Di dalam got yang gelap hiduplah
dua ekor tikus yang saling
bersaudara. Suatu saat kedua ekor
tikus ini melihat sebuah roti keju
dari lubang sebuah selokan. Tikus-
tikus ini ingin sekali memakannya tetapi sayang lubang selokan itu
tertutup oleh jeruji besi yang
sangat kuat. Kedua tikus ini berusaha sekuat
tenaga untuk menghancurkan
jeruji besi itu dengan gigi-gigi
mereka yang tajam tetapi gigi
mereka mulai rusak karena jeruji
besi itu terlalu keras bagi gigi mereka yang kecil. Kedua ekor tikus ini kecapaian, dan
butuh istirahat. Tikus pertama
berkata dalam hatinya: “Aku
tidak akan menyerah, setelah ini
aku akan menghancurkan jeruji
besi itu dengan sekuat tenagaku. Pantang menyerah adalah pangkal
dari keberhasilan !” Tikus kedua
termenung dan berpikir : “Aku
akan kehilangan semua gigiku jika
aku nekat menggigiti jeruji itu. Ada
baiknya kalau aku mengambil jalan lain saja untuk mendapatkan roti
keju itu.” Setelah beristirahat sejenak, tikus
pertama mulai menggigiti lagi
jeruji besi itu dengan sekuat
tenaga sedangkan tikus kedua
mundur diri dari usahanya. Melihat
tikus kedua mundur diri tikus pertama mulai mengejek
saudaranya itu katanya : “Kamu
itu sifatnya mudah menyerah dan
tidak ulet bekerja, mana mungkin
kamu bias berhasil dalam
kehidupanmu?” Tikus kedua tidak mempedulikan ejekan saudaranya,
dia mundur mencari jalan lain ke
tempat roti keju itu. Akhirnya tikus kedua berhasil
memperoleh jalan ke tempat roti
keju itu sedangkan tikus pertama
kelelahan dan hancur giginya
karena menggigiti jeruji besi itu. Cerita ini merupakan cerita
yang agak kontradiktif tetapi
yang ingin disampaikan dari
cerita ini adalah hendaklah
kita memakai kejelian dan
kecerdasan kita untuk memecahkan masalah kita dan
bukan hanya mengandalkan
keuletan dan kerajinan kita
untuk bekerja. Pantang
menyerah cukup baik, tetapi
jika tanpa kecerdasan semuanya sia-sia, maka
pakailah kecerdasan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar