Di sebuah desa di pedalaman Cina hiduplah sepasang orang tua yang memiliki anak gadis yang sangat cantik. Kecantikan gadis itu termashyur hingga ke desa2 dan kota2 tetangga, sehingga setiap bulan ada saja pria yang datang dari berbagai tempat untuk melamarnya.
Namun hal yang aneh selalu saja terjadi. Mereka yang melamarnya akan berlari di tengah malam seperti orang gila. Wajah mereka pucat karena ketakutan setengah mati. Ketika ditanya apa yang telah terjadi menimpa mereka, mereka tak mau menjawab. Mereka hanya mengatakan ingin pergi sejauh mungkin dari tempat itu dan tak ingin bertemu dengan gadis itu lagi. Karena alasannya itulah, walaupun wajahnya sangat cantik, gadis itu hingga kini masih tetap belum bersuami. Orang tuanya mulai khawatir namun mereka tak menemukan ada satupun yang salah dengan anak mereka. Perilakunya sangat halus dan sopan dan ia selalu baik pada setiap orang. Hingga suatu malam, datanglah seorang pemuda yang datang dari jauh. Ia mengatakan ingin menikahi putri mereka. Kedua orang tua gadis itu sangatlah gembira, namun mereka memperingatkan pemuda itu akan apa yang telah terjadi pada pemuda2 lain yang mencoba melamar putri mereka. Namun pemuda itu tetap bersikeras hendak menikahi putri mereka, apapun yang terjadi. Orang tua itupun mempertemukan pemuda itu pada putri mereka dalam suatu makan malam. Saat itu, tanpa sepengetahuan orang tuanya, gadis itu membisikkan sesuatu pada pemuda itu. “Tengah malam nati temuilah aku di luar rumah. Hati-hati, jangan ada siapapun yang tahu, termasuk orang tuaku!” Pemuda itu mengangguk dan menepati janjinya. Tepat tengah malam, ia menemui gadis itu yang telah menunggu di luar rumah. Di bawah pancaran cahaya rembulan, wajah gadis itu justru bertambah cantik. Ia lalu berkata pada pemuda itu. “Malam ini aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Namun sebelum itu berjanjilah bahwa kamu tidak akan menceritakan pada siapapun apa yang terjadi malam ini.” “Baik, aku berjanji kepadamu!” “Baiklah, bawa ini dan ikuti aku tanpa menanyakan apapun!” kata gadis itu sambil menyerahkan sebuah sekop, sementara ia sendiri membawa sekop yang lain. Walaupun dalam hati pemuda itu bertanya-tanya, namun ia menepati janjinya untuk tidak menanyakan sesuatu apapun. Ternyata gadis itu mengajak pemuda itu ke sebuah kuburan. Tiba-tiba gadis itu memungut sebuah sekop dan menggali sebuah kuburan yang masih baru. Dengan wajah ngeri, sang pemuda melihat gadis itu membuka peti jenazah dan menarik lengan jenazah dari dalam peti mati itu hingga terputus. Di bawah cahaya rembulan, gadis itu mulai mengigit lengan itu, kemudian mengunyah dan menelannya. “Jika kau benar2 mencintaiku,” bisik gadis itu, “Kau akan melakukan apa yang suka kulakukan.” Tanpa disangka, pemuda itu mengulurkan tangannya, mengambil potongan tangan itu dan memakannya. Ternyata itu hanya sebuah manisan yang didandani seperti sebuah tangan. Gadis itu tersenyum, “Ini adalah tes untuk membuktikan berapa dalam cinta pria2 yang hendak melamarku. Pria2 yang melamarku selalu saja lari ketakutan, namun hanya kamu saja yang cukup berani melakukannya. Sesuai janjiku, aku akan menikahimu.” Pemuda itu justru mencibir, “Hanya begini saja?” katanya sambil membuang lengan palsu itu. Iapun mengambil sekop dan mulai menggali kuburan lainnya. Direnggutnya sebuah tangan yang mulai membusuk dari dalam peti mati dan mulai memakannya dengan lahap. “Aku pikir,” katanya sambil terus mengunyah, “kamu seperti aku juga...” SEKIAN!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar