RIDDLE# PULANG MALAM


 

Diterjemahkan dari riddle Jepang

Level: medium

 

Aku benar-benar tertolong tadi malam!

Aku pulang kemalaman dan ketika lewat di suatu daerah yang sepi, aku melihat seorang wanita tergeletak tak sadarkan diri di tepi jalan. 
Kepalanya berdarah. 
Aku dan seorang pria lain yang kebetulan berada di sana segera menolongnya. Kami memanggil ambulan dan setelah menunggu beberapa menit, ambulan itu akhirnya datang.

Paramedis segera mengangkut tubuh wanita itu ke dalam ambulan dan membawanya pergi. 
Untunglah kata paramedis tadi wanita itu masih hidup. 
Aku jadi bergidik ngeri. Bagaimana jika aku diserang juga seperti wanita itu? Untunglah pria yang tadi bersamaku menolong wanita itu membawa mobil. Iapun mengantarku dengan selamat ke rumah. 
Wah benar-benar malaikat penyelamat! Namun lain kali aku benar-benar harus berhati-hati!



RIDDLE# NENEK MISTERIUS





Level: easy

 

Aku sedang berjalan pulang dari kantor malam-malam bersama teman sekaligus tetanggaku. 
Jujur saja, aku tidak berani pulang sendirian karena aku orangnya penakut.

Ketika kami berjalan, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki dari belakangku.

Aku menoleh dan nyaris pingsan! Di belakangku tiba-tiba muncul nenek aneh yang amat menakutkan. 
Tubuhnya bungkuk dan rambutnya nyaris tak bersisa.

“A ... apa itu hantu?” aku langsung bergidik ngeri, “Mana ada nenek-nenek keluar rumah jam segini?”

Aku mencoba memberitahu temanku, namun karena aku sangat ketakutan, tubuhku jadi serasa terpaku.

Belum usai rasa takutku, sesuatu yang amat menakutkan terjadi. 
Seorang gadis berpakaian seragam SMA lewat di depanku dan langsung menembus tubuh nenek tua itu, seolah nenek itu adalah kabut yang transparan.

“AAAAAAAA!!!!” aku langsung berteriak dan lari ketakutan menyusul temanku.

“Ada apa sih?” temanku yang sudah terbiasa dengan sifat pengecutku berbalik dengan kesal. 
Sepertinya ia sama sekali tak menyadari kejadian tadi dan terus saja berjalan.

“Ada hantu ... nenek itu ...” ucapku terengah-engah.

Temanku itu melihat ke arah belakangku dan tertawa.

“Itu sih nenek pemilik apartemenku. Aku sering melihatnya berkeliaran malam-malam di sini. 
Memang aneh sih, tapi dia bukan hantu.”

“Be ... berarti dia nenek sihir?”

“Bukan juga! Ah, sudahlah jangan aneh-aneh! Ayo cepat pulang!”

Aku menarik napas lega. Ternyata di dunia ini memang tak ad
a yang namanya hantu.

Aku kembali menoleh dan ....

Nenek itu menghilang!

Akupun segera mempercepat langkahku untuk pulang bersama temanku.


RIDDLE# KOKI BARU


 

By: agan Dave




Level: medium

 

Temanku baru saja membeli sebuah restoran Jepang. 
Aku sih geleng-geleng kepala saja, soalnya temanku itu masakannya tak begitu enak. 
Tapi aku sih mencoba positive thinking aja. 
Siapa tahu ia tidak memasak sendiri, melainkan memperkerjakan koki.

Malam ini ia mengundangku dan beberapa teman untuk memperlihatkan contoh makanan yang akan ia sajikan di restoran barunya sekaligus makan malam bersama. 
Aku sengaja datang telat supaya tidak usah mencicipi masakannya (soalnya aku yakin tidak enak!). 
Pas aku datang, semua temanku sudah pulang, namun ia masih menyambutku dengan hangat di depan pintu.

“Selamat datang! Baru saja aku selesai mengurus perlengkapan untuk restoran baruku.” 
katanya riang, “Senang akhirnya kamu datang juga. Aku tinggal ke belakang dulu ya untuk mencuci piring.”


Dengan langkah gontai aku masuk dan duduk. Di sana sudah tehidang banyak makanan. “Masih belum habis juga,” pikirku. Akupun mencoba mengambil dan mengigit s
epotong daging.

“TUH KAN RASANYA ANEH!” tapi aku tetap saja menyantapnya. 
Takutnya temanku tersinggung kalau makanannya tidak habis.

“Apa ini ya?” tanyaku dalam hati. “Katanya ini contoh makanan Jepang yang mau ia sajikan di restoran nantinya. 
Tapi rasanya .... hoeeeek! Sudah kuduga adalah ide buruk untuk membuka restoran jika tak bisa masak!”


RIDDLE# PINDAH KE KOREA






Level: medium

Aku dan anak istriku baru saja pindah ke Korea karena urusan pekerjaan. 
Well, tentu saja itu bukan hal yang mudah sebab kami harus menyesuaikan diri dengan adat istiadat yang ada di sini. Apalagi anak kami. 
Ia berkata selalu dijauhi teman-temannya karena dia orang asing. Guru-gurunya juga tak begitu menyukai. 
Alhasil, nilainya jeblok. Pada hari pembagian raport, isinya hanya nilai-nilai merah dan tulisan dari gurunya yang juga ditulis dengan tinta yang sama. “Anak anda [nama] perlu belajar lebih keras lagi! Mungkin karena anak anda baru pindah, maka anak anda belum bisa beradaptasi. 
Bersemangatlah dan nikmatilah negeri ini selama anda di sini!”

Hmmm ... guru wali kelasnya benar-benar baik memberinya kata-kata penyemangat seperti ini. 
Namun karena khawatir dengan raport anakku, akhirnya aku memutuskan kembali saja ke negeriku bersama keluargaku.


RIDDLE# MAKAN CEKER





Level: easy

 

Aku benar-benar suka makan ceker. 
Bagi beberapa orang itu menjijikkan, tapi aku suka memakannya. 
Hari ini aku menyantap mie ayam ceker kesukaanku. Aku masak sendiri tentunya, soalnya yang dijual di warung kadang-kadang rasanya tidak cocok dengan seleraku. 
Bagian kesukaanku adalah menghabiskan bagian jari-jarinya. Satu ... dua ... tiga ... empat ... dan lima. 
Ah, nikmat sekali! Besok aku akan mencoba untuk menggorengnya.



RIDDLE# JALAN BUNTU





Level: easy

 

“Ah sial kita kesasar lagi!”

“Kamu bagaimana sih? Mau menghindari macet malah kesasar gini?”

“Tapi lumayanlah di sini nggak macet. Lihat di depan kita cuman ada satu mobil.”

“Kita ikuti saja mobil itu siapa tahu kita nemu jalan keluar dari gang ini.”

Kamipun melajukan mobil kami mengikuti mobil itu. 
Jalanan gelap saat itu dan tiba-tiba temanku mengerem mobilnya.

“Ada apa?”

“Lihat tuh di depan dinding. Jalan buntu rupanya.”

“Yah ... putar balik saja.”

Mobil kamipun memutar balik. Di sampingku temanku terkekeh.

“Lihat tuh, mobil di depan kita itu juga pasti terjebak gang buntu tadi.”

“Huh, kalau begini sih mending macet.” kataku.


RIDDLE# ALIBI


 



Level: medium

 

Riko menghubungi temannya yang kini kuliah di Swedia lewat skype. 
Saat itu tengah malam karena akses internetnya lebih cepat jika malam-malam begini.

“Hei, Brian ... kau tak marah padaku kan?”

“Marah kenapa?” ia tampak tengah berjalan dengan hanya diterangi lampu jalanan. 
Tak heran, di sana pasti sekitar jam 7 malam. 
Mungkin ia baru saja pulang dari kampus dan menggunakan aplikasi skype lewat telepon genggamnya.

“Gara-gara aku bertunangan dengan Keyra, pacarmu.”

“Oh, emang sudah resiko. Aku kan berada jauh di luar negeri dan kamu di Indonesia bersamanya. 
Tak heran jika akhirnya dia jatuh hati denganmu. Sudahlah, lupakan saja.”

Riko lega mendengarnya, “Kau memang sahabatku, Brian. 
Bagaimana summer di sana? indah?”

“Ya, cuaca di sini mengingatkanku akan Indonesia. 
Sudah ya, aku off dulu.”

“Oke.”

Tiba-tiba Riko bergidik ngeri karena menyadari sesuatu dan esoknya, Riko ditemukan tewas di kamarnya.

RIDDLE# VENDING MACHINE




Level: hard



Ada sebuah vending machine aneh. Pertama, letaknya di dalam gang sepi yang hampir tak pernah dilalui orang. Kedua, harga semua minumannya sama, yakni 10 ribu. Mungkin karena harganya yang murah, malam itu ada empat orang yang minum dari vending machine itu. Dan yang aneh lagi, kita tak bisa memilih minuman apa yang akan keluar dari sana.

Pertama adalah seorang Amerika. Ia meminum sekaleng minuman soda dengan puas.

Kedua, seorang Tionghoa. 
Ia meminum sekaleng minuman teh oolong dengan puas juga.

Ketiga, seorang Jepang. 
Begitu ia menempelkan bibirnya di mulut kaleng, ia menyadari ia belum membaca minuman apa itu. 
Iapun membacanya dan terkejut ketika melihat minuman itu bertuliskan jus darah. Ia tak jadi meminumnya dan beberapa saat kemudian mati.

Seorang India datang dan mendapatkan minuman yang sama. Ia meminumnya dan berkata, “Dasar orang Jepang bodoh! Ini kan hanya jus tomat!”

RIDDLE# PABRIK




Level: hard



“Ini adalah pelanggaran!” seorang wartawan menyerobot masuk ke ruangan perdana menteri, “Anda akan ditangkap karena ini!”

“Ada apa ini?” tanya sang perdana menteri terkejut.

“Saya baru saja memeriksa pabrik makanan kaleng yang Anda buka bulan kemarin! Saya melihat banyak orang berada di sana dalam kondisi yang tidak layak! Anda menyuruh mereka kerja paksa! Ini adalah perbudakan! Saya akan melaporkan ini!”

Perdana Menteri menghela napas, “Apakah wajah mereka sama semua?”

“Setelah kupikir-pikir, memang iya. Mereka semua mirip.” Wartawan itu merasa aneh.

“Itu bukan seperti dugaan Anda. 
Mereka hasil kloning. 
Anda dengar kan hasil penelitian para ilmuwan kami berhasil menciptakan kloning manusia tahun itu.”

“Jadi itu sebabnya makanan kaleng yang diproduksi harganya amat murah.
Anda menggunakan klon untuk menjadi pekerja tanpa upah?”

“Apa Anda di sini mau berdebat tentang hak-hak hasil kloning? 
Kan sudah diputuskan mereka bukan manusia dan tidak mendapat hak-hak yang sama seperti manusia biasa.”

RIDDLE# AKU PULANG





Level: easy



“Aku pulang!” kata Michi sambil membuka kunci pintu dan masuk.

“Kau telat!” jawabku. 
Aku masih merasa kesal dia pulang terlambat. 
Tapi paling tidak aku masih bisa melihatnya lagi malam ini.

Seekor kucing mendatangi kakinya dan Michi pun menunduk dan mengelus kepalanya.

“Maaf aku telat. Ayo kumasakkan nasi dulu.”

“Huh, aku tidak lapar.” jawabku pelan.

Iapun beranjak ke dapur dan memakai celemek.

“Apa kau tidak mandi dulu?” tanyaku.

Dia hanya diam dan terus memasak. Ia memasak nasi kemudian duduk menonton televisi. 
Kemudian ia memberi makan kucingnya dan menyiapkan makanan untuk dirinya sendiri.

“Baunya enak. Apa aku boleh ikut makan?” kataku sambil memijat kakiku yang pegal, “Dan kau juga bisa membantu memijitku, Sayang.”

RIDDLE# EKSPERIMEN




Level: medium



“Saburo,” panggil ibuku.

“Ya, Ibu.” jawabku dengan patuh. 
Ibu dan ayahku masih memakai jas lab. 
Rumah kami memang menjadi satu dengan laboratorium tempat orang tuaku mengadakan eksperimen.

“Ayo, lihatlah ke sini!” ayahnya mengajaknya. 
Di dalam sebuah gelas kaca, ia melihat seekor tikus dipotong menjadi dua, namun ajaibnya, dari potongan tubuhnya tumbuh bagian tikus baru, sehingga akhirnya muncul dua tikus.

“Wah hebat sekali. Apa ini hasil penelitian Ayah dan Ibu?”

“Benar sekali, Nak.” Jawab ibuku, “Ayahmu telah meneliti serum untuk daya regenerasi yang didapat dari bintang laut. Kemudian kami mencoba memasukkannya pada hewan lain untuk melihat seperti apa hasilnya.”

“Jika ini berhasil maka keluarga kita akan kaya raya.” sambung ayahku.

“Tapi bukannya ini sudah berhasil ya, Yah?” tanyaku.

Ayahku menggeleng, “Ini baru pada tikus. Percobaan kami baru bisa dianggap berhasil jika bisa diterapkan pada manusia.”

“Ingat, Saburo,” ibu mengelus kepalaku, “Sebagai anak tertua kau harus melanjutkan penelitian ayahmu.”

“Iya, kau harus melakukan yang terbaik agar penelitian keluarga kita berhasil.” kata ayahku.

“Baik, Ayah!” aku begitu bangga menjadi anak pertama.

RIDDLE# SAN-NAKJI




Level: medium



NB: san-nakji adalah makanan khas Korea berupa tentakel gurita yang dipotong dan disajikan mentah, masih hidup, dan masih bergerak.

Saat berwisata ke pulau tropis, dua orang wisatawan Korea tak sengaja menemukan sebuah restoran yang menarik. 
Ia tak mengerti apa menu mereka karena tak bisa bahasa lokal, tapi dia mengenalinya sebagai salah satu makanan khas Korea.

“Hei, bukannya itu San-Nakji” katanya pada temannya.

“Wah, aku tak tahu mereka juga memakannya seperti itu di sini?”

Mereka akhirnya memesan sepiring penuh san-nakji.

“Wah, tentakelnya bergerak-gerak terus hahaha … seru!” salah satu wisatawan itu mengambil satu dan memasukkannya ke mulutnya.

“Hiiiy, pasti geli!” wisatawan lainnya melihat temannya makan sambil geli. Akhirnya iapun mencoba satu.

“Rasanya bergerak-gerak di mulutku.” Ia berkata sambil mengunyah.

“Pasti lebih enak lagi jika ditemani soju!”

Salah seorang wisatawan lain yang juga berasal dari Korea melihat mereka dan menanyakan apa yang mereka makan.

“Gurita hidup.” Katanya, “Aku nggak tahu mereka menyajikannya juga di sini.”

“Itu bukan gurita ataupun cumi-cumi.” jawab wisatawan ketiga itu.

RIDDLE# ROLLER COASTER




Level: easy



Malam itu aku naik roller coaster bersama pacarku. 
Sebenarnya aku takut menaikinya, tapi demi pacarku, akhirnya kulakukan. 
Di belakangku ada ibu dan anak kecilnya yang selalu tertawa. 
Yah, mungkin mereka kegirangan karena ini pertama kalinya naik roller coaster. Roller coaster-nya memang menakutkan, tapi di luar dugaanku menyenangkan. Buktinya, anak dan ibunya yang ada di belakangku terus tertawa.

Begitu selesai, justru pacarku yang terlihat ketakutan. 
Aku hanya menertawainya. 
Padahal kan dia yang mengajakku? Kapan-kapan aku mau naik roller coaster lagi.

RIDDLE# OPERASI




Level: hard



“Ini operasi pertamaku. Aku agak takut.”

“Jangan khawatir, Pak! Operasi ini pasti akan berhasil!”

Pada hari operasi.

“Pak dokter, apa operasinya benar akan berhasil?”

“Tenang saja, Pak. Kami sangat mengutamakan pasien. 
Rumah sakit kami juga tak mengizinkan adanya kegagalan.”

RIDDLE# HIDUP DISURGA




Level: medium



Aku benar-benar sedang hidup di surga. Orang-orang di sini sangat baik kepadaku. 
Mereka memberikanku makanan, bahkan banyak makanan. 
Aku vegetarian jadi tak menuntut banyak. Namun mereka tak pernah telat memberiku makan.
Juga aku boleh minum bir. 
Dan kadang, aku diputarkan musik klasik juga.



Aku juga diperbolehkan berlarian dan bermain di luar. 
Dan yang lebih enak lagi, aku tak perlu bekerja! Mereka memasangiku anting yang tak mau kupakai sih, tapi tidak masalah.

Aku harap aku bisa hidup seperti ini selamanya!

RIDDLE# KAKEK




Level: easy



“Kek, lihat aku membawakan jelly” aku melihat seorang anak kecil membawakan makanan penutup untuk kakeknya yang tinggal di panti jompo.

“Oh, pasti rasanya sangat enak!” jawab si kakek yang ompong itu.

Anak itupun memberikan satu suapan besar ke dalam mulut kakek itu. Hahaha, benar-benar sangat lucu dan imut sekali anak itu.

RIDDLE# PEGUNUNGAN?




Level: easy



Tanpa sengaja aku membunuh istriku dalam suatu pertengkaran. Ini bukan salahku. 
Ia terus-menerus menuduhku berselingkuh. 
Aku tahu polisi takkan mempercayai pembelaanku jadi aku memutuskan menyembunyikan mayatnya. 

Aku menaruhnya dalam bagasi mobil dan membawanya ke daerah pegunungan. 
Tempat ini benar-benar sempurna. Suasananya sangat terpencil dan tak ada seorangpun tinggal di sini. Takkan ada yang menemukannya di sini.

Akupun mengambil sekop dan mulai menggali. 
Tanah di sana sangatlah empuk, sehingga aku dengan mudah menggalinya.

Hufh, sudah kubilang ini sangat mudah.


RIDDLE# ADIK ANGKAT SAYA




Level: medium



Orang tuaku memutuskan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan untuk menjadi adikku. Orang tuaku menamainya Bella. 
Ia anak yang manis, namun aku tak begitu suka dengannya.

“Irene, jika kau menjadi burung, kau mau menjadi apa?” tanya ibuku.

“Aku ingin menjadi merak.” Jawabku. 
“Merak kan burung yang cantik.”

“Kalau kau, Belle?”

“Aku mau menjadi Mockingjay!” jawabnya polos.

“Idih, mockingjay kan bukan burung sungguhan!” ejekku. 
Dasar anak bodoh, pikirku.

“Kalau begitu aku akan jadi cuckoo … cuckoo … cuckoo …” ia menirukan suaranya.

Dasar, aku benci sekali anak ini!



RIDDLE# PERPISAHAN SEKOLAH




Level: medium



Ada seorang anak yang bisa dibilang culun di kelasku. 
Dia tak pandai bergaul dan bisa dikatakan ia tak punya teman sama sekali di sini. 
Pada akhir semester ini dia pindah sekolah untuk ikut ayahnya yang akan bekerja di luar kota.

Di luar dugaanku, teman-teman sekelasku ternyata mengadakan pesta perpisahan untuknya. 
Sang ketua kelas bahkan memberikan kenang-kenangan berupa kertas warna-warni. 
Ia memberikan kertas kosong itu padanya. 

Begitu pula semua murid. 
Ia bahkan sampai menangis saat menerima. 
Ternyata semua teman-temanku sungguh baik. 
Akupun memberikan sehelai kertas untuknya sebagai lambang perpisahan kami.



RIDDLE# SEKOLAH TUA




Level: easy



Tiap kami pulang, kami selalu melewati sebuah sekolah tua yang terbengkalai. Bangunannya sudah tertutup rapat agar tidak ada yang masuk. 
Kayu-kayunya sudah lapuk, namun jendela kacanya masih utuh. 
Tiap kali kami lewat selalu saja ada cap telapak tangan yang menempel di jendelanya.



Dasar anak-anak usil, pikirku. 
Tempat seseram ini tapi masih saja mereka bermain di sini. 
Lagian ini kan musim dingin. 
Menggigil begini masih saja mereka main di luar.