RIDDLE# PERPISAHAN SEKOLAH




Level: medium



Ada seorang anak yang bisa dibilang culun di kelasku. 
Dia tak pandai bergaul dan bisa dikatakan ia tak punya teman sama sekali di sini. 
Pada akhir semester ini dia pindah sekolah untuk ikut ayahnya yang akan bekerja di luar kota.

Di luar dugaanku, teman-teman sekelasku ternyata mengadakan pesta perpisahan untuknya. 
Sang ketua kelas bahkan memberikan kenang-kenangan berupa kertas warna-warni. 
Ia memberikan kertas kosong itu padanya. 

Begitu pula semua murid. 
Ia bahkan sampai menangis saat menerima. 
Ternyata semua teman-temanku sungguh baik. 
Akupun memberikan sehelai kertas untuknya sebagai lambang perpisahan kami.



RIDDLE# SEKOLAH TUA




Level: easy



Tiap kami pulang, kami selalu melewati sebuah sekolah tua yang terbengkalai. Bangunannya sudah tertutup rapat agar tidak ada yang masuk. 
Kayu-kayunya sudah lapuk, namun jendela kacanya masih utuh. 
Tiap kali kami lewat selalu saja ada cap telapak tangan yang menempel di jendelanya.



Dasar anak-anak usil, pikirku. 
Tempat seseram ini tapi masih saja mereka bermain di sini. 
Lagian ini kan musim dingin. 
Menggigil begini masih saja mereka main di luar.

RIDDLE# RUMAH AYAH



Level: easy



Pagi itu aku mengunjungi rumah ayahku. Kami harus tinggal di tempat yang terpisah ayahku ditempatkan bekerja di kota lain.
   Ini kali pertamaku mengunjungi ayahku di perumahan dinasnya. 
Begitu menemukan alamatnya, aku membuka pintu. 
Tidak dikunci! Dasar ayahku ceroboh sekali.

Begitu aku masuk, aku melihat sinar matahari pagi menyinari ruangan itu. 
Aku melihat seseorang tidur di ranjang ayahku. 
Masalahnya, dia adalah seorang perempuan. 
Siapa dia? Kenapa dia tidur di ranjang ayahku? Apa ayahku berselingkuh?

Dengan marah, aku mengambil asbak yang ada di atas meja samping tempat tidur dan memukulkannya berkali-kali ke kepala perempuan itu. Aku ketakutan dan langsung kabur. 
Apakah aku baru saja membunuhnya? Apakah aku akan ditangkap polisi. 
Tidak, justru ayahku yang akan dituduh membunuhnya! Lagipula ini kan salah ayahku. 
Kenapa ia harus berselingkuh?

Aku kembali ke rumah ibuku. Aku tak mau menceritakannya, sebab tentu ia akan sedih.
 Beberapa hari kemudian ayahku menelepon, menanyakan kenapa aku tak jadi mengunjunginya pagi itu. Ia sama sekali tak menyinggung tentang perempuan itu.

Sore itu aku memutuskan untuk datang ke rumahnya.
 Ia mempersilakanku masuk seolah tak terjadi apa-apa. 
Akupun masuk ke kamar ayahku dan melihat tak ada bekas pembunuhan di sana. 

Seprai dan semuanya telah berubah (pasti dia ganti), namun aku yakin ini kamar yang sama.
 Arah cahaya yang menyinarinya sama persis!

RIDDLE# TOILET BIRU




Level: extreme



Hari ini aku membeli secara online pengharum dan pembersih kamar mandi berbentuk tablet biru. 
Caranya adalah dengan memasukkannya ke dalam tanki kloset dan katanya (menurut iklan sih), air yang keluar dari pembilas kloset akan berwarna biru dan wangi. 
Hmmm … aku ingin mencobanya.

Malam itu akupun memasukkannya ke dalam tangki, lalu aku meninggalkannya semalaman. Sebagai seorang cewek single yang tinggal sendiri, benda seperti ini akan sangat membantuku karena aku nggak perlu sering-sering membersihkan kloset hahaha.

Esok paginya aku langsung mencobanya. Aku mencoba menyalakan penyiram kloset dan “Byuuuur!” air berwarna biru nan harum segera mengalir deras. Waaaah … benar-benar penemuan yang mengagumkan!

RIDDLE# SAKIT PANAS




Level: easy



“Aku tidak mau berangkat sekolah! Badanku panas!” anak perempuanku bersembunyi di bawah selimut. Tapi aku tahu dia bohong. 
Dia tidak mau berangkat karena hari ini ada kuis matematika yang amat dia benci.

“Mana Mama lihat?” aku menyibak selimutnya dan memeriksa dahinya.

“Mana nggak panas kok?”

“Tapi aku demam!” anakku bersikeras.

“Mama akan cek dengan termometer!” ujarku sembari mengambil termometer di lemari. 
Termometer ini adalah jenis yang sudah cukup tua, diwariskan turun temurun dari nenekku.

“Mama! Nggak usah!” lenguh anakku.

“Coba, masukkan ke mulut!” aku menyelipkan termometer itu ke mulut anakku. 
Tapi dasar anakku nakal, ia malah menggigit termometernya hingga pecah!

“Apa-apaan sih kamu!” aku mengeluarkan termometer itu dan memeriksa mulut anakku. 
Untungnya pecahan termometer itu cukup besar dan aku bisa memungutnya.

“Cepat minum!” perintahku lagi. Aku harap tak ada pecahan kaca kecil yang bisa melukai tenggorokannya. 
“Pokoknya Mama nggak mau tahu! Kamu boleh tidak masuk tapi jangan beranjak dari tempat tidur ini! Nonton tivi-pun nggak boleh!”

“Ah Mama!” ujarnya kesal. 
Ia memang mendapatkan apa yang ia mau, namun aku tetap menghukumnya. Dan yang jelas aku tak mau membawanya ke dokter. 
Jelas sekali dia berpura-pura sakit.

RIDDLE# SURAT DARI IBU




Level: easy



Aku tersenyum ketika mendapat surat dari ibuku dari panti jompo. 
Aku sebenarnya tak mau menempatkan ibuku di sana.
 Namun hanya untuk sementara saja. Jika aku meninggalkannya di rumah sendirian, takkan ada yang mengurusnya. 
Ibuku sudah sangat tua. 

Aku sebenarnya tak tega, namun apa boleh buat. Aku sudah merencanakan liburanku di Italia selama dua minggu ini sejak lama.

Lho, kok tidak ada salam pembuka, pikirku ketika membuka dan mulai membacanya. Ibuku sudah mulai pikun rupanya.

Isi suratnya seperti ini.

Ibu baik-baik saja, Nak. Gimana liburanmu di Italia? Semoga kau menikmatinya?

Tidak lupa makan kan selama di sana? Ibu harap kau suka makanan Italia. Kau jarang makan selama di rumah. Ibu ingat kau jarang doyan makanan yang kumasakkan untukmu.

Makan yang banyak ya? Di sini makanannya enak-enak. Ibu suka tinggal di sini. Ibu harap kau juga suka dengan hotel-hotel yang kau tempati selama keliling Italia.

Selama di sini, ibu selalu diperlakukan baik oleh para perawat di sini. Mereka selalu menghibur ibu. Teman-teman ibu di sini juga baik-baik.

Berhari-hari ibu memikirkanmu. Ibu kangen. Jangan lupa ya mampir untuk mengunjungi ibu kalau kau sudah balik dari liburan. Ibu sayang kamu.

Begitu membacanya, aku mengerutkan dahi. 
Aku langsung membatalkan sisa perjalananku dan kembali ke tanah air.



RIDDLE # ELEVATOR




Level: easy



Kami berdua berpetualang ke sebuah gedung terbengkalai yang katanya berhantu. 

Kami naik ke lantai atas menggunakan tangga dan mengandalkan senter karena sangat gelap di sana. 

Kami mencoba mencari hantu itu, namun tak menemukan apapun. 
Namun kami mengakui, tempat itu memang amat seram dengan grafiti aneh dan nuansa yang dingin dan menakutkan.

“Oi, sudahlah, nggak ada apa-apa di sini. Ayo turun!”

“Oke.” Kataku. Beruntung di dekat ada sebuah lift.
 Bisa gempor kakiku kalau harus turun menggunakan tangga tadi.
 Kamipun masuk dan menekan tombol. Segera, lift itu turun membawa kami ke lantai dasar.

RIDDLE# MIE INSTAN






Level: easy



Seorang penjelajah memasuki hutan yang amat terpencil dan menemukan sebuah suku pedalaman. Sang penjelajah itu amat bangga, sebab ia adalah orang pertama yang mengadakan kontak dengan suku tersebut. Tak pernah ada laporan orang lain berhasil masuk sejauh ini sampai ke pedalaman.

Sang penjelajah itu mencoba berkomunikasi dengan orang-orang yang tinggal di sana, namun ia merasa kesulitan dengan bahasa mereka.

Hingga akhirnya ia mencium ada wangi menguar. Ia kemudian menyadari bahwa tasnya dibuka. Tak jauh darinya, beberapa orang tengah menikmati mie instan yang dibawanya.

“Oh, kalian menyukainya? Enak bukan?”

Mereka terus memakannya dengan lahap.

Penjelajah itu tertawa dalam hati. Hampir saja tadi ia berpikir mereka suku kanibal. Kalo iya, berarti mereka suku kanibal yang suka makan mie instan. Hahaha konyol sekali!