", kata Sang Kancil. "Terima kasih Kancil, terima kasih Kura-kura", seloroh Sang Monyet gembira. Melihatkan pepohon buah-buahan yang merimbun di hadapannya, mulalah SangMonyet berasa tamak. Tiba-tiba dia ternampak akan pokok cili yang ranumdengan cili-cili yang merahmenyala. "Aku mahu itu, aku mahu itu!", teriak Sang Monyet. "Jangan Monyet, nanti kau yang menanggung pedihnya",tegah Sang Kura-kura. "Betul tu Monyet, pilihlah buah yang lain", sokong Sang Kancil. "Ah, aku tak peduli. Aku mahu buah itu juga", kata Sang Monyet tegas. Dengan tidak mempedulikan amaran Sang Kancil dan Sang Kura-kura, Sang Monyet terus meluru ke arah pokok cili. Dia memetik cili-cili yang merah menyala itu dan terus memakannya dengan gelojoh. Tiba-tiba Sang Monyet menjerit, "Pedas!!!, pedas!!!, air, air,mana air. Pedas!!!", Dengan muka yang merah kerana menahan Sang Monyetberlari mencari air bagi menghilangkan pedas di lidahnya itu, sambil Sang Kancil dan Sang Kura-kura menggeleng-gelengkan kepalamereka.

Sang Merak dengan Sang Gagak

Alkisah satu masa dahulu di dalam sebuah rimba yangpermai terdapat dua ekor burung yang bersahabat baik iaitu Sang Gagak dan Sang Merak. Pada masa itu Sang Gagak dan Sang Merak tidak mempunyai warna padabulu mereka apatah lagi corak yang menarik Disebutkan dalam kisah mereka, pada suatu hari sedang mereka bersiar-siardi rimba itu, mereka terjumpa dengan beberapa tong cat yang bermacam-macam warna. Lantas timbullah idea dalam diri Sang Gagak untuk menggunakan cat tersebut untuk mewarnakan dirinya yang tidak berwarna berserta sahabat baiknya. Hal tersebut dipersetujui oleh Sang Merak yang juga mahukan warna pada badannya. Dia mengemukakancadangan untuk Sang Gagak melukis di badannya dulu sebelum dia pula mewarnakan badan Sang Gagak. Sang Gagak yang dikenali sebagai seekor binatang yang kreatif dan berbakat mula melukis corak dan mewarnakan badan sang Merak. Hasilnya Sang Merakkelihatan cantik dengan warna barunya. Sesudah itutibalah giliran Sang Merakuntuk mewarnakan badan Sang Gagak. Tetapi Sang Merak pula dikenali sebagai binatang yang tidak mempunyai bakatdan amat pemalas. Tanpa mahu memikir panjang, SangMerak terus mengambil cat hitam dan dicampakkannya ke arah badan Sang Gagak. Hasilnya tubuh Sang Gagak berwarna hitam legam keseluruhannya. Sang Merak yang kaget dengan kejadian itu terus melarikan diri. Setelah beberapa ketika Sang Gagaksudah tidak sabar untuk melihat dirinya yang baru.Dia berjalan cepat-cepat ke arah sungai berdekatan dan melihat dirinya pada riak air sungai tersebut. Alangkah terkejutnya sang Gagak apabila melihat dirinya yang berwarna hitam keseluruhannya dari atas hingga ke bawah. Dengan rasa marah yang teramat sangat Sang Gagak terus mencari Sang Merak yang sudah lari jauh ke dalam rimba itu. Begitulah ceritanya kenapagagak membuat bunyi, "akk, akk" singkatan kepada"merak, merak". Ada yang mengatakan Sang Gagak terus mencari Sang Merak hingga ke hari ini. Dan Sang Merak terus menyembunyikan diri dari Sang Gagak walaupun dia selalu bermegah-megah dengan kecantikannya.

Perlumbaan Sang Anab Dan Sang Kura-Kura

Pada suatu hari, Sang Kura-kura sedang berjalan perlahan-lahan mengambil angin pagi di rimba. Tiba-tiba datang Sang Arnab yang memang terkenalantara binatang yang pantas di rimba itu. "Eh, Kura-kura, ada kau di sini, mahu ke mana kau?", kata Sang Arnab membuka bicara. "Ya, Arnab, aku tak ke mana-mana saja berjalan-jalan", jawab Sang Kura-kura. "Kura-kura-Kura-kura, kasihan aku tengok kau ni,jalan pun lambat, bila kau mahu tiba ke destinasi", ejek Sang Arnab yang memang dikenali suka mengejek yang lemah. "Tak apalah Sang Arnab, dah dijadikan aku begini, aku redha", kata Sang Kura-kura sambil terus berjalan meninggalkan SangArnab tadi. Sang Arnab masih tidak berpuas hati kerana Sang Kura-kura sepertinya tidakterkesan akan sindirannya tadi. Lantas dia mengemukakan satu cabaran kepada Sang Kura-kura dengan niat mahu mengenakan dan memalukannya. "Apa kata kalau kita berlumba Kura-kura, saja aku mahu bersaing dengan kau", "Tidak apalah Arnab", jawabSang Kura-kura ringkas. "Tak kira Kura-kura kau mesti berlumba dengan aku juga besok, aku tunggu dekat tebing sungai sana", kata Sang Arnab tidak mempedulikan kata-kata Sang Kura-kura. Keesokkan harinya, seluruh rimba datang untuk menyaksikan perlumbaan antara Sang Arnab dan SangKura-kura itu. Dengan SangKancil menjadi pengadilnya,perlumbaan yang dijadualkan bermula dari tebing sungai, menelilingi rimba dan tamat di tebing sungai kembali, perlumbaan itu dimulakan di tengah-tengah hiruk pikuk penyokong kedua-dua peserta. Dengan pantasnya Sang Arnab berlari jauh meninggalkan Sang Kura-kura. Sedang Sang Kura-kura berjalan perlahan-lahan melepasi garisan mula. Setelah beberapa ketika Sang Arnab berhenti di bawah sebatang pokok. Laludia memerhatikan kalau-kalau ada kelibat sang Kura-kura di belakangnya. "Ah, pasti sudah jauh ku tinggalkan Kura-kura, garisan tamat pun dah dekat, mengantuk pula aku, baik aku tidur sekejap, bila aku terjaga nanti Kura-kura pasti belum memotong aku", fikir Sang Arnab. Dengan rasa mengantuknya, Sang Arnab pun tidur di bawah pokok tersebut. Tidak lama kemudian, Sang Kura-kura tiba di pokok tempat Sang Arnab sedang tidur. Dengan tidak mempedulikan Sang Arnab, Sang Kura-kura terus berjalan menuju garisan penamat. Selepas beberapa ketika, Sang Arnab terjaga dari tidurnya. Dengan tergesa-gesa dia berlari menuju garisan penamat. "Ish, lama pula aku tidur, entah-entah Sang Kura-kurasudah memotong aku", getusnya sendiri. Sesampainya Sang Arnab di garisan penamat kelihatanlah Sang Kura-kuramenerima ucapan tahniah dari binatang-binatang rimba yang lain kerana memenangi perlumbaan itu. Dengan rasa malunya Sang Arnab beredar pantas dari situ kerana tewas kepada Sang Kura-kura sambil diketawakan para penghuni rimba.

SANG KANCIL DAN GAJAH

Bermulalah kisah pada suatu petang sang kancil yang cerdik bersiar-siar didalam hutan belantara. Sedang ia bersiar-siar tiba-tiba sang kancil telah terjatuh ke jurang yang amat dalam. Ia cuba untuk keluar berkali-kali malangnya tidak berjaya. Setelah segala usaha yang dilakukan adalah sia-sia, sang kancil pun berfikir, "Macam mana aku nak keluar dari lubang yang sangat dalam ini. " Setelah lama berfikir namun tiada idea yang bernas untuk sang kancil keluar dari lubang tadi, namun sang kancil tetap tidak mahu berputus asa. Dalam kebuntuan mencari idea, sang kancil telah terdengar bunyi tapak kaki yang besar. "Kalau bunyi tapak kaki macam ni, ni tak lain, mesti gajah ni!" Tiba-tiba Sang Kancil mendapat satu idea yang bernas untuk menyelamatkan diri untuk keluar dari lubang. Kemudian Sang gajah yang lalu itupun menegur sang kancil, "Eh sang kancil, tengah buat apa?" Tanya si Gajah. "Menyelamatkan diri!" Jawab Sang Kancil. "Dari apa?" Tanya gajah lagi. "Dari bahaya, cuba tengok atas, langit nak runtuh, dah hitam." Balas sang kancil. Gajah yang dungu ini pun terus mempercayai sang kancil bulat-bulat. "Habis tu macam mana nak selamatkan diri?" Tanya si gajah. "Masuk lah sekali dalam lubang ini, kalau langit runtuh pun selamat kita dekat sini. " Tanpa berfikir panjang sang gajah pun terus melompat ke dalam lubang untuk menyelamatkan dirinya. Kemudian sang kancil pun mengambil kesempatan untuk melompat di atas badan gajah dan terus keluar dari lubang yang dalam itu. "Haha, padan muka engkau, selamat aku." Kemudian sang kancil pun berlalu pergi meninggalkan sang gajah yang masih terpinga-pinga di dalam lubang tadi.

Kasih Ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkansepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiapkali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri darisuamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu , karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yangdibanggakan oleh anak-anakku. Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantukyang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting akusenang ia menungguiku sampai bel berbunyi. Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah akumenungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolongankudisaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga. Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasamalu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang takmenyangka aku sedang bersamanya. Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibumemang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasandi tubuhku dari sisa uangbelanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka dikaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis. Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasajauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya. Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telahmelahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan,tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apayang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akanpernah menjadi aku yang sekarang. Pada hari pernikahanku, iamenggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati,memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akadnikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saatitulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini. Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istriyang baik dan taat kepadasuamiku hingga tak jarangaku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwasegala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummuIbu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Harga Anak Anjing Cacat

Di sebuah toko hewan yang menjual berbagai jenis anjing peliharaan, terpajang sebuah pengumuman yang menyatakan bahwa ada beberapa anak anjing berusia sebulan yang siap di jual. Melihat pengumuman itu, seorang anak laki-laki, masuk ke dalam toko kemudian bertanya, “Berapa harga anak anjing yang Anda jual?” kemudian sang pemilik toko menjawab, “Satu anak anjing bisa diberi harga 500 ribu sampai 700 ribu rupiah,” Anak laki-laki itu kemudian mengambil beberapa lembar uang yangada di dalam saku celananya, “Uangku hanya lima puluh ribu, apakah aku boleh melihat-lihat anak anjing yang Anda jual?” Pemilik toko anjing itu tersenyum dan tidak keberatan, dia segera bersiul dan muncul beberapa ekor anjing yangberlarian menuju sang pemilik toko. Dari beberapa ekor anak anjingtersebut, ada salah satu anak anjing yang berjalan sedikit pincang dan tertinggal di belakang. “Anak anjing itu kenapa?” tanya sang bocah. Sang pemilik toko kemudian menjelaskan bahwa anak anjing itu memang mengalami cacat fisik sejak lahir, pada salah satu kaki belakangnya. “Kalau begitu, aku mau membeli anak anjing itu,” kata sang anak laki-laki. “Aku sarankan agar kau tidak membeli anak anjingcacat itu, tetapi kalau kau menginginkannya, aku akan memberikan secara cuma-cuma,” ujar sang pemilik toko. Wajah anak laki-laki itu tampak kecewa. “Aku tidakmau kalau Anda memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma. Sekarang saya hanya punya uang lima puluh ribu, aku akan mencicil membayarnya dengan uang sakuku,” ujarnya dengan suara yangyakin dan mantap. “Nak, kenapa kau ingin membeli anak anjing cacat itu? Dia tidak bisa berlari dengan cepat, tidak bisa melompat dengan gesit dan bermain seperti anak anjing lainnya,” ujar sang pemilik toko. Setelah terdiam beberapa detik, anak laki-laki itu menarik ujung celana panjang yang dia pakai. Tampak sepasang kaki yangterbuat dari bahan metalik, sepasang kaki palsu. “Aku juga tidak bisa berlari dengan cepat,tidak bisa melompat dengan bebas seperti anak-anak lainnya. Karena itu aku tahu bagaimana rasanya, dan anak anjing itu membutuhkan seseorangyang mengerti bagaimana rasanya menjadi sosok yang aku lebih suka menyebutnya spesial dibandingkan cacat,” Pemilik toko langsung terharu dan mengatakan, “Aku akan berdoa agar anak-anak anjing yang lainbisa memiliki majikan sebaik dan sehebat dirimu,nak.”

AYAH DAN ANAK DITEPI KOLAM

Seorang pria tua yang usianya sudah menginjak 85 tahun duduk di tepi kolam ditemani anaknya, yang usianya 42 tahun. Ia sangat bangga pada anaknya yang sukses itu. Sekalipun ia tahu bahwa anaknya tak pernah punya banyak waktu untuknya kini. Memecah keheningan, sang ayah bertanya pada anaknya… “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” tanya sang ayah “ Ikan koi , ayah. Aku membawanya dari Jepang,” jawab si anak. Merekapun kembali diam. Beberapa menit kemudian sang ayah bertanya lagi. “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” “Kan aku sudah bilang tadi. Ini ikan koi, aku membawanya dari Jepang, kemarin,” jawab si anak ketus. Ayahnya mengangguk-anggukdan mengagumi ikan-ikan yang berlarian di kolam tersebut.Selang beberapa menit kemudian, ia kembali bertanya. “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” Dengan geram, si anak tetap fokus pada iPad yang dipegang di tangannya. Tanpa menoleh pada si ayah ia menjawab ketus, “itu namanya ikan koi, yah. Ikan koi!” Ayahnya tersenyum sambil terus mengagumi ikan-ikanindah tersebut. Dan untuk kesekian kalinyasang ayah bertanya pada anaknya. “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” Si anak langsung meletakkan iPad di genggamannya. “Ayah, kenapa sih ayah menanyakan hal yang sama berulang-ulang? Bukankah aku sudah bilang ini adalah ikan koi. Kenapa ayah nggak ngerti juga?” Ayahnya terdiam. Dengan gerakan yang sangat lambat ia mengambil dompet di sakunya. Mengeluarkan sebuah foto masa mudanya. Ketika ia pergi memancing dengan anaknya di sebuah danau dekat rumah. “Ingatkah kau akan foto ini nak? Saat itu kau masih kecil. Rasa keingintahuanmu sangat besar. Setiap kali ayah mendapat ikan, kau akan bertanya pada ayah ‘ikan apakah itu, ayah?’ dan ayah akan menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tak hanya sekali saja pertanyaan itu keluar darimulut kecilmu. Kau akan mengulangi sebuah pertanyaan sebanyak 25 kali jika kau sangat ingintahu. Dan ayah tetap menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tetapi, mengapakini ayah baru bertanya 4kali saja, kau sudah marah?” tanyanya sambil meneteskan air mata. Hikmah dari Kisah Ayah dan Anak Kejadian ini mungkin pernah dirasakan oleh kitajuga. Saat kondisi orang tua sudah mulai menua. Pertanyaan-pertanyaan ataucerita-cerita yang sudah pernah diucapkan akan terus menerus diucapkan. Beliau mungkin tidak ingat, atau hanya terlalu bersemangat membahas sebuah topik. Dan untuk itulah, kita yang dulu juga pernah menanyakan hal berulang-ulang di saatmasih anak-anak, hendaknyabersikap sama sabarnya. Menjawab semua pertanyaanyang sama dengan hati ikhlas . Mendengarkan cerita yang sama terus menerus bak belum pernah mendengar sebelumnya. Setidaknya bahagia orang tua itu sederhana, didengarkan dengan ikhlas.

Telinga Dan Tangan Ibu

Berada bersama ibu begitumenenangkan. Sebab rasanya ibu tak pernah lelah menjadi ‘telinga terbaik’ bagi setiap cerita yang mengalir deras dari mulut saya, setiap kali sampai di rumah, selesai beraktifitas seharian. Ibutak perlu bertanya apapun,saya akan duduk manis berlama-lama di kamarnya, menumpahkan segala yang telah memenuhsesakkan dada ini. Saya tak pernahberpikir sebelumnya, bahwaceloteh saya saat itu bisa jadi akan menambah lelah dan memberatkan beban yang sudah menggelantung di pundak ibu. Tapi senyumnya tetapmelipur hati, seolah letihitu tak ada.Hari itu, saya begitu tergesa sampai di sekolah,hampir saja terlambat. Pagi-pagi sekali, tidak seperti biasanya, saya telah ikut sibuk membereskan banyak sekalibarang. Sekitar pukul tujuh, saya dan ibu telah berada di sebuah lobby hotel terkenal di Jakarta.Hari itu, untuk yang pertama kalinya, saya berhadapan dengan sekian banyak turis yang berseliweran dengan wajah-wajah penuh antusias memandangi, melihat-lihat,dan bercakap-cakap dengankami-para penjaja barang dagangan di stand bazaar.Kali itu, saat yang istimewa bagi ibu, hari pertama menjadi peserta bazaar yang dihadiri paraturis maupun pekerja asing. Saya pun tak kalahsemangatnya, sepanjang siang di sekolah tak henti-hentinya tersenyum-senyum sendiri, sampai teman sebangku saya-Rani namanya-rasanya sudah begitu bosan mendengar celotehan saya tentang pengalaman pagi itu. Menyaksikan dan terkikik geli mendengar ibu bercakap-cakap dengan para pembeli. Ngawur, tapitetap saja ngotot. Padahalibu tak bisa berbahasa Inggris. Saya rasa Allah telah menganugerahkan ibu sepasang ‘ tangan ajaib ’. Saya ingat, belasan tahun lalu, saat saya duduk di bangku SD, rumah kami penuh dengan pernak-pernik. Saat itu, puluhan gulung pita berwarna-warnimenumpuk di sudut kamar. Berjejeran pula berlembar-lembar karton tebal, busa,serta tumpukan kain. Saatitu, saya selalu senang memandangi dan bermain-main di ‘pojok berantakan’milik ibu. Kedua tangannyatelah menghasilkan barang-barang yang begitu menarik di mata saya. Saat itu, saya dengan gembira menyambut tawaranibu untuk menjadi ‘asistennya’. Dan saya punasyik bergumul dengan plastik-plastik kecil, membukanya kemudian memasukkan pita rambut warna-warni hasil karya ibu, dan menjepitnya dengan stapler. Hanya itu.Ibu tak memperkenankan saya untuk menyentuh ‘tempat foto’ cantik buatannya, yang digantung berjejer di dinding kamar.Belum lagi tumpukan souvenir pesta pernikahan,entah ada berapa ratus. Kegembiraan saya berada di antara benda-benda menarik itu seperti membuat saya lupa, bahwa saya sering menemukan ibuterkantuk-kantuk duduk di‘meja operasi’nya sampai tengah malam, menyelesaikan pesanan. Ibu telah menghabiskan entah berapa bagian waktudalam hidupnya untuk menjadi ‘ember’ ternyaman bagi diri saya. Di sanalahsaya menumpahkan segala macam hal yang sering membuat ibu tersenyum geli, tertawa, atau mungkin juga turut bersedih atas apa yang saya alami. Ajaibnya, kinisaya tak lagi perlu memulai percakapan itu. Sepertinya ibu telah mengetahui segala isi hatisaya, tanpa perlu saya ungkapkan. Begitukah seorang ibu? Saya sempat berpikir, tak usahlah lagimenceritakan segala hal padanya. Mungkin itu hanyaakan menambah lelahnya. Saya memutuskan untuk berhenti berceloteh pada ibu, toh saya sudah dewasa, dan tak lagi pantas memberatkannya dengan hal-hal tak pentingmacam celotehan itu. Namun hari itu, ibu menelpon saya ke kantor dan menegur saya, “Ta, kapan kamu ke rumah? Kitakan udah lama nggak cerita-cerita…” Ibu tak hanya pendengar setia bagi celoteh anaknya, namun ia juga telah memberi dan mengajarkan saya banyak hal melalui kedua ‘tangan ajaib’nya. Ia mengajarkan saya untuk selalu berusaha menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, melalui mimik wajah serta kalimat-kalimatnya menanggapi setiap perkataan yang saya ucapkan. Saya belajar, bahwa setiap perhatian kecil yang diberikan kepada seorang anak, maka yang tersimpanpadanya adalah sebuah kasih sayang besar dan keyakinan bahwa ia disayangi. Saya belajar, bahwa kedua tangan anugerah Allah ini, adalahmodal bagi kerja keras yang harus dilakukan demiorang-orang tercinta, keluarga. Entah apapun yang dapat diperbuat. Saya tak heran, betapa banyak teman dan relasi bisnis yang ibu miliki sekarang. Banyak pula kerabat dekat yang betah berlama-lama mengobrol dengan ibu. Tak sedikit orang yang mengagumi ‘bakat’ yang mereka katakan terhadap keterampilan yang ibu miliki. Ibu menyebutnya hobi, tapi saya memahaminya sebagai cara ibu bersenang-senang dengan ‘tuntutan’ padanya untuk membantu ayah membiayai keluarga. Seringkali lelah membayangdalam raut wajah ibu, namun tak jarang saya mendapatinya berbinar kala‘tangan ajaib’nya telah berhasil ‘menciptakan’ karya baru. Sekarang ini, adalah giliran saya untuk menjadi‘telinga terbaik’ bagi ibusampai hari tuanya nanti, dan mempersembahkan hasilyang dapat saya raih darikedua belah tangan ini untuk membahagiakannya.

Hidup Adalah Anugerah Bagi Jiwa Yang Ikhlas

Yang tinggal di gunung merindukan​ pantai. Yang tinggal di pantai merindukan​ gunung. Di musim kemarau merindukan​ musim hujan. Di musim hujan merindukan​ musim kemarau. Yang berambut hitam mengagumi yang pirang. Yang berambut pirang mengagumi yang hitam. Diam di rumah merindukan​bepergian. Setelah bepergian merindukan​ rumah. Ketika masih jadi karyawaningin jadi Entreprene​ur supaya punya kebebasan waktu. Begitu jadi Entreprene​uringin jadi karyawan, biar tidak pusing. Waktu tenang mencari keramaian. Waktu ramai mencari ketenangan​. Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/is​tri cantik. Begitu sudah dapat suami ganteng/is​tri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh.​. Punya anak satu mendambaka​n banyak anak. Punya banyak anak mendambaka​n satu anak saja. Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelumdimiliki. Namun setelah dimiliki takindah lagi. Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, namun mengabaika​n apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ? ‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’ ‘Jangan menutup mata kita,walaupun hanya dengan daunkecil’ Jangan menutupi hati kita,walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif. Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua. Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

UNIVERSITAS KEHIDUPAN

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR Jika setiap doa kita terusDIKABULKAN, bagaimana kitadapat belajar IKHTIAR. Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidakada air mata Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidakada kekurangan Seorang yang tekun berdoa,bukan berarti tidak ada masa sulit Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik. Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN. Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamusedang belajar tentang KESUNGGUHAN Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itukamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN Ketika kamu harus membayarbiaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedangbelajar tentang KEMURAHAN HATI. Tetap semangat…. Tetap sabar…. Tetap tersenyum….. Karena kamu sedang menimbailmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN” Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dankenyamanan MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIRMATA.

AIR MINUM DI GURUN

Seorang pria tersesat di gurun pasir. Ia hampir mati kehausan. Akhirnya, iatiba di sebuah rumah kosong. Di depan rumah tuatanpa jendela dan hampir roboh itu, terdapat sebuahpompa air. Segera ia menuju pompa itu dan mulaimemompa sekuat tenaga. Tapi, tidak ada air yang keluar. Lalu ia melihat ada kendi kecil di sebelah pompa itudengan mulutnya tertutup gabus dan tertempel kertasdengan tulisan,”Sahabat, pompa ini harus dipancing dengan air dulu.. Setelah Anda mendapatkan airnya, mohon jangan lupa mengisi kendi ini lagi sebelum Anda pergi.” Pria itu mencabut gabusnya dan ternyata kendi itu berisi penuh air. “Apakah air ini harus dipergunakan untuk memancing pompa? Bagaimanakalau tidak berhasil? Tidak ada air lagi. Bukankah lebih aman saya minum airnya dulu daripadananti mati kehausan kalau ternyata pompanya tidak berfungsi? Untuk apa menuangkannya ke pompa karatan hanya karena instruksi di atas kertas kumal yang belum tentu benar?” Begitu pikirnya. Untung suara hatinya mengatakan bahwa ia harus mencoba mengikuti nasihat yang tertera di kertas itu, sekali pun berisiko. Ia menuangkan seluruh isi kendi itu ke dalam pompa yang karatan itu dan dengan sekuat tenaga memompanya. Benar!! Air keluar dengan melimpah. Pria itu minum sepuasnya. Setelah istirahat memulihkan tenaga dan sebelum meninggalkan tempat itu, ia mengisi kendi itu sampai penuh, menutupkan kembali gabusnya dan menambahkan beberapa kata di bawah instruksi pesan itu: “Sayatelah melakukannya dan berhasil. Engkau harus mengorbankan semuanya terlebih dahulu sebelum bisa menerima kembali secara melimpah . PERCAYALAH!! Inilah kebenaran hukum alam.”

TUKANG BECAK DAN BAYI PEREMPUANNYA

Hati siapa yang tidak tersentuh melihat seorang pria menarik becak di siang hari yang panas sambil menggendong bayi? Hal ini benar-benar terjadidi India. Pria ini mengasuhbayinya karena sang istri meninggal setelah melahirkan dan tidak ada yang bersedia merawat sangbayi. Nama pria ini adalah BabluJatav, 38 tahun. Dia dikaruniai seorang bayi perempuan yang diberi namaDamini setelah menikah selama 15 tahun dengan istrinya, Shanti. Pak Bablumengatakan bahwa dia sangat senang diberkati seorang putri, tetapi dia menyimpan kesedihan mendalam karena sang istrimeninggal sesaat setelah melahirkan. “Shanti meninggal tidak lama setelah melahirkan dirumah sakit pada tanggal 20 September,” ujar pak Bablu. “Sejak saat itu, belum ada seorang pun yangmau merawat putri saya, sehingga saya yang merawatnya, bahkan pada saat saya menarik becak,” lanjutnya. Pekerjaan pak Bablu sehari-hari adalah penarikbecak di kota Bharatpur. Dia tidak memiliki saudarayang bisa merawat bayinya,sehingga jalan satu-satunya adalah merawat sang putri sambil bekerja. Pak Bablu menggendong bayinya dengankain yang dililitkan di leher. Hal ini terpaksa dialakukan, bahkan di tengah hari yang sangat panas. Kondisi ini memang memprihatinkan, terutama bagi Damini yang masih sangat kecil. Panasnya matahari dan kondisi jalanan membuatnya harus dilarikan di rumah sakit Jaipur beberapa waktu yanglalu. Sang bayi mengalami septikemia, anemia dan dehidrasi akut. Untungnya, kondisi sang bayi membaik setelah dirawat. Berita ini dengan cepat menyebar di India, sehinggabanyak tawaran bantuan yang diterima oleh pak Bablu. Besar kemungkinan bahwa pemerintah India setempat sedang memprosescara untuk membantu merawat sang bayi. Semoga bantuan segera datang, sehingga bayi perempuan ini mendapat perawatan yang lebih baik. Sahabat, jangan remehkan cinta seorang ayah. Sudahkah Anda berterima kasih pada beliau?

EMOSI

Sering kita
menemukan,
bagaimana emosi
memberi dampak yang
tidak pernah kita
inginkan. Tidak
sedikit emosi yang
meninggalkan efek
destruktif. Andaikan
saja kita bisa
memahami makhluk
apa sesungguhnya
emosi itu, tentu kita
bisa menjadi lebih
bijaksana.
Emosi bisa jadi
merupakan reaksi
atas berbagai
kejadian yang
berlaku dalam
kehidupan kita. Emosi
juga dapat
menentukan
bagaimana sebuah
kejadian dipahami dan
disikapi. Sebuah
emosi biasanya
berangkat dari
prasangka dan
stereotip seseorang.
Emosi merupakan
bagian dari perasaan
kita. Bila tidak
dikendalikan, emosi
bisa membatasi
persepsi kita.
Itu sebabnya, sudah
seyogyanya emosi
bisa dikendalikan,
bukan yang
mengendalikan. Sebab
bila emosi dibiarkan
masuk dalam logika
maka akan jadi
berbahaya. Persepsi
kita bisa menjadi
selektif. Membuat
kita hanya melihat
apa yang sesuai
dengan perasaan
kita.
“Sahabat,
berpikirlah dua kali
sebelum engkau
melakukan sesuatu,
agar bisa
dipertimbangkan
dengan bijaksana,
dan membawamu
pada keselamatan.”
Palu
Menghancurkan
Kaca, Tetapi
Palu Membentuk
Baja.
Apa makna dari
pepatah kuno diatas?
Jika jiwa kita rapuh
seperti kaca, maka
ketika palu/masalah
menghantam, kita
akan mudah putus
asa, frustasi,
kecewa, marah, dan
jadi remuk redam.
Jika kita adalah kaca,
maka kita juga
rentan terhadap
benturan. Kita mudah
tersinggung, kecewa,
marah, atau sakit
hati saat kita
berhubungan dengan
orang lain. Sedikit
benturan sudah lebih
dari cukup untuk
menghancurkan
hubungan kita.
Jangan pernah jadi
kaca, tapi jadilah
baja. “Mental baja”
adalah mental yang
selalu positif, bahkan
tetap bersyukur di
saat masalah dan
keadaan yang benar-
benar sulit tengah
menghimpitnya.
Mengapa demikian?
Orang yang seperti
ini selalu menganggap
bahwa “masalah
adalah proses
kehidupan untuk
membentuknya
menjadi lebih baik”.
Sepotong besi baja
akan menjadi sebuah
alat yang lebih
berguna setelah lebih
dulu diproses dan
dibentuk dengan palu.
Setiap pukulan
memang menyakitkan,
namun mereka yang
bermental baja selalu
menyadari bahwa itu
baik untuk dirinya.
Jika hari ini kita
sedang ditindas oleh
masalah hidup, jangan
pernah merespons
dengan sikap yang
keliru!
Jika kita adalah
“baja”, kita akan
selalu melihat palu
yang menghantam
kita sebagai sahabat
yang akan
membentuk kita.
Sebaliknya jika kita
“kaca” maka kita
akan selalu melihat
palu sebagai musuh
yang akan
menghancurkan kita.

DUA KANTONG YANG BERBEDA

Alkisah, ada seseorang yangsangat menikmati kebahagiaan & ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yangsatu terdapat lubang di bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidakterdapat lubang. Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti makian& sindiran, ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya. Pada malam hari, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan apa pun. Maka iapun tertawa dan tetap bersukacita karena tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati dan jiwanya. Teman2.. Itulah yang seharusnya kita lakukan. Menyimpan semua yang baik di “kantong yang tidak berlubang”, sehingga tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita. Sebaliknya, simpanlah semuayang buruk di “kantong yang berlubang”. Maka yangburuk itu akan jatuh dan tidak perlu kita ingat lagi. Namun sayang sekali.. masihbanyak orang yang melakukan dengan terbalik!Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yangberlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalanihidup. Oleh karena itu, agar bisamenikmati kehidupan yang bahagia dan tenang: janganmenyimpan apa yang tidak baik di dalam hidup kita (tahukah Anda: sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian). Mari mencoba, menyimpan hanya yang baik dan bermanfaat.

MEMBELI : WAKTU

Pada suatu hari, seorang Ayah pulang dari bekerja pukul 21.00 malam. Seperti hari-hari sebelumnya, hari itu sangat melelahkan baginya.Sesampainya di rumah ia mendapati anaknya yang berusia 8 tahun yang dudukdi kelas 2 SD sudah menunggunya di depan pinturumah. Sepertinya ia sudah menunggu lama. “Kok belum tidur?” sapa sang Ayah pada anaknya. Biasanya si anak sudah lelap ketika ia pulang kerja, dan baru bangun ketika ia akan bersiap berangkat ke kantor di pagi hari. “Aku menunggu Papa pulang,karena aku mau tanya berapa sih gaji Papa?”, kata sang anak. “Lho, tumben, kok nanya gaji Papa segala? Kamu mauminta uang lagi ya?”, jawab sang ayah. “Ah, nggak pa, aku sekedar..pengin tahu aja…” kata anaknya . “Oke, kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dandibayar Rp.400.000. Setiap bulan rata-rata dihitung 25 hari kerja. Jadi gaji Papa satu bulan berapa, hayo?!”, tanya sang ayah. Si anak kemudian berlari mengambil kertas dari mejabelajar sementara Ayahnya melepas sepatu dan mengambil minuman. Ketika sang Ayah ke kamar untuk berganti pakaian, sang anak mengikutinya. “Jadi kalau satu hari Papadibayar Rp 400.000 utuk 10jam, berarti satu jam Papadigaji Rp 40.000 dong!” “Kamu pinter, sekarang tidur ya..sudah malam!” Tapi sang anak tidak mau beranjak. “Papa, aku boleh pinjam uang Rp 10.000 nggak?” “Sudah malam nak, buat apaminta uang malam-malam begini. Sudah, besok pagi saja. Sekarang kamu tidur” “Tapi papa..” “Sudah, sekarang tidur” suara sang Ayah mulai meninggi. Anak kecil itu berbalik menuju kamarnya. Sang Ayah tampak menyesaliucapannya. Tak lama kemudian ia menghampiri anaknya di kamar. Anak itusedang terisak-isak sambilmemegang uang Rp 30.000. Sambil mengelus kepala sang anak, Papanya berkata “Maafin Papa ya! Kenapa kamu minta uang malam-malam begini.. Besok kan masih bisa. Jangankan Rp.10.000, lebih dari itu juga boleh. Kamu mau pakaibuat beli mainan khan?” “Papa, aku ngga minta uang.Aku pinjam…nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajanku.” “Iya..iya..tapi buat apa??” tanya sang Papa. “Aku menunggu Papa pulang hari ini dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Satu jam saja pa, aku mohon. Mama sering bilang, kalau waktu Papa itu sangat berharga. Jadi aku mau beli waktu Papa. Aku buka tabunganku, tapi cuma ada uang Rp 30.000. Tadi Papa bilang, untuk satu jam Papa dibayar Rp 40.000.. Karena uang tabunganku hanya Rp.30.000,- dan itu tidak cukup, aku mau pinjam Rp 10.000 dari Papa” Sang Papa cuma terdiam. Ia kehilangan kata-kata. Iapun memeluk erat anak kecil itu sambil menangis.Mendengar perkataan anaknya, sang Papa langsung terdiam, ia seketika terenyuh, kehilangan kata-kata dan menangis.. Ia lalu segera merangkul sang anak yang disayanginya itu sambil menangis dan minta maaf pada sang anak.. “Maafkan Papa sayang…” ujar sang Papa. “Papa telah khilaf, selama ini Papa lupa untuk apa Papa bekerja keras. Maafkan Papa anakku” kata sang Papa ditengah suara tangisnya. Si anak hanya diam membisudalam dekapan sang Papanya. ================================================= Saya ingin bertanya kepadaAnda saat ini.. Sebetulnya, apakah alasan Anda untuk bekerja sangat keras dan mencari kesuksesan karir Anda? Demi uang yang banyak? Atau sesungguhnya demi keluarga Anda? Seringkali kita bekerja terlalu sibuk sehingga kita melupakan bahwa di akhir, keluargalah yang terpenting. Tidak ada gunanya Anda sukses tapi pada akhirnya keluarga Anda telah meninggalkan Anda atau hubungan Anda dengan keluarga telah rusak. Sesungguhnya, untung anak tersebut bicara dan komunikasi dengan orang tuanya untuk mencurahkan perasaannya. Sering kali, anak cenderungdiam dan bahkan tidak berbicara sama sekali tentang kondisinya kepada orang tua. Ketika di tanya mereka hanya menjawab “Tidak ada apa-apa” Bagaimana caranya Anda bisa menyelesaikan masalahjikalau Anda bahkan tidak tahu masalahnya dimana? Hal ini sering kali terjadipada anak dan khususnya terjadi pada anak di masa remaja. Mereka merasa diabaikan/ditinggalkan, tidak di cintai, tidak dihargai oleh orang tuanyasendiri.. Pertanyaan berikutnya mungkin cukup berat untuk Anda.. “Menurut Anda, lebih baik Anda mencintai anak Anda atau Anak Anda merasa di cintai oleh Anda?” Coba renungkan jawaban dari pertanyaan tersebut.. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan? Pelajari bahasa cinta anakAnda dan lakukan yang terbaik untuk memenuhi cinta anak Anda. Setiap anak memiliki bahasa cinta yang berbeda… Ada yang merasa waktu berkulitas cukup, ada yangberharap dari hadiah, adayang perlu di peluk. Setiap anak unik tapi Andabisa mengenalnya.. Lalu, bagaimana jikalau mereka tidak berbicara? Itulah gunanya tulisan tangan mereka. Anda bisa melihat emosi mereka di dalam tulisan tangan mereka. Itulah pentingnya Anda mengerti akan tulisan tangan dan mempelajarinya. Anda akan tahu dengan pasti situasi anak Anda dan apa yang terjadi pada mereka.

MITOS JAWA ARTI KEDUTAN

Kedutan, secara medis dikenal sebagai fasciculation, atau kontraksi spontan yang terjadi oleh sekelompok serabut otot yang dipersarafi satu motor unit, demikian dikutip dari SuaraMerdeka. Sedangkan menurut mitos Jawa, kedutan itu punya makna yang berbeda-beda. Beda tempat, maka beda pula artinya. Nah, inilah arti kedutan menurut mitos Jawa seperti dikutip dari Indospiritual. Kedutan di seluruh tubuh Apabila kedutan dirasakandi tubuh, maka pertanda Anda akan menghadapi banyak urusan yang sangatmenyibukkan. Kedutan di kepala sebelahkiri Artinya Anda akan mendapat rejeki yang banyak dari usaha yang Anda lakukan Kedutan di kepala sebelahkanan Artinya Anda akan dipuji dan dikagumi banyak orang Kedutan di kening Artinya Anda akan akan mendapat uang atau kebahagiaan Kedutan di alis sebelah kiri Artinya Anda akan bertemudengan orang yang dicintai, entah itu keluarga atau kekasih. Kedutan di alis sebelah kanan Artinya Anda akan bertemudengan kekasih Kedutan di pelupuk mata sebelah kiri Artinya Anda akan bertemudengan orang tua atau keluarga yang dicintai Kedutan di pelupuk mata sebelah kanan Artinya Ada akan menangisdan bersedih karena bertemu dengan kejadian yang menyakitkan Kedutan di telinga sebelah kiri Artinya Anda akan mengalami kesusahan atau bertemu kejadian menyakitkan Kedutan di telinga sebelah kanan Artinya Anda akan mendapat uang atau rejekiyang tak terduga asalnya Kedutan di pipi sebelah kanan Artinya Anda akan mendapatkan pekerjaan yang baik Kedutan di pipi sebelah kiri Artinya Anda akan mendapat kebahagiaan dan pujian dari orang di sekeliling Anda Kedutan di siku sebelah kanan Artinya Anda akan jatuh cinta dengan seseorang Kedutan di siku sebelah kiri Artinya Anda akan bertemudengan saudara jauh yang lama tak bertemu Kedutan di telapak tangansebelah kanan Artinya Anda akan memperoleh uang atau rejeki tak terduga dalam waktu dekat Kedutan di telapak tangansebelah kiri Artinya Anda akan mendapat kebahagiaan Kedutan di kaki sebelah kanan Artinya dalam waktu dekatini Anda akan bepergian jauh Kedutan di kaki sebelah kiri Artinya Anda akan bertemudengan masalah atau bahaya Kedutan di jari manis kanan atau kiri Artinya akan ada orang yang akan segera melamarAnda Benar atau tidak kejadianyang akan Anda alami, semuanya sebenarnya hanyamitos. Kembali kepada Anda, akan percaya atau tidak percaya.

MEMO DARI TUHAN

Tanggal: Hari ini Kepada: Kamu/Anda Dari: Boss Perihal: Dirimu Reff: Hidupmu Saya, Tuhanmu, Hari ini Saya akan menangani semua masalah anda. Harap diingat bahwa Saya tidak butuh bantuan anda. Jika kehidupan yang anda jalani saat ini membawa anda pada situasi yang tidak dapat anda tangani maka janganlah coba-coba untuk mengatasinya. Mohon letakkan permasalahan andatersebut pada kotak ADT (Akan Diselesaikan Tuhan). Semuanya akan diselesaikan,tapi dalam ukuran waktu Saya, bukan anda. Setelah masalah diletakkandalam kotak, jangan pernahanda kembali memperhatikannya, kembali menengoknya dan mengkhawatirkannya kembali. Sebaiknya anda fokus pada hal-hal lain indah yang sudah dan akan hadir dalam hidup anda. Jika anda mengalami hal-hal buruk dalam pekerjaan, pikirkan orang lain yang tidak memiliki pekerjaan selama bertahun-tahun. Jika hubungan cinta anda atau kondisi keluarga andasemakin memburuk, pikirkanorang lain yang tidak pernah merasakan rasanya mencintai dan dicintai. Jika anda sedih karena tidak bisa menikmati liburakhir pekan, pikirkanlah seorang janda miskin yang harus bekerja hampir seharian dan seminggu penuh untuk memberi makananak-anaknya. Jika tiba-tiba mobil/kendaraan anda rusakdi tengah jalan yang sepi dan jauh dari pertolongan,pikirkan orang lain yang tidak memiliki kaki atau lumpuh yang tidak dapat berjalan normal. Jika anda tiba-tiba melihat rambut anda sudah mulai memutih beruban, pikirkanlah pasien kanker yang rambutnya rontok karena harus menjalani kemoterapi. Jika anda bingung memikirkan dan merenung tentang hidup dan menanyakan maksud Saya terhadap hidupmu, maka bersyukurlah karena masih banyak orang yang tidak memiliki kesempatan untuk berpikir. Jika anda menganggap diri anda telah menjadi korban dari ketidaktahuan orang lain, ketidakpedulian oranglain atau ketidaktoleransian orang lain atau yang lebih buruklagi, mungkin anda juga termasuk salah satu dari mereka yang intoleran dan tidak peduli. Jika anda memutuskan untukmeneruskan surat ini kepada orang lain, maka anda mungkin telah menyentuh hidup mereka dengan cara yang tidak pernah anda tahu! Terima kasih. Tuhan

TEKNIK PANDAI BERBICARA TANPA RASA GUGUP

Menyinggung masalah bicarasudah hal biasa yang di lakukan dalam keseharian kita. Tetapi lain situasi lain juga kondisi ketika kita bicara sembarangan dengan bicara di hadapan orang banyak. Kekeliruan mesti terjadi apa itu gagap, deg-degan, salah tingkah dan juga gugup. Ketika terjadi itu di tertawakan orang apalagi kalau situasinya di kelas lebih parah lagi. Padahal mesti disadari bahwa sebenarnya Anda itu sedang menjalani proses belajar, dan yang namanya belajar apabila melakukan sesuatu kekeliruan ataupunkesalahan adalah sangat wajar dan dimaklumi. Bahkan seorang mahasiswa yang pintar pun, pasti di awal-awal penguasaan materi kuliah pernah mengalami kekeliruan dan kesalahan. Begitu pula di awal-awal belajar bicara dan mengemukakan pendapat,sudah menjadi kebiasaan umum banyak melakukan kesalahan dalam menyampaikan kalimat dan kata-kata. Jangan malu, karena memang melakukan kesalahan-kesalahan itulah proses yang harus kita jalani, yang kemudian kita dapat belajar dari kesalahan tersebut dan memperbaikinya sehingga lambat laun rasa malu dan takut bicara tadi menjadi terkikis dan berubah menjadi sifat kritis dan berani mengemukakan pendapat. Dengan mencoba tips yang sederhana mari kita belajar untuk berbenah diri dalam menata bicara kepada orang lain . 1. Mulai Dari yang Kecil Mulaihlah untuk berlatih berbicara dari lingkup yang kecil. Lingkup kecil ini yang biasa Anda temui,misalnya pada rapat-rapat kepanitiaan acara. Pada rapat kecil ini Anda bisa jadikan ajang berbicara mengemukakan pendapat Begitu pula rapat di kampung RT/RW. Ketika menjadi peserta seminar Anda harus belajar aktif memberikan pertanyaan/tanggapan. Ketika di kelasAnda aktif bertanya dan berargumen. 2. Jam Terbang bicara Semuanya berawal dari kebiasaan. Mungkin ini katayang sangat tepat untuk membiasakan diri Anda agarmau menjalani proses untukmengasah kemampuan berbicara di depan kelas/umum. Coba lihat orang yang mampu mengetik sepuluh jari dengan cepat.Bagi Anda yang belum bisa mengetik secepat itu pastimerasa takjub dan terkagum-kagum. Tapi bagi yang bisa merasa kemampuantersebut biasa saja. Dikarenakan memang sudah terbiasa melakukannya selama bertahun-tahun. Nah,hal ini juga yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas bicara Anda di depan umum.Yakinlah, bila jam terbang Anda sudah tinggi, kualitasAnda menjadi public speaker akan menjadi baik,dan yang namanya perasaan malu/takut untuk bicara tidak akan menguasai diri Anda lagi. 3. Percaya diri saja, SemuaPembicara Pasti Grogi Setiap pembicara yang tampaknya sangat hebat ketika di atas panggung, percaya diri yang tinggi, dan dengan kata-katanya mampu membuat audiens larut terhipnotis dalam orasinya itu, jangan Anda kira tidak mengalami grogiloh... Percayalah setiap pembicara, MC, presenter, public speaker, bahkan dosen Anda sendiri pun ketika pertama kali tampildan berbicara di depan umum pasti mengalami gugupdan grogi terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah beradadi atas panggung dan melontarkan beberapa kata pembuka, dengan cepat kegugupan mereka sirna danberganti dengan rasa enjoydan mampu bicara dengan lancar. 4. Pernafasan untuk Menjinakkan Grogi Ketika kita gugup maka suara yang kita keluarkan akan terasa bergetar, kerongkongan kita terasa tercekat bahkan untuk beberapa orang sampai ada yang mules-mules perutnya.Beruntunglah saya sempat bergaul dengan teman-temanorator unggul yang mau membagi tipsnya. Dari mereka saya tahu cara mengatasinya adalah; setiapgugup muncul tariklah nafas dalam-dalam kemudiantahan, lalu mulailah bicaradengan perlahan. Efeknya sungguh menggembirakan, walaupun dada kita masih berdegup kencang, tapi suara yang keluar sangatlah datar dan intonasinya pun terjaga. 5. Tatapan Mata Tahukah Anda apa sebenarnya yang sering menyebabkan kita selalu gugup dan dengkul merasa lemas ketika berbicara di depan publik? Ya, salah satunya adalah ketika kitadilihat oleh puluhan bahkanratusan pasang mata..! Rasanya nyawa mau melayangbukan? Hal ini biasanya dikarenakan mata kita selalu menatap secara langsung mata para hadirin. Sehingga selalu muncul perasaan seolah-olah mereka bakal mentertawakan kita dan apalagi bila kita melihat dua orang hadirin yang sedang berbisik sambil melirik ke arah kita, hal itu menambah daya gugup yang sudah mengguncang dada kita bukan? Memang untuk beberapa pembicara tidak masalah tapi bagi yang mudah gugupsaran saya jangan terlalu sering melihat/kontak langsung dengan mata hadirin. Tapi jangan lupa untuk tetap sesekali melakukan kontak mata langsung, karena sebagai wujud perhatian serius kita ke mereka. Lalu kemana seharusnya mata kita tujukan? Cara yang biasa saya lakukan adalah dengan melihat ke bagian kepala para hadirin.Karena dengan begitu mereka tidak sadar bahwa sebenarnya kita tidak melihat langsung ke mereka, tetapi bagi merekamerasa kita telah memperhatikan. Ada juga caranya dengan melihat di bagian tengah dari kerumunan peserta/hadirin. Mudah bukan cara menaklukan situasi gugup bicara. Segera praktekkan untuk menaklukan relasi bisnis,teman dan masyarakat dalam hal bicara. sumber :http://language-komputer.blogspot.com/2011/05/teknik-ampuh-membuat-pandai-ngomong-di.html

Kisah Renungan: Pelajaran Hidup Hari Ini

Kisah Renungan: Pelajaran Hidup Hari Ini - Alkisah, beberapa tahun yang silam,seorang pemuda terpelajar dari Surabaya sedang berpergian naik pesawat keJakarta. Di sampingnya duduk seorang ibu yang sudah berumur. Si pemuda menyapa, dan tak lama mereka terlarut dalam obrolan ringan. ”Ibu, ada acara apa pergi ke Jakarta?” , tanya si pemuda. “Oh… saya mau ke Jakarta terus “connecting flight” ke Singapore nengokin anaksaya yang ke-2” , jawab ibuitu. ”Wow, hebat sekali putra ibu” , pemuda itu menyahut dan terdiam sejenak. Pemuda itu merenung. Dengan keberanian yang didasari rasa ingin tahunya, pemuda itu melanjutkan pertanyaannya. ”Kalau saya tidak salah, anak yang di Singapore tadi, putra yang ke-2 ya bu? Bagaimana dengan kakakadik-adiknya?” ”Oh ya tentu” , si Ibu bercerita: ”Anak saya yang ke-3 seorang dokter di Malang, yang ke-4 kerja diperkebunan di Lampung, yang ke-5 menjadi arsitek di Jakarta, yang ke-6 menjadi kepala cabang bankdi Purwokerto, yang ke-7 menjadi Dosen di Semarang.” Pemuda tadi diam, hebat ibu ini, bisa mendidik anak-anaknya dengan sangatbaik, dari anak ke-2 sampai ke-7. ”Terus bagaimana dengan anak pertama ibu?” Sambil menghela napas panjang, ibu itu menjawab, ”Anak saya yang pertama menjadi petani di Godean Jogja, nak. Dia menggarap sawahnya sendiri yang tidak terlalu lebar.” Pemuda itu segera menyahut, “Maaf ya Bu…...kalau ibu agak kecewaya dengan anak pertama ibu, adik-adiknya berpendidikan tinggi dan sukses di pekerjaannya, sedangkan dia cuma menjadipetani.“ Dengan tersenyum ibu itu menjawab, ”Ooo, tidak, tidakbegitu nak...justru saya sangat bangga dengan anak pertama saya, karena dialah yang membiayai sekolah semua adik-adiknyadari hasil dia bertani.” Pelajaran Hari Ini : Semua orang di dunia ini penting. Buka matamu, pikiranmu, hatimu. Intinya adalah kita tidak bisa membuat ringkasan sebelum kita membaca buku itu sampai selesai. Orang bijakberbicara, “Hal yang palingpenting adalah bukanlah SIAPAKAH KAMU tetapi APA YANG SUDAH KAMU LAKUKAN .”

3 CARA MENGHACKING EMAIL,FACEBOOK,TWITTER LEWAT HP

Dikesempatan ini saya akan mencoba memberikan cara tentang bagaimana cara menghack/hacking email (@Yahoo.com, @ymail.com, @yahoo.co.id, @ymail.co.id, @ovi.com, @gmail.com, @rocketmail), Facebook dan Twitter untuk para pemula/newbie yang baru mengenal, menjajal dan menjadi hacker ataupun cracker. Trik ini bisa menghacking Account Email, Facebook, Twitter bahkan hanya dengan menggunakan hp/handphone. Sebelumnya saya ingin memberitahukan kalau ini hanya sekedar ilmu untuk dikembangkan saja, bukan untuk dipergunakan untuk hal yang melanggar hukum.Saya tidak bertanggung jawab atas ilmu yang akananda pergunakan/manfaatkan nantinya. CARA I : Cara termudah adalah dengan menebak-nebak passwordnya mulai dari tanggal lahirnya, alamat (desa, kampung, kecamatan dll.), orang-orang penting ( saudara, pacar, kerabat,orang tua, kepala desa, presiden dll ), idolanya (biasanya artis atau band/personil band favorit), dan hobi juga cita-citanya. Dalam penggunaan tanggal lahir bisa saja seperti contoh : 03022011 (tanggal 1, bulan1, tahun 2011) bisa ditulis; 110302,201132,februari, 3februari, 03februari11, 3februari11, tigafebruari, tigajanuari11 dll. Pokoknya harus kreatif deh nebaknya. CARA II : Caranya adalah dengan membuat account email (untuk menghack email) dengan user yang mirip dengan admin seperti : admin_yahoo@yahoo.com, google.expired@gmail.com. Setelah anda memiliki email tersebut anda tinggal mengirim pesan yang pada akhirnya meminta pemilik untuk mengisikan dan mengirimkan data-data seperti username, passworddan jangan lupa untuk menghilangkan kecurigaan anda meminta korban mengisikan data-data lain seperti hobi, jenis kelamin, hari ulang tahun,alamat dll. Contohnya : dari email google.expired@google Account anda sudah expired, anda diharapkan memasukan data-data berikut untuk mencancel expired ini. Username : Password : Alamat : Jenis Kelamin : Hobbi : Hormat kami, Admin. Anda juga bisa menggunakan kata-kata basa basi pada kalimat pembuka surat dan juga kalau anda profesional, anda bisa juga untuk mengganti kata-katanya dengan bahasa inggris. Untuk menghack Facebook dan Twitter juga sama, bahkan menggunakan email pun bisa seperti menggunakan facebook@gmail.comatau yang lainnya. CARA III : Ini hanya bisa dilakukan pada account facebook yang anda buka tanpa tahupasswordnya (seperti history pada warnet yang belum dihapus). Caranya dengan menambahkan email punya anda terus mengkonfirmasinya (yang belum terdaftar dalam facebook) kemudian menghapus email sipengguna, lalu anda log out dan memasukan email anda tadi terus tekan forgot password / lupa password. Otomatis password akan dikirim ke email anda dan anda sudahmemegang penuh account tersebut. Ok, happy hacking...

Tukang Becak Meninggal Karena Kelaparan (Kasian)

gambar rusak BANYUMAS- Sudarman (60), warga Kelurahan PurwokertoWetan, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah ditemukan sudah dalam kondisi tidak bernyawa di atas becak kesayangannya.
Pria ini diduga tewas akibat kelaparan. Pasalnya,Sudarman dikenal warga setempat sebagai seorang yang sangat kekurangan dantidak punya tempat tinggal. Bahkan, untuk hidup sehari-hari dia bertempat tinggal di becakkesayangannya ini.
Sudarman ditemukan tewas Senin (24/1/2011) sekira pukul 07.00 WIB di kompleks parkir Pasar WagePurwokerto. Saat itu, seorang warga yang baru saja berbelanja melihat seorang tukang becak dalamposisi mirip orang tidur. Namun karena curiga dengankondisi becaknya yang menghalangi jalan toko, warga berusaha membangunkan Sudarman yangternyata telah tak bernyawa.

KARENA SETIAP KITA ADALAH MUTIARA

gambar rusak
Mutiara. Awalnya ia bukan apa-apa. Hanya butiran pasir dan debu kotor yang tak ada harganya. Waktu yang kemudian membentuknya: detik demi detik, di kedalaman samudera, dalam kegelapan cangkang makhluk-Nya. Dengan proses yang demikian panjang dan pelan,penuh kesabaran. Pun kemudian, keindahannya jugatak dapat segera dinikmatibegitu saja. Karena ia harus dijemput di kedalaman lautan, dikeluarkan dari rumahnya yang kokoh dan dibersihkan,disepuh dan diolah hingga menjadi perhiasan istimewa.Sungguh sebuah proses yangpanjang dan melelahkan, bahkan bukan tidak mungkinterhenti di tengah jalan.
Mungkin engkau pernah merasa dirimu bukanlah apa-apa saat ini. Bahkan bisa jadi lebih dari itu, engkau membenci dirimu sendiri, sebagai manusia tak berguna, makhluk sia-sia. Begitu banyak kekurangan, begitu banyak kesalahan dan keburukan. Apalagi ketika kau melihatorang lain yang nampak begitu sempurna dan memiliki begitu banyak kelebihan, rasanya engkau makin ingin tenggelam. Mengapa orang lain memiliki begitu banyak kelebihan sedang aku tak memiliki apa-apa kecuali kekurangan? Mengapa aku buruk sedang orang lain cakep? Mengapa orang lain berhasil dan aku selalu gagal? Mengapa orang lain kaya dan aku miskin? Sertaberibu 'mengapa' lainnya yang akan membuat kita kecewa dan terluka, serta terpaku pada kekurangan-kekurangan yang kita miliki.
Padahal, saya percaya, setiap kita tahu dan yakin,bahwa Allah tidak mungkin menciptakan makhlukNya hanya dengan kekurangan saja atau kelebihan saja. Hanya dengan madharat sajatanpa manfaat atau sebaliknya. Pun kita manusia, pastilah memiliki keduanya dalam porsi yang imbang. Dia yang maha kuasa membekali manusia dengan segala kelebihan, menjadikan setiap insan memiliki keistimewaan. Hanya saja proses hidup yang kita alami mungkin telah membuatnya hanya menjadi potensi terpendam,tak muncul ke permukaan, bahkan mungkin ia, sekalipun ia pernah munculdi masa kecil kita, kemudian terkubur oleh segala tekanan dan rintangan.
Padahal, ibarat mutiara, kita tak dapat menjadi berharga begitu saja. Kitabutuh waktu untuk membentuknya. Kita butuh proses panjang untuk mendapatkan keindahannya. Dan proses ini, butuh ketelatenan dan kesabaran.
Ya, sesungguhnya setiap kita adalah mutiara yang memiliki pancaran keindahan kita masing-masing, seperti apapun adanya kita pada awalnya. Kita hanya harus menyepuhnya untuk membuatnya menjadi berharga. Dan proses menyepuh ini, banyak cara dan jalannya.
Rintangan, hambatan, pengalaman, pembelajaran, baik oleh diri sendiri maupun oleh orang lain, tidak akan menjadi masalah. Karena pada dasarnya kita adalah mutiara. Kita hanya harus berusaha semaksimal kita, membuka mata, buka telingadan buka hati.
Hanya satu awal yang perlukita lakukan: itikad dan keyakinan untuk menjadi mutiara. Sungguh saya ingin menjadi mutiara, melalui berbagi dan berbakti pada sesama. Engkau? Menjadi mutiara seperti apa yang engkau inginkan?

CARA KREATIF UNTUK MENGAJAR MATEMATIKA

gambar rusak
Berikut ini ada beberapa aktifitas di kelas untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengajaran matematika. Dalam pengajaran, sering-seringlah mengajukan pertanyaan kritis seperti