Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI DAN PENGEMBANG DIRI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MOTIVASI DAN PENGEMBANG DIRI. Tampilkan semua postingan

Dimana Letak Kebahagiaan?

Konon pada suatu waktu, Tuhan memanggil tiga malaikatnya. Sambil memperlihatkan sesuatu Tuhan berkata, “Ini namanya Kebahagiaan. Ini sangat bernilai sekali. Inidicari dan diperlukan olehmanusia. Simpanlah di suatu tempat supaya manusia sendiri yang menemukannya. Jangan ditempat yang terlalu mudah sebab nanti kebahagiaan ini disia-siakan. Tetapi jangan puladi tempat yang terlalu susah sehingga tidak bisa ditemukan oleh manusia. Dan yang penting, letakkankebahagiaan itu di tempat yang bersih”. Setelah mendapat perintah tersebut, turunlah ketiga malaikat itu langsung ke bumi untuk meletakkan kebahagiaan tersebut. Tetapi dimana meletakkannya? Malaikat pertama mengusulkan, “Letakan dipuncak gunung yang tinggi”. Tetapi para malaikat yang lain kurang setuju. Lalu malaikat kedua berkata, “Latakkan di dasar samudera”. Usul itupun kurang disepakati. Akhirnya malaikat ketiga membisikkan usulnya. Ketiga malaikat langsung sepakat. Malam itu juga ketika semua orang sedang tidur, ketiga malaikat itu meletakkan kebahagiaan di tempat yang dibisikkan tadi. Sejak hari itu kebahagiaanuntuk manusia tersimpan rapi di tempat itu. Rupanya tempat itu cukup susah ditemukan. Dari harike hari, tahun ke tahun, kita terus mencari kebahagiaan. Kita semua ingin menemukan kebahagiaan. Kita ingin merasa bahagia.Tapi dimana mencarinya? Ada yang mencari kebahagiaan sambil berwisata ke gunung, ada yang mencari di pantai, Ada yang mencari ditempat yang sunyi, ada yang mencari ditempat yang ramai. Kita mencari rasa bahagia di sana-sini: di pertokoan, di restoran, ditempat ibadah, di kolam renang, di lapangan olah raga, di bioskop, di layar televisi, di kantor, dan lainnya. Ada pula yang mencari kebahagiaan dengankerja keras, sebaliknya adapula yang bermalas-malasan. Ada yang ingin merasa bahagia dengan mencari pacar, ada yang mencari gelar, ada yang menciptakan lagu, ada yangmengarang buku, dll. Pokoknya semua orang inginmenemukan kebahagiaan. Pernikahan misalnya, selaludihubungkan dengan kebahagiaan. Orang seakan-akan beranggapan bahwa jika belum menikah berartibelum bahagia. Padahal semua orang juga tahu bahwa menikah tidaklah identik dengan bahagia. Juga kekayaan sering dihubungkan dengan kebahagiaan. Alangkah bahagianya kalu aku punya ini atau itu, pikir kita. Tetapi kemudian ketika kita sudah memilikinya, kita tahu bahwa benda tersebut tidak memberi kebahagiaan. Kita ingin menemukan kebahagiaan. Kebahagiaan itu diletakkan oleh tiga malaikat secara rapi. Dimana mereka meletakkannya? Bukan dipuncak gunung seperti diusulkan oleh malaikat pertama. Bukan didasar samudera seperti usulan malaikat kedua. Melainkan di tempat yang dibisikkan oleh malaikat ketiga. Dimanakah tempatnya? Saya menuliskan sepenggal kisah perjalanan hidup saya untuk berbagi rasa dengan teman-teman semua, bahwa untuk mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaanitu tidaklah mudah. Perlu perjuangan. Ibarat sebuah berlian, dimana untuk mendapatkan kilauan yang cemerlang, harus terus diasah dan ditempa sehingga kemilauan yang dihasilkan terpancar dari dalamnya. Begitu juga hidup ini.Kita harus rendah hati. Seringkali kita merasa minder dengan keberadaan diri kita. Sering kali kita berkata, ach… gue mah belum jadi orang. Tinggal aja masih ama ortu, ngontrak, TMI dll. Kita harus ingat, bahwa yang menentukan masa depankita adalah Tuhan. Dan kita harus menyadari bahwa jalan Tuhan bukan jalan kita. Tuhan akan membuat semuanya INDAH pada waktunya. Jika menurut buku ada 7 faktor (mental, spiritual, pribadi, keluarga, karir, keuangan dan fisik) yang menentukan sukses seseorang, mengapa tidak kita coba untuk mencapainya semua itu? Setelah kita mencapainya, bagaimana kita membuat ke-7 faktor tersebut menjadi seimbang? Yang penting disini adalahhikmat. Barangsiapa yang bijaksanadapat mencapai kebahagiaandan kesuksesan di dalam hidup ini. Oh ya…, dimanakah para malaikat menyimpan kebahagiaan itu? DI HATI YANG BERSIH.

Sebuah Kisah Yang Indah

Sebuah kisah yg Indah.. Jerry adalah seorang manager restoran di Amerika. Dia selalu dalam semangat yang baik dan selalu punya hal positif untuk dikatakan. Jika seseorang bertanya kepadanya tentang apa yangsedang dia kerjakan, dia akan selalu menjawab, ” Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar!” Banyak pelayan di restorannya keluar jika Jerry pindah kerja, sehingga mereka dapat tetap mengikutinya dari satu restoran ke restoran yang lain. Alasan mengapa para pelayan restoran tersebut keluar mengikuti Jerry adalah karena sikapnya. Jerry adalah seorang motivator alami. jika karyawannya sedang mengalami hari yang buruk,dia selalu ada di sana , memberitahu karyawan tersebut bagaimana melihatsisi positif dari situasi yang tengah dialamai. Melihat gaya tersebut benar-benar membuat aku penasaran, jadi suatu hariaku temui Jerry dan bertanya padanya, “Aku tidak mengerti! Tidak mungkin seseorang menjadi orang yang berpikiran positif sepanjang waktu. Bagaimana kamu dapat melakukannya? ” Jerry menjawab, “Tiap pagi aku bangun dan berkata pada diriku, aku punya dua pilihan hari ini. Aku dapatmemilih untuk ada di dalamsuasana yang baik atau memilih dalam suasana yangjelek. Aku selalu memilih dalam suasana yang baik. Tiap kali sesuatu terjadi, aku dapat memilih untuk menjadi korban atau aku belajar dari kejadian itu. Aku selalu memilih belajardari hal itu. Setiap ada sesorang menyampaikan keluhan, aku dapat memilihuntuk menerima keluhan mereka atau aku dapat mengambil sisi positifnya..Aku selalu memilih sisi positifnya.” “Tetapi tidakselalu semudah itu,” protesku. “Ya, memang begitu,” kata Jerry, “Hidupadalah sebuah pilihan. Saatkamu membuang seluruh masalah, setiap keadaan adalah sebuah pilihan. Kamu memilih bagaimana bereaksi terhadap semua keadaan. Kamu memilih bagaimana orang-orang disekelilingmu terpengaruholeh keadaanmu. Kamu memilih untuk ada dalam keadaan yang baik atau buruk. Itu adalah pilihanmu, bagaimana kamu hidup.” Beberapa tahun kemudian, aku dengar Jerry mengalamimusibah yang tak pernah terpikirkan terjadi dalam bisnis restoran: membiarkan pintu belakang tidak terkunci pada suatu pagi dan dirampok oleh tiga orang bersenjata. Saat mencoba membuka brankas, tangannya gemetaran karena gugup dansalah memutar nomor kombinasi. Para perampok panik dan menembaknya. Untungnya, Jerry cepat ditemukan dan segera dibawa ke rumah sakit. Setelah menjalani operasi selama 18 jam dan semingguperawatan intensif, Jerry dapat meninggalkan rumah sakit dengan beberapa bagian peluru masih beradadi dalam tubuhnya. Aku melihat Jerry enam bulan setelah musibah tersebut. Saat aku tanya Jerry bagaimana keadaannya, dia menjawab, “Jika aku dapat yang lebih baik, aku lebih suka menjadi orang kembar.Mau melihat bekas luka-lukaku? ” Aku menunduk untuk melihat luka-lukanya, tetapi aku masih juga bertanya apa yang dia pikirkan saat terjadinya perampokan. “Hal pertama yang terlintas dalam pikiranku adalah bahwa aku harus mengunci pintu belakang,” jawab Jerry. “Kemudian setelah mereka menembak dan aku tergeletak di lantai, aku ingat bahwa aku punya dua pilihan: aku dapat memilihuntuk hidup atau mati. Akumemilih untuk hidup.” “Apakah kamu tidak takut?”tanyaku. Jerry melanjutkan,” Para ahli medisnya hebat. Mereka terus berkata bahwa aku akan sembuh. Tapi saat mereka mendorongku ke ruang gawatdarurat dan melihat ekspresi wajah para dokterdan suster aku jadi takut.Mata mereka berkata ‘Orangini akan mati’. Aku tahu aku harus mengambil tindakan.” “Apa yang kamulakukan?” tanya saya. “Disana ada suster gemuk yang bertanya padaku,” kata Jerry. “Dia bertanya apakah aku punya alergi. ‘Ya’ jawabku.. Para dokter dan suster berhenti bekerja dan mereka menunggu jawabanku.Aku menarik nafas dalam-dalam dan berteriak, ‘Peluru!’ Ditengah tertawa mereka aku katakan, ‘ Aku memilih untuk hidup. Tolong aku dioperasi sebagai orang hidup, bukanorang mati’.” Jerry dapathidup karena keahlian paradokter, tetapi juga karenasikap hidupnya yang mengagumkan. Aku belajar dari dia bahwatiap hari kamu dapat memilih apakah kamu akan menikmati hidupmu atau membencinya. Satu hal yang benar-benar milikmu yang tidak bisa dikontrol oleh orang lain adalah sikap hidupmu, sehingga jika kamu bisa mengendalikannya dan segala hal dalam hidup akan jadi lebih mudah. Sekarang kamu punya dua pilihan: 1. Kamu dapat menutup mailini, atau 2. Kamu meneruskannya ke seseorang yang kamu kasihi. Aku berharap kamu memilih#2, karena aku telah melakukannya. Written by Isak Rickyanto

Kisah Lee Myung Bak

Jika Anda sering mendengarkan filosofi “Success is My Right”, yakni sukses adalah hak milik siapa saja, barangkali kisah yang dialami presiden terpilih Korea Selatan ini mampu menjadi contoh nyata. Lee Myung-bak yang baru saja memenangkan pemilu di Korea ternyata punya masa lalu yang sangat penuh derita. Namun, dengan keyakinan dan perjuangannya, ia membuktikan, bahwa siapa pun memang berhak untuk sukses. Dan bahkan, menjadiorang nomor satu di sebuahnegara maju layaknya KoreaSelatan. Coba bayangkan fakta yang dialami oleh Lee pada masakecilnya ini. Jika sarapan,ia hanya makan ampas gandum. Makan siangnya, karena tak punya uang, ia mengganjal perutnya denganminum air. Saat makan malam, ia kembali harus memakan ampas gandum. Dan,untuk ampas itu pun, ia tak membelinya. Keluarganya mendapatkan ampas itu dari hasil penyulingan minuman keras.Ibaratnya, masa kecil Lee ia harus memakan sampah. Terlahir di Osaka, Jepang, pada 1941, saat orangtuanya menjadi buruh tani di Jepang, ia kemudian besar di sebuah kota kecil, Pohang, Korea. Kemudian, saat remaja, Leemenjadi pengasong makanan murahan dan es krim untukmembantu keluarga. “Tak terpikir bisa bawa makan siang untuk di sekolah,”sebut Lee dalam otobiografinya yang berjudul “There is No Myth,” yang diterbitkan kali pertama pada 1995. Namun, meski sangat miskin,Lee punya tekad kuat untukmenempuh pendidikan tinggi. Karena itu, ia belajar keras demi memperoleh beasiswa agar bisa meneruskan sekolah SMA. Kemudian, pada akhir 1959, keluarganya pindah keibukota, Seoul, untuk mencari penghidupan lebih baik. Namun, nasib orangtuanya tetap terpuruk, menjadi penjual sayur di jalanan. Saat itu,Lee mulai lepas dari orangtua, dan bekerja menjadi buruh bangunan. “Mimpi saya saat itu adalah menjadi pegawai,” kisahnya dalam otobiografinya. Lepas SMA, karena prestasinya bagus, Lee berhasil diterima di perguruan tinggi terkenal, Korea University. Untuk biayanya, ia bekerja sebagai tukang sapu jalan.Saat kuliah inilah, bisa dikatakan sebagai awal mula titik balik kehidupannya. Ia mulai berkenalan dengan politik. Lee terpilih menjadi anggota dewan mahasiswa, dan telibat dalam aksi demo antipemerintah. Karena ulahnya ini ia kenahukuman penjara percobaan pada 1964. Vonis hukuman ini nyaris membuatnya tak bisa diterima sebagai pegawai Hyundai Group. Sebab, pihakHyundai kuatir, pemerintahakan marah jika Lee diterima di perusahaan itu. Namun, karena tekadnya, Lee lantas putarotak. Ia kemudian membuat surat ke kantor kepresidenan. Isi surat bernada sangat memelas, yang intinya berharap pemerintah jangan menghancurkan masa depannya. Isi surat itu menyentuh hati sekretaris presiden, sehingga ia memerintahkan Hyundai untuk menerima Lee sebagaipegawai. Di perusahaan inilah, ia mampu menunjukkan bakatnya. Ia bahkan kemudian mendapat julukan “buldozer”, karena dianggapselalu bisa membereskan semua masalah, sesulit apapun. Salah satunya karyanya yang fenomonal adalah mempreteli habis sebuah buldozer, untuk mempelajari cara kerja mesin itu. Di kemudian hari, Hyundai memang berhasil memproduksi buldozer. Kemampuan Lee mengundang kagum pendiri Hyundai, Chung Ju-yung. Berkat rekomendasi pimpinannya itu, prestasi Lee terus melesat. Ia langsung bisa menduduki posisi tertinggidi divisi konstruksi, meskibaru bekerja selama 10 tahun. Dan, di divisi inilah, pada periode 1970-1980 menjadi mesin uang Hyundai karena Korea Selatan tengah mengalami booming ekonomi sehingga pembangunan fisik sangat marak. Setelah 30 tahun di Hyundai, Lee mulai masuk ke ranah politik dengan masuk jadi anggota dewan pada tahun 1992. Kemudian,pada tahun 2002, ia terpilih menjadi Wali KotaSeoul. Dan kini, tahun 2007, Lee yang masa kecilnya sangat miskin itu,telah jadi orang nomor satu di Korea Selatan. Sebuah pembuktian, bahwa dengan perjuangan dan keyakinan, setiap orang memang berhak untuk sukses. Keberhasilan hidup Lee, mulai dari kemelaratan yang luar biasa hingga menjadi orang nomor satu di Korea Selatan, adalah contoh nyata betapa tiap orang bisa merubah nasibnya. Jika orang yang sangat miskin saja bisa sukses, bagaimana dengan kita? Mulailah dengan keyakinan, perjuangan, dan kerja keras, maka jalan sukses akan terbuka bagi siapapun.

Selamat Pagi Anda Kena PHK

Seorang Chief Operating Officer sebuah perusahaan ternama dunia hari itu datang kekantornya yang megah tepat jam 7 pagi. Sang pemilik perusahaan memasuki ruang kerjanya tak lama kemudian. Setelahberbasa-basi sedikit, beliau berujar;”My friend,”katanya. “Aku bangga dengan hasil kerjamu selama ini,” lanjutnya. Sang CEO tentu saja bahagia mendengar pujian bossnya itu. “Namun,” lanjut si boss. Kali ini, hati CEO itu mulai dihinggapi tanda tanya besar. “Para stakeholders kita menginginkan untuk menggantikanmu dengan seseorang yang lebih baik…..” Saat itu juga, pagi yang cerah seakan-akan berubah menjadi gelapgulita sambil sesekali dikilati cahaya dari bunyipetir dan gelegar halilintar yang membuat jiwa bergetar. Sang CEO hanya bisa terpana. Seolahtidak percaya pada apa yang baru saja didengarnya. Seandainya, berita itu tidak ditujukankepada CEO yang sedang kita bicarakan itu. Melainkan kepada anda. What are you going to do? Boleh jadi anda mengira bahwa percakapan diatas itu sekedar rekaan belaka.Tapi, jika anda mengikuti perkembangan dunia bisnis internasional akhir-akhir ini; anda akan menemukan bahwa pembicaraan semacam itu sungguh-sungguh terjadi didunia nyata. ‘Korbannya’? Banyak. Mulai dari orang nomor satu di bank terkemuka. Pemimpin perusahaan farmasi tercanggih. Hingga raksasaminuman berbahan dasar kopi yang aroma ketenarannya sampai kesini. Bahasa politik boleh mengatakannya denganhalus, semisal; pensiun dini atau golden shake hand. Tetapi, dalam bahasakita; itu tidak beda dengan tiga huruf mengerikan bernama P. Dan H. Dan K. Sounds familiar, right? Yes, that PHK. Anda tentu masih ingat kisah tragis legendaris yang menimpa kapal pesiar Titanic yang tenggelam pada tanggal 14 April 1912.Peristiwa itu diperkirakanmenelan 1,500 korban jiwa. Para ahli mempercayai bahwa faktor utama yang menyebabkan banyaknya jumlah korban jiwa bukanlah semata-mata tenggelamnya kapal tersebut, melainkan; kurangnya jumlah sekoci yang ada dikapal itu dibandingkan dengan jumlahpenumpang yang ada. Merekabegitu yakin bahwa Titanictidak bisa tenggelam. Jadi,mengapa harus menyediakan sekoci? Konon, ketika perisiwa itu terjadi; sesungguhnya masih banyak waktu untuk melakukan penyelamatan. Namun, karena jumlah sekoci penyelamat hanya sedikit, hanya sebagian kecil saja yang bisa diselamatkan. Dalam kehidupan kerja pun kita sering berpikir seperti itu. Kita begitu yakin bahwa kapal yang kita gunakan untuk mengarungi samudera dunia kerja ini tidak akan tenggelam. Sehingga kita tidak merasa penting untukmemiliki sekoci. Tetapi, berapa banyak sudah perusahaan yang gulung tikar dan kemudian tenggelam seperti halnya Titanic? Jika kita boleh berkata tanpa sensor, sesungguhnya dunia kerja kita lebih beresiko daripada Titanic. Apa yangterjadi pada Titanic adalah musibah bagi semua penumpang. Semua orang menghadapi masalah yang sama. Sebab; orang baik tidak ditendang keluar dari kapal. Tetapi, dalam sebuah perusahaan; sudah sering terjadi seorang karyawan ditendang keluar dari bahtera perusahaan semudah itu. Seperti peristiwa yang menimpa sang CEO diatas itu. Jika itu bisa terjadi kepada pimpinan puncak sebuah perusahaan; maka tidak heran jika bisa dengan sangat gampangnya menimpa karyawan- karyawandilevel lainnya. Ya. Tentu saja. Anda sudah tahu itu.Bahkan mungkin sudah banyak teman anda yang terkena PHK juga. Sayangnya, saat ini pun kita masih begitu yakinnyauntuk mengatakan bahwa kita tidak akan mengalami nasib seperti itu. Sungguh,tidak ada yang menjaminnya. Sebab, bagaimanapun juga itu bisamenimpa siapa saja. Karyawan yang jelek. Karyawan yang bagus. Karyawan dilevel manapun juga. Direktur? Sudah banyak direktur yang terkena PHK juga, bukan? Seseorang mungkin menganggap anda terlampau pesimis dalam memandang masa depan pekerjaan. Ada bedanya antara sikap pesimis dengan sikap antisipatif. Seseorang yangpesimis, memandang dari sisi negatif, dan dia tidakmelakukan apa-apa untuk mempersiapkan dirinya, kecuali memelihara perasaan was-was. Sedangkan, orang yang antisipatif, memandang sebuah resiko secara rasional dan proporsional. Lalu dia mempersiapkan diri untuk menghadapi situasi sulit jika terjadi sewaktu-waktu. PHK adalah resiko kita sehari-hari. Kita tidak perlu terlampau percaya diri dengan mengatakan bahwa hal itu tidak akan pernah terjadi pada kita. Atau sebaliknya terlalu takut jika mengalaminya. Sebab, selama kita ‘mempersiapkan diri kita untuk menghadapi kemungkinan itu,’ maka yakinlah bahwa masa depan kita akan baik-baik saja. Paling tidak, kita tidak terlampau syok, jika itu benar-benar terjadi. Dan yang lebih penting dari itu adalah; memulai mempersiapkan ‘sekoci’ itu dari saat ini. Sekoci yangselalu siap digunakan jikasewaktu-waktu kita membutuhkannya. Begitu beragamnya reaksi orang ketika terjadi PHK. Ada yang panik. Ada yang biasa-biasa saja. Ada pula yang senang alang kepalang. Ada orang yang mendapatkan ‘golden shake hand’ tetapi hatinya mirisdan menghadapi duniadidepannya dengan tatapan pesimis. Ada yang mendapatkan uang pesangon sekedar sesuai dengan peraturan yang tertuang dalam undang-undang; namun,memandang masa depannya dengan antusias dan optimis. Mengapa sikap mereka bisa beda begitu ya? Ternyata, orang-orang yang sudah ‘mempersiapkan’dirinya untuk situasi sulitseperti itu lebih bisa menghadapi kenyataan itu. Mereka melihat sisi terangnya. Dan mereka menemukan bahwa; itu bukanlah akhir dari segala-galanya.

PARADIGMA

Sore itu disebuah subway di kota New York, suasana cukup sepi. Kereta api bawah tanah itu cukup padat oleh orang-orang yang baru pulang kerja. Tiba-tiba, suara hening terganggu oleh ulah dua orang bocah kecil berumur sekitar 3 dan 5 tahun yangberlarian kesana kemari. Mereka berdua mulai mengganggu penumpang lain.Yang kecil mulai menarik- narik korang yang sedang dibaca oleh seorang penumpang, kadang merebut pena ataupun buku penumpang yang lain. Si kakak sengaja berlari dan menabrak kaki beberapa penumpang yang berdiri menggantung karena penuhnya gerbong itu. Beberapa penumpang mulai terganggu oleh ulah kedua bocah nakal itu, dan beberapa orang mulai menegur bapak dari kedua anak tersebut. “Pak, tolongdong anaknya dijaga!” pintasalah seorang penumpang. Bapak kedua anak itu memanggil dan menenangkannya. Suasana kembali hening, dan kedua anak itu duduk diam. Tak lama kemudian, keduanya mulai bertingkah seperti semula, bahkan semakin nakal. Apabila sekali diusilin masih diam saja, kedua anak itu makin berani. Bahkan ada yang korannya sedang dibaca, langsung saja ditarik dan dibawa lari. Bila si-empunya koran tidak bereaksi, koran itu mulai dirobek-robek dan diinjak-injak. Beberapa penumpang mulai menegur sang ayah lagi dengan nada mulai kesal. Mereka benar-benar merasa terganggu, apalagi suasanapulang kerja, mereka masihsangat lelah. Sang ayah memanggil kembali kedua anaknya, dan keduannya mulai diam lagi. Tapi hal itu tidak berlangsung lama. Si anak mulai membuat ulah yang semakin membuat para penumpang digerbong bawah tanah itu mulai marah. Beberapa penumpang mulai memarahi sang ayah dan membentak. “Pak bisa mendidik anak tidak sich!” kata seorang penumpang dengan geram. “Dari tadi anaknya mengganggu semua orang disini, tapi bapak koq diamsaja”. Sang ayah bangkit dari duduknya, menghampirikedua anaknya yang masih mungil, menenangkannya, dandengan sangat sopan berdiri dan berkata kepadapara penumpang yang ada digerbong itu. “Bapak-bapak dan ibu-ibu semua, mohon maaf atas kelakuan kedua anak saya ini. Tidak biasanya mereka berdua bertingkah nakal seperti saat ini. Tadi pagi, kedua anak saya ini baru saja ditinggal oleh ibu mereka yang sangat mereka cintai.Ibu kedua anak saya ini meninggal karena penyakit LEUKEMIA yang dideritanya”.Bapak itu diam sejenak, dan sambil mengelus kepalakedua anaknya meneruskan ceritanya. “Mungkin karenakejadian yang menimpa ibu mereka berdua itu begitu mendadak, membuat kedua anak saya ini belum bisa menerima kenyataan dan agak sedikit shock karenanya. Sekali lagi sayamohon maaf”. Seluruh orangdidalam gerbong kereta apibawah tanah itu seketika terdiam. Mereka dengan tiba-tiba berubah total, dari memandang dengan perasaan kesal karena kenakalannya, berubah menjadi perasaan iba dan sayang. Kedua anak itu masih tetap nakal, mengganggu seluruh penumpang yang ditemuinya.Tetapi, orang yang diganggu malah kelihatan tambah menampakkan kasih sayangnya. Ada yang memberinya coklat, bahkan ada yang menemaninya bermain. PERHATIKAN KONDISI SUBWAY ITU. PENUMPANGNYA MASIH SAMA. KEDUA ANAK ITU MASIHNAKAL-NAKAL. Tetapi terjadiperubahan yang sangat mencolok. SUASANA DIDALAM SUBWAY ITU BERUBAH 180 DERAJAT. KENAPA?…. KARENA SEBUAH INFORMASI. INILAH YANG DISEBUT PERUBAHAN PARADIGMA. Ternyata, batas antara SETUJU dan MENOLAK itu sangat tipis sekali. Dan itu tidak akan pernah dapat ditembus, kecuali oleh sebuah INFORMASI yangbenar

Kisah Mawar

Suatu ketika, ada seseorang pemuda yang mempunyai sebuah bibit mawar. Ia ingin sekali menanam mawar itu di kebunbelakang rumahnya. Pupuk dan sekop kecil telah disiapkan. Bergegas, disiapkannya pula pot kecil tempat mawar itu akan tumbuh berkembang. Dipilihnya pot yang terbaik, dan diletakkan potitu di sudut yang cukup mendapat sinar matahari. Ia berharap, bibit ini dapat tumbuh dengan sempurna. Disiraminya bibit mawar itu setiap hari. Dengan tekun, dirawatnya pohon itu. Tak lupa, jika ada rumput yang menganggu, segera disianginya agar terhindar dari kekurangan makanan. Beberapa waktu kemudian, mulailah tumbuh kuncup bunga itu. Kelopaknya tampak mulai merekah, walau warnanya belum terlihat sempurna. Pemuda ini pun senang, kerja kerasnya mulai membuahkan hasil. Diselidikinya bunga itu dengan hati-hati. Ia tampak heran, sebab tumbuhpula duri-duri kecil yang menutupi tangkai-tangkainya. Ia menyesalkanmengapa duri-duri tajam itu muncul bersamaan dengan merekahnya bunga yang indah ini. Tentu, duri-duri itu akan menganggu keindahan mawar-mawar miliknya. Sang pemuda tampak bergumam dalam hati, “Mengapa dari bunga seindah ini, tumbuh banyaksekali duri yang tajam? Tentu hal ini akan menyulitkanku untuk merawatnya nanti. Setiap kali kurapihkan, selalu saja tanganku terluka. Selalu saja ada ada bagiandari kulitku yang tergores. Ah pekerjaan inihanya membuatku sakit. Akutak akan membiarkan tanganku berdarah karena duri-duri penganggu ini.” Lama kelamaan, pemuda ini tampak enggan untuk memperhatikan mawar miliknya. Ia mulai tak peduli. Mawar itu tak pernah disirami lagi setiap pagi dan petang. Dibiarkannya rumput-rumputyang menganggu pertumbuhanmawar itu. Kelopaknya yangdahulu mulai merekah, kinitampak merona sayu. Daun-daun yang tumbuh di setiap tangkai pun mulai jatuh satu-persatu. Akhirnya, sebelum berkembang dengan sempurna, bunga itu pun meranggas dan layu. Jiwa manusia, adalah juga seperti kisah tadi. Di dalam setiap jiwa, selalu ada ‘mawar’ yang tertanam.Tuhan yang menitipkannya kepada kita untuk dirawat.Tuhan lah yang meletakkan kemuliaan itu di setiap kalbu kita. Layaknya taman-taman berbunga, sesungguhnya di dalam jiwakita, juga ada tunas mawardan duri yang akan merekah. Namun sayang, banyak dari kita yang hanya melihat “duri” yang tumbuh. Banyakdari kita yang hanya melihat sisi buruk dari kita yang akan berkembang.Kita sering menolak keberadaan kita sendiri. Kita kerap kecewa dengan diri kita dan tak mau menerimanya. Kita berpikirbahwa hanya hal-hal yang melukai yang akan tumbuh dari kita. Kita menolak untuk menyirami” hal-hal baik yang sebenarnya telahada. Dan akhirnya, kita kembali kecewa, kita tak pernah memahami potensi yang kita miliki. Banyak orang yang tak menyangka, mereka juga sebenarnya memiliki mawar yang indah di dalam jiwa. Banyak orang yang tak menyadari, adanya mawar itu. Kita, kerap disibukkandengan duri-duri kelemahandiri dan onak-onak kepesimisan dalam hati ini.Orang lain lah yang kadangharus menunjukannya. Jika kita bisa menemukan “mawar-mawar” indah yang tumbuh dalam jiwa itu, kita akan dapat mengabaikan duri-duri yangmuncul. Kita, akan terpacuuntuk membuatnya akan membuatnya merekah, dan terus merekah hingga berpuluh-puluh tunas baru akan muncul. Pada setiap tunas itu, akan berbuah tunas-tunas kebahagiaan, ketenangan, kedamaian, yangakan memenuhi taman-taman jiwa kita. Kenikmatan yangterindah adalah saat kita berhasil untuk menunjukkandiri kita tentang mawar-mawar itu, dan mengabaikanduri-duri yang muncul. Semerbak harumnya akan menghiasi hari-hari kita. Aroma keindahan yang ditawarkannya, adalah layaknya ketenangan air telaga yang menenangkan keruwetan hati. Mari, kita temukan “mawar-mawar” ketenangan, kebahagiaan, kedamaian itu dalam jiwa-jiwa kita. Mungkin, ya,mungkin, kita akan juga berjumpa dengan onak dan duri, tapi janganlah itu membuat kita berputus asa.Mungkin, tangan-tangan kitaakan tergores dan terluka,tapi janganlah itu membuatkita bersedih nestapa. Biarkan mawar-mawar indah itu merekah dalam hatimu. Biarkan kelopaknya memancarkan cahaya kemuliaan-Nya. Biarkan tangkai-tangkainya memegang teguh harapan danimpianmu. Biarkan putik-putik yang dikandungnya menjadi bibit dan benih kebahagiaan baru bagimu. Sebarkan tunas-tunas itu kepada setiap orang yang kita temui, dan biarkan mereka juga menemukan keindahan mawar-mawar laindalam jiwa mereka. Sampaikan salam-salam itu,agar kita dapat menuai bibit-bibit mawar cinta itukepada setiap orang, dan menumbuh-kembangkannya di dalam taman-taman hati kita.

Kasih Ibu

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku‘dipaksa’ membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkansepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiapkali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri darisuamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu , karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yangdibanggakan oleh anak-anakku. Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantukyang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting akusenang ia menungguiku sampai bel berbunyi. Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah akumenungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolongankudisaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga. Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasamalu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang takmenyangka aku sedang bersamanya. Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibumemang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasandi tubuhku dari sisa uangbelanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka dikaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis. Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasajauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya. Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telahmelahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan,tapi do’a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apayang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akanpernah menjadi aku yang sekarang. Pada hari pernikahanku, iamenggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati,memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akadnikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saatitulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini. Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istriyang baik dan taat kepadasuamiku hingga tak jarangaku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwasegala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummuIbu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Harga Anak Anjing Cacat

Di sebuah toko hewan yang menjual berbagai jenis anjing peliharaan, terpajang sebuah pengumuman yang menyatakan bahwa ada beberapa anak anjing berusia sebulan yang siap di jual. Melihat pengumuman itu, seorang anak laki-laki, masuk ke dalam toko kemudian bertanya, “Berapa harga anak anjing yang Anda jual?” kemudian sang pemilik toko menjawab, “Satu anak anjing bisa diberi harga 500 ribu sampai 700 ribu rupiah,” Anak laki-laki itu kemudian mengambil beberapa lembar uang yangada di dalam saku celananya, “Uangku hanya lima puluh ribu, apakah aku boleh melihat-lihat anak anjing yang Anda jual?” Pemilik toko anjing itu tersenyum dan tidak keberatan, dia segera bersiul dan muncul beberapa ekor anjing yangberlarian menuju sang pemilik toko. Dari beberapa ekor anak anjingtersebut, ada salah satu anak anjing yang berjalan sedikit pincang dan tertinggal di belakang. “Anak anjing itu kenapa?” tanya sang bocah. Sang pemilik toko kemudian menjelaskan bahwa anak anjing itu memang mengalami cacat fisik sejak lahir, pada salah satu kaki belakangnya. “Kalau begitu, aku mau membeli anak anjing itu,” kata sang anak laki-laki. “Aku sarankan agar kau tidak membeli anak anjingcacat itu, tetapi kalau kau menginginkannya, aku akan memberikan secara cuma-cuma,” ujar sang pemilik toko. Wajah anak laki-laki itu tampak kecewa. “Aku tidakmau kalau Anda memberikan anak anjing itu secara cuma-cuma. Sekarang saya hanya punya uang lima puluh ribu, aku akan mencicil membayarnya dengan uang sakuku,” ujarnya dengan suara yangyakin dan mantap. “Nak, kenapa kau ingin membeli anak anjing cacat itu? Dia tidak bisa berlari dengan cepat, tidak bisa melompat dengan gesit dan bermain seperti anak anjing lainnya,” ujar sang pemilik toko. Setelah terdiam beberapa detik, anak laki-laki itu menarik ujung celana panjang yang dia pakai. Tampak sepasang kaki yangterbuat dari bahan metalik, sepasang kaki palsu. “Aku juga tidak bisa berlari dengan cepat,tidak bisa melompat dengan bebas seperti anak-anak lainnya. Karena itu aku tahu bagaimana rasanya, dan anak anjing itu membutuhkan seseorangyang mengerti bagaimana rasanya menjadi sosok yang aku lebih suka menyebutnya spesial dibandingkan cacat,” Pemilik toko langsung terharu dan mengatakan, “Aku akan berdoa agar anak-anak anjing yang lainbisa memiliki majikan sebaik dan sehebat dirimu,nak.”

AYAH DAN ANAK DITEPI KOLAM

Seorang pria tua yang usianya sudah menginjak 85 tahun duduk di tepi kolam ditemani anaknya, yang usianya 42 tahun. Ia sangat bangga pada anaknya yang sukses itu. Sekalipun ia tahu bahwa anaknya tak pernah punya banyak waktu untuknya kini. Memecah keheningan, sang ayah bertanya pada anaknya… “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” tanya sang ayah “ Ikan koi , ayah. Aku membawanya dari Jepang,” jawab si anak. Merekapun kembali diam. Beberapa menit kemudian sang ayah bertanya lagi. “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” “Kan aku sudah bilang tadi. Ini ikan koi, aku membawanya dari Jepang, kemarin,” jawab si anak ketus. Ayahnya mengangguk-anggukdan mengagumi ikan-ikan yang berlarian di kolam tersebut.Selang beberapa menit kemudian, ia kembali bertanya. “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” Dengan geram, si anak tetap fokus pada iPad yang dipegang di tangannya. Tanpa menoleh pada si ayah ia menjawab ketus, “itu namanya ikan koi, yah. Ikan koi!” Ayahnya tersenyum sambil terus mengagumi ikan-ikanindah tersebut. Dan untuk kesekian kalinyasang ayah bertanya pada anaknya. “Nak, ikan apakah itu? Warnanya cantik sekali,” Si anak langsung meletakkan iPad di genggamannya. “Ayah, kenapa sih ayah menanyakan hal yang sama berulang-ulang? Bukankah aku sudah bilang ini adalah ikan koi. Kenapa ayah nggak ngerti juga?” Ayahnya terdiam. Dengan gerakan yang sangat lambat ia mengambil dompet di sakunya. Mengeluarkan sebuah foto masa mudanya. Ketika ia pergi memancing dengan anaknya di sebuah danau dekat rumah. “Ingatkah kau akan foto ini nak? Saat itu kau masih kecil. Rasa keingintahuanmu sangat besar. Setiap kali ayah mendapat ikan, kau akan bertanya pada ayah ‘ikan apakah itu, ayah?’ dan ayah akan menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tak hanya sekali saja pertanyaan itu keluar darimulut kecilmu. Kau akan mengulangi sebuah pertanyaan sebanyak 25 kali jika kau sangat ingintahu. Dan ayah tetap menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tetapi, mengapakini ayah baru bertanya 4kali saja, kau sudah marah?” tanyanya sambil meneteskan air mata. Hikmah dari Kisah Ayah dan Anak Kejadian ini mungkin pernah dirasakan oleh kitajuga. Saat kondisi orang tua sudah mulai menua. Pertanyaan-pertanyaan ataucerita-cerita yang sudah pernah diucapkan akan terus menerus diucapkan. Beliau mungkin tidak ingat, atau hanya terlalu bersemangat membahas sebuah topik. Dan untuk itulah, kita yang dulu juga pernah menanyakan hal berulang-ulang di saatmasih anak-anak, hendaknyabersikap sama sabarnya. Menjawab semua pertanyaanyang sama dengan hati ikhlas . Mendengarkan cerita yang sama terus menerus bak belum pernah mendengar sebelumnya. Setidaknya bahagia orang tua itu sederhana, didengarkan dengan ikhlas.

Telinga Dan Tangan Ibu

Berada bersama ibu begitumenenangkan. Sebab rasanya ibu tak pernah lelah menjadi ‘telinga terbaik’ bagi setiap cerita yang mengalir deras dari mulut saya, setiap kali sampai di rumah, selesai beraktifitas seharian. Ibutak perlu bertanya apapun,saya akan duduk manis berlama-lama di kamarnya, menumpahkan segala yang telah memenuhsesakkan dada ini. Saya tak pernahberpikir sebelumnya, bahwaceloteh saya saat itu bisa jadi akan menambah lelah dan memberatkan beban yang sudah menggelantung di pundak ibu. Tapi senyumnya tetapmelipur hati, seolah letihitu tak ada.Hari itu, saya begitu tergesa sampai di sekolah,hampir saja terlambat. Pagi-pagi sekali, tidak seperti biasanya, saya telah ikut sibuk membereskan banyak sekalibarang. Sekitar pukul tujuh, saya dan ibu telah berada di sebuah lobby hotel terkenal di Jakarta.Hari itu, untuk yang pertama kalinya, saya berhadapan dengan sekian banyak turis yang berseliweran dengan wajah-wajah penuh antusias memandangi, melihat-lihat,dan bercakap-cakap dengankami-para penjaja barang dagangan di stand bazaar.Kali itu, saat yang istimewa bagi ibu, hari pertama menjadi peserta bazaar yang dihadiri paraturis maupun pekerja asing. Saya pun tak kalahsemangatnya, sepanjang siang di sekolah tak henti-hentinya tersenyum-senyum sendiri, sampai teman sebangku saya-Rani namanya-rasanya sudah begitu bosan mendengar celotehan saya tentang pengalaman pagi itu. Menyaksikan dan terkikik geli mendengar ibu bercakap-cakap dengan para pembeli. Ngawur, tapitetap saja ngotot. Padahalibu tak bisa berbahasa Inggris. Saya rasa Allah telah menganugerahkan ibu sepasang ‘ tangan ajaib ’. Saya ingat, belasan tahun lalu, saat saya duduk di bangku SD, rumah kami penuh dengan pernak-pernik. Saat itu, puluhan gulung pita berwarna-warnimenumpuk di sudut kamar. Berjejeran pula berlembar-lembar karton tebal, busa,serta tumpukan kain. Saatitu, saya selalu senang memandangi dan bermain-main di ‘pojok berantakan’milik ibu. Kedua tangannyatelah menghasilkan barang-barang yang begitu menarik di mata saya. Saat itu, saya dengan gembira menyambut tawaranibu untuk menjadi ‘asistennya’. Dan saya punasyik bergumul dengan plastik-plastik kecil, membukanya kemudian memasukkan pita rambut warna-warni hasil karya ibu, dan menjepitnya dengan stapler. Hanya itu.Ibu tak memperkenankan saya untuk menyentuh ‘tempat foto’ cantik buatannya, yang digantung berjejer di dinding kamar.Belum lagi tumpukan souvenir pesta pernikahan,entah ada berapa ratus. Kegembiraan saya berada di antara benda-benda menarik itu seperti membuat saya lupa, bahwa saya sering menemukan ibuterkantuk-kantuk duduk di‘meja operasi’nya sampai tengah malam, menyelesaikan pesanan. Ibu telah menghabiskan entah berapa bagian waktudalam hidupnya untuk menjadi ‘ember’ ternyaman bagi diri saya. Di sanalahsaya menumpahkan segala macam hal yang sering membuat ibu tersenyum geli, tertawa, atau mungkin juga turut bersedih atas apa yang saya alami. Ajaibnya, kinisaya tak lagi perlu memulai percakapan itu. Sepertinya ibu telah mengetahui segala isi hatisaya, tanpa perlu saya ungkapkan. Begitukah seorang ibu? Saya sempat berpikir, tak usahlah lagimenceritakan segala hal padanya. Mungkin itu hanyaakan menambah lelahnya. Saya memutuskan untuk berhenti berceloteh pada ibu, toh saya sudah dewasa, dan tak lagi pantas memberatkannya dengan hal-hal tak pentingmacam celotehan itu. Namun hari itu, ibu menelpon saya ke kantor dan menegur saya, “Ta, kapan kamu ke rumah? Kitakan udah lama nggak cerita-cerita…” Ibu tak hanya pendengar setia bagi celoteh anaknya, namun ia juga telah memberi dan mengajarkan saya banyak hal melalui kedua ‘tangan ajaib’nya. Ia mengajarkan saya untuk selalu berusaha menjadi pendengar yang baik bagi orang lain, melalui mimik wajah serta kalimat-kalimatnya menanggapi setiap perkataan yang saya ucapkan. Saya belajar, bahwa setiap perhatian kecil yang diberikan kepada seorang anak, maka yang tersimpanpadanya adalah sebuah kasih sayang besar dan keyakinan bahwa ia disayangi. Saya belajar, bahwa kedua tangan anugerah Allah ini, adalahmodal bagi kerja keras yang harus dilakukan demiorang-orang tercinta, keluarga. Entah apapun yang dapat diperbuat. Saya tak heran, betapa banyak teman dan relasi bisnis yang ibu miliki sekarang. Banyak pula kerabat dekat yang betah berlama-lama mengobrol dengan ibu. Tak sedikit orang yang mengagumi ‘bakat’ yang mereka katakan terhadap keterampilan yang ibu miliki. Ibu menyebutnya hobi, tapi saya memahaminya sebagai cara ibu bersenang-senang dengan ‘tuntutan’ padanya untuk membantu ayah membiayai keluarga. Seringkali lelah membayangdalam raut wajah ibu, namun tak jarang saya mendapatinya berbinar kala‘tangan ajaib’nya telah berhasil ‘menciptakan’ karya baru. Sekarang ini, adalah giliran saya untuk menjadi‘telinga terbaik’ bagi ibusampai hari tuanya nanti, dan mempersembahkan hasilyang dapat saya raih darikedua belah tangan ini untuk membahagiakannya.

Hidup Adalah Anugerah Bagi Jiwa Yang Ikhlas

Yang tinggal di gunung merindukan​ pantai. Yang tinggal di pantai merindukan​ gunung. Di musim kemarau merindukan​ musim hujan. Di musim hujan merindukan​ musim kemarau. Yang berambut hitam mengagumi yang pirang. Yang berambut pirang mengagumi yang hitam. Diam di rumah merindukan​bepergian. Setelah bepergian merindukan​ rumah. Ketika masih jadi karyawaningin jadi Entreprene​ur supaya punya kebebasan waktu. Begitu jadi Entreprene​uringin jadi karyawan, biar tidak pusing. Waktu tenang mencari keramaian. Waktu ramai mencari ketenangan​. Saat masih bujangan, pengen punya suami ganteng/is​tri cantik. Begitu sudah dapat suami ganteng/is​tri cantik, pengen yang biasa-biasa saja, bikin cemburu aja/takut selingkuh.​. Punya anak satu mendambaka​n banyak anak. Punya banyak anak mendambaka​n satu anak saja. Kita tidak pernah bahagia sebab segala sesuatu tampak indah hanya sebelumdimiliki. Namun setelah dimiliki takindah lagi. Kapankah kebahagiaa​n akan didapatkan​ kalau kita hanya selalu memikirkan​ apa yang belum ada, namun mengabaika​n apa yang sudah dimiliki tanpa rasa syukur ? ‘Semoga kita menjadi pribadi yang yang senantiasa bersyukur dengan berkah yang sudah kita miliki’ ‘Jangan menutup mata kita,walaupun hanya dengan daunkecil’ Jangan menutupi hati kita,walaupun hanya dengan sebuah pikiran negatif. Bila hati kita tertutup, tertutuplah semua. Syukuri apa yang ada, karena hidup adalah anugerah bagi jiwa-jiwa yang ikhlas.

UNIVERSITAS KEHIDUPAN

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR Jika setiap doa kita terusDIKABULKAN, bagaimana kitadapat belajar IKHTIAR. Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidakada air mata Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidakada kekurangan Seorang yang tekun berdoa,bukan berarti tidak ada masa sulit Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik. Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN. Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamusedang belajar tentang KESUNGGUHAN Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itukamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN Ketika kamu harus membayarbiaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedangbelajar tentang KEMURAHAN HATI. Tetap semangat…. Tetap sabar…. Tetap tersenyum….. Karena kamu sedang menimbailmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN” Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dankenyamanan MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIRMATA.

DUA KANTONG YANG BERBEDA

Alkisah, ada seseorang yangsangat menikmati kebahagiaan & ketenangan di dalam hidupnya. Orang tersebut mempunyai dua kantong. Pada kantong yangsatu terdapat lubang di bawahnya, tapi pada kantong yang lainnya tidakterdapat lubang. Segala sesuatu yang menyakitkan yang pernah didengarnya seperti makian& sindiran, ditulisnya di sebuah kertas, digulung kecil, kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang berlubang. Tetapi semua yang indah, benar, dan bermanfaat, ditulisnya di sebuah kertas kemudian dimasukkannya ke dalam kantong yang tidak ada lubangnya. Pada malam hari, ia mengeluarkan semua yang ada di dalam saku yang tidak berlubang, membacanya, dan menikmati hal-hal indah yang sudah diperolehnya sepanjang hari itu. Kemudian ia merogoh kantong yang ada lubangnya, tetapi ia tidak menemukan apa pun. Maka iapun tertawa dan tetap bersukacita karena tidak ada sesuatu yang dapat merusak hati dan jiwanya. Teman2.. Itulah yang seharusnya kita lakukan. Menyimpan semua yang baik di “kantong yang tidak berlubang”, sehingga tidak satupun yang baik yang hilang dari hidup kita. Sebaliknya, simpanlah semuayang buruk di “kantong yang berlubang”. Maka yangburuk itu akan jatuh dan tidak perlu kita ingat lagi. Namun sayang sekali.. masihbanyak orang yang melakukan dengan terbalik!Mereka menyimpan semua yang baik di “kantong yangberlubang”, dan apa yang tidak baik di “kantong yang tidak berlubang” (alias memelihara pikiran-pikiran jahat dan segala sesuatu yang menyakitkan hati). Maka, jiwanya menjadi tertekan & tidak ada gairah dalam menjalanihidup. Oleh karena itu, agar bisamenikmati kehidupan yang bahagia dan tenang: janganmenyimpan apa yang tidak baik di dalam hidup kita (tahukah Anda: sakit hati, iri hati, dendam, dan kemarahan juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian). Mari mencoba, menyimpan hanya yang baik dan bermanfaat.

TEKNIK PANDAI BERBICARA TANPA RASA GUGUP

Menyinggung masalah bicarasudah hal biasa yang di lakukan dalam keseharian kita. Tetapi lain situasi lain juga kondisi ketika kita bicara sembarangan dengan bicara di hadapan orang banyak. Kekeliruan mesti terjadi apa itu gagap, deg-degan, salah tingkah dan juga gugup. Ketika terjadi itu di tertawakan orang apalagi kalau situasinya di kelas lebih parah lagi. Padahal mesti disadari bahwa sebenarnya Anda itu sedang menjalani proses belajar, dan yang namanya belajar apabila melakukan sesuatu kekeliruan ataupunkesalahan adalah sangat wajar dan dimaklumi. Bahkan seorang mahasiswa yang pintar pun, pasti di awal-awal penguasaan materi kuliah pernah mengalami kekeliruan dan kesalahan. Begitu pula di awal-awal belajar bicara dan mengemukakan pendapat,sudah menjadi kebiasaan umum banyak melakukan kesalahan dalam menyampaikan kalimat dan kata-kata. Jangan malu, karena memang melakukan kesalahan-kesalahan itulah proses yang harus kita jalani, yang kemudian kita dapat belajar dari kesalahan tersebut dan memperbaikinya sehingga lambat laun rasa malu dan takut bicara tadi menjadi terkikis dan berubah menjadi sifat kritis dan berani mengemukakan pendapat. Dengan mencoba tips yang sederhana mari kita belajar untuk berbenah diri dalam menata bicara kepada orang lain . 1. Mulai Dari yang Kecil Mulaihlah untuk berlatih berbicara dari lingkup yang kecil. Lingkup kecil ini yang biasa Anda temui,misalnya pada rapat-rapat kepanitiaan acara. Pada rapat kecil ini Anda bisa jadikan ajang berbicara mengemukakan pendapat Begitu pula rapat di kampung RT/RW. Ketika menjadi peserta seminar Anda harus belajar aktif memberikan pertanyaan/tanggapan. Ketika di kelasAnda aktif bertanya dan berargumen. 2. Jam Terbang bicara Semuanya berawal dari kebiasaan. Mungkin ini katayang sangat tepat untuk membiasakan diri Anda agarmau menjalani proses untukmengasah kemampuan berbicara di depan kelas/umum. Coba lihat orang yang mampu mengetik sepuluh jari dengan cepat.Bagi Anda yang belum bisa mengetik secepat itu pastimerasa takjub dan terkagum-kagum. Tapi bagi yang bisa merasa kemampuantersebut biasa saja. Dikarenakan memang sudah terbiasa melakukannya selama bertahun-tahun. Nah,hal ini juga yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kualitas bicara Anda di depan umum.Yakinlah, bila jam terbang Anda sudah tinggi, kualitasAnda menjadi public speaker akan menjadi baik,dan yang namanya perasaan malu/takut untuk bicara tidak akan menguasai diri Anda lagi. 3. Percaya diri saja, SemuaPembicara Pasti Grogi Setiap pembicara yang tampaknya sangat hebat ketika di atas panggung, percaya diri yang tinggi, dan dengan kata-katanya mampu membuat audiens larut terhipnotis dalam orasinya itu, jangan Anda kira tidak mengalami grogiloh... Percayalah setiap pembicara, MC, presenter, public speaker, bahkan dosen Anda sendiri pun ketika pertama kali tampildan berbicara di depan umum pasti mengalami gugupdan grogi terlebih dahulu. Akan tetapi, setelah beradadi atas panggung dan melontarkan beberapa kata pembuka, dengan cepat kegugupan mereka sirna danberganti dengan rasa enjoydan mampu bicara dengan lancar. 4. Pernafasan untuk Menjinakkan Grogi Ketika kita gugup maka suara yang kita keluarkan akan terasa bergetar, kerongkongan kita terasa tercekat bahkan untuk beberapa orang sampai ada yang mules-mules perutnya.Beruntunglah saya sempat bergaul dengan teman-temanorator unggul yang mau membagi tipsnya. Dari mereka saya tahu cara mengatasinya adalah; setiapgugup muncul tariklah nafas dalam-dalam kemudiantahan, lalu mulailah bicaradengan perlahan. Efeknya sungguh menggembirakan, walaupun dada kita masih berdegup kencang, tapi suara yang keluar sangatlah datar dan intonasinya pun terjaga. 5. Tatapan Mata Tahukah Anda apa sebenarnya yang sering menyebabkan kita selalu gugup dan dengkul merasa lemas ketika berbicara di depan publik? Ya, salah satunya adalah ketika kitadilihat oleh puluhan bahkanratusan pasang mata..! Rasanya nyawa mau melayangbukan? Hal ini biasanya dikarenakan mata kita selalu menatap secara langsung mata para hadirin. Sehingga selalu muncul perasaan seolah-olah mereka bakal mentertawakan kita dan apalagi bila kita melihat dua orang hadirin yang sedang berbisik sambil melirik ke arah kita, hal itu menambah daya gugup yang sudah mengguncang dada kita bukan? Memang untuk beberapa pembicara tidak masalah tapi bagi yang mudah gugupsaran saya jangan terlalu sering melihat/kontak langsung dengan mata hadirin. Tapi jangan lupa untuk tetap sesekali melakukan kontak mata langsung, karena sebagai wujud perhatian serius kita ke mereka. Lalu kemana seharusnya mata kita tujukan? Cara yang biasa saya lakukan adalah dengan melihat ke bagian kepala para hadirin.Karena dengan begitu mereka tidak sadar bahwa sebenarnya kita tidak melihat langsung ke mereka, tetapi bagi merekamerasa kita telah memperhatikan. Ada juga caranya dengan melihat di bagian tengah dari kerumunan peserta/hadirin. Mudah bukan cara menaklukan situasi gugup bicara. Segera praktekkan untuk menaklukan relasi bisnis,teman dan masyarakat dalam hal bicara. sumber :http://language-komputer.blogspot.com/2011/05/teknik-ampuh-membuat-pandai-ngomong-di.html