Burung Kecil Pindah Rumah
Kisah Sang Ombak
KISAH POHON JATI
Kisah Tukang Kayu
Filosofi Memanah
HARIMAU KECIL MENANAM BUNGA
BAHAGIA KARNA BERSYUKUR
KISAH BEETHOVEN
Perlukah Kita Membawa Dendam?
ANAK CACAT
Dimana Letak Kebahagiaan?
Sebuah Kisah Yang Indah
Kisah Lee Myung Bak
Selamat Pagi Anda Kena PHK
PARADIGMA
Kisah Mawar
Menjual Sisir Pada Biksu
Pertanyaan :
- Jika perusahaan dimana anda bekerja, adalah sebuah perusahaan pembuatSISIR, memberi tugas untukmenjual sisir pada para biksu di wihara (yang semua kepalanya gundul)
– Bisakah anda melakukannya? Apa jawabananda ?
1. Tidak mungkin, itu mustahil
2. Gile
3. Aku akan sekali mencobauntuk melaksanakan instruksi bos saya
4. Baiklah, saya akan coba
5. Ya, saya pikir bisa menjualnya (5 buah, 10 buah, 50 buah atau lebih, sebutkanlah jumlahnya)
Pilih satu jawaban dan baca tulisan di bawah untuk meilhat apakah andatermasuk orang yang berjiwa sukses atau tidak.
Cerita : MENJUAL SISIR PADA BIKSU
Ada sebuah perusahaan “pembuat sisir” yang inginmengembangkan bisnisnya, sehingga management inginmerekrut seorang sales manager yang baru. Perusahaan itu memasang IKLAN pada surat kabar. Tiap hari banyak orang yang datang mengikuti wawancara yang diadakan. Jika ditotal jumlahnya hampir seratus orang hanya dalam beberapa hari.Kini, perusahaan itu menghadapi masalah untuk menemukan calon yang tepat di posisi tersebut. Sehingga si pewawancara membuat sebuah tugas yangsangat sulit untuk setiaporang yang akan mengikutiwawancara terakhir.
Tugasnya adalah : Menjual sisir pada para biksu di wihara.
Hanya ada 3 calon yang bertahan untuk mencoba tantangan di wawancara terakhir ini. (Mr. A, Mr. B, Mr. C)
Pimpinan pewawancara memberi tugas : “Sekarangsaya ingin anda bertiga menjual sisir dari kayu ini kepada para biksu di wihara.. Anda semua hanya diberi waktu 10 hari dan harus kembali untuk memberikan laporan setelah itu.”
Setelah 10 hari, mereka memberikan laporan. Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. A:”Berapa banyak yang sudahanda jual?”
Mr. A menjawab: “Hanya SATU.”Si pewawancara bertanya lagi : “Bagaimanacaranya anda menjual?” Mr.A menjawab: “Para biksu divihara itu marah-marah saat saya menunjukkan sisir pada mereka. Tapi saat saya berjalan menuruni bukit, saya berjumpa dengan seorang biksu muda – dan dia membeli sisir itu untuk menggaruk kepalanya yang ketombean.”
Pimpinan pewawancara bertanya pada Mr. B:”Berapa banyak yang sudahanda jual?”
Mr. B menjawab : “SEPULUH buah.” “Saya pergi ke sebuah wihara dan memperhatikan banyak peziarah yang rambutnya acak-acakan karena angin kencang yang bertiup di luar wihara. Biksu di dalam wihara itu mendengar saran saya dan membeli 10 sisir untuk para peziarah agar merekamenunjukkan rasa hormat pada patung sang Buddha.”
Kemudian, Pimpinan pewawancara bertanya padaMr. C : “Bagaimana dengan anda?”
Mr. C menjawab: “SERIBU buah!”.
Si pewawancara dan dua orang pelamar yang lain terheran-heran.
Si pewawancara bertanya :“Bagaimana anda bisa melakukan hal itu?”
Mr. C menjawab: “Saya pergi ke sebuah wihara terkenal. Setelah melakukan pengamatan beberapa hari, saya menemukan bahwa banyak turis yang datang berkunjung ke sana.
Kemudian saya berkata pada biksu pimpinan wihara, ‘Sifu, saya melihatbanyak peziarah yang datang ke sini. Jika sifu bisa memberi mereka sebuah cindera mata, makaitu akan lebih menggembirakan hati mereka.’ Saya bilang padanya bahwa saya punya banyak sisir dan memintanya untuk membubuhkan tanda tangan pada setiap sisir sebagai sebuah hadiah bagi para peziarah di wihara itu. Biksu pimpinan wihara itu sangat senang dan langsung memesan 1,000 buah sisir!”
Pesan Moral Dari Cerita Menjual Sisir Pada Biksu
Universitas Harvard telah melakukan riset, dengan hasil :
1) 85% kesuskesan itu adalah karena SIKAP dan 15% adalah karena kemampuan.
2) SIKAP itu lebih pentingdari kepandaian, keahlian khusus dan keberuntungan.Dengan kata lain, pengetahuan profesional hanya menyumbang 15% dari sebuah kesuksesan seseorang dan 85% adalah pemberdayaan diri, hubungan sosial dan adaptasi. Kesuksesan dan kegagalan bergantung padabagaimana sikap kita menghadapi masalah.
Dalai Lama biasa berkata :“Jika anda hanya punya sebuah pelayaran yang lancar dalam hidup, maka anda akan lemah. Lingkungan yang keras membantu untuk membentuk pribadi anda, sehingga anda memiliki nyali untuk menyelesaikan semua masalah.”
“Anda mungkin bertanya mengapa kita selalu berpegang teguh pada harapan. Ini karena harapan adalah : hal yangmembuat kita bisa terus melangkah dengan mantap, berdiri teguh – dimana pengharapan hanyalah sebuah awal. Sedangkan segala sesuatu yang tidakdiharapkan …. adalah hal yang akan mengubah hidup kita.” (Meredith Grey, Grey’s Anatomy – Season 3)
Ingatlah, saat keadaan ekonomi baik, banyak orangjatuh bangkrut. Tapi saat keadaan ekonomi buruk, banyak jutawan baru yang bermunculan. Jadi, dengan sepenuh hati terapkanlah SIKAP kerja yang benar 85%.
Semoga sukses !”
Menerobos Lampu Merah
Menerobos Lampu Merah – Dari kejauhan, lampu lalu-lintas di perempatan itu masih menyala hijau. Jack segera menekan pedalgas kendaraannya . Ia tak mau terlambat. Apalagi ia tahu perempatan di situ cukup padat, sehingga lampu merah biasanya menyala cukup lama. Kebetulan jalan di depannya agak lengang. Lampu berganti kuning. Hati Jack berdebar berharap semoga ia bisa melewatinya segera. Tiga meter menjelang garis jalan, lampu merah menyala. Jack bimbang, haruskah ia berhenti atauterus saja. “Ah, aku tak punya kesempatan untuk menginjak rem mendadak,” pikirnya sambil terus melaju.“Prit!” Di seberang jalan seorang polisi melambaikantangan memintanya berhenti. Jack menepikan kendaraan agak menjauh sambil mengumpat dalam hati. Dari kaca spion ia melihat siapa polisi itu. Wajahnya tak terlalu asing. Hey, itu khan Bob, teman mainnya semasa SMA dulu. Hati Jack agak lega. Ia melompat keluar sambilmembuka kedua lengannya. “Hai, Bob. Senang sekali ketemu kamu lagi!” “Hai, Jack.” Tanpa senyum. “Duh,sepertinya saya kena tilang nih? Saya memang agak buru-buru. Istri sayasedang menunggu di rumah.” “Oh ya?” TampaknyaBob agak ragu. Nah, bagus kalau begitu. “Bob, hari ini istriku ulang tahun. Ia dan anak-anak sudah menyiapkan segala sesuatunya. Tentu aku tidak boleh terlambat, dong.” “Saya mengerti. Tapi, sebenarnya kami sering memperhatikanmu melintasi lampu merah di persimpangan ini.” O-o, sepertinya tidak sesuai dengan harapan. Jack harus ganti strategi. “Jadi, kamu hendak menilangku? Sungguh, tadi aku tidak melewati lampu merah. Sewaktu aku lewat lampu kuning masih menyala.” … Aha, terkadang berdusta sedikit bisa memperlancarkeadaan. “Ayo dong Jack. Kami melihatnya dengan jelas. Tolong keluarkan SIMmu.” Dengan ketus Jackmenyerahkan SIM, lalu masuk ke dalam kendaraan dan menutup kaca jendelanya.
Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela.Jack memandangi wajah Bobdengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itusedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya. Jack mengambil surat tilang yangdiselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota.
Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atauapa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tanganBob. “Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrakpengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusahadan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kaliini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan . Berhati-hatilah. ( Salam , Bob). “
Jack terhenyak . Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan denganhati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan. Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisajadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilahdengan penuh hati-hati.
Sementara Bob menulis sesuatu di buku tilangnya.Beberapa saat kemudian Bob mengetuk kaca jendela.Jack memandangi wajah Bobdengan penuh kecewa. Dibukanya kaca jendela itusedikit. Ah, lima centi sudah cukup untuk memasukkan surat tilang. Tanpa berkata-kata Bob kembali ke posnya. Jack mengambil surat tilang yangdiselipkan Bob di sela-sela kaca jendela. Tapi, hei apa ini. Ternyata SIMnya dikembalikan bersama sebuah nota.
Kenapa ia tidak menilangku. Lalu nota ini apa? Semacam guyonan atauapa? Buru-buru Jack membuka dan membaca nota yang berisi tulisan tanganBob. “Halo Jack, Tahukah kamu Jack, aku dulu mempunyai seorang anak perempuan. Sayang, ia sudah meninggal tertabrakpengemudi yang ngebut menerobos lampu merah. Pengemudi itu dihukum penjara selama 3 bulan. Begitu bebas, ia bisa bertemu dan memeluk ketiga anaknya lagi. Sedangkan anak kami satu-satunya sudah tiada. Kami masih terus berusahadan berharap agar Tuhan berkenan mengkaruniai seorang anak agar dapat kami peluk. Ribuan kali kami mencoba memaafkan pengemudi itu. Betapa sulitnya. Begitu juga kaliini. Maafkan aku Jack. Doakan agar permohonan kami terkabulkan . Berhati-hatilah. ( Salam , Bob). “
Jack terhenyak . Ia segera keluar dari kendaraan mencari Bob. Namun, Bob sudah meninggalkan pos jaganya entah ke mana. Sepanjang jalan pulang ia mengemudi perlahan denganhati tak tentu sambil berharap kesalahannya dimaafkan. Tak selamanya pengertian kita harus sama dengan pengertian orang lain. Bisajadi suka kita tak lebih dari duka rekan kita. Hidup ini sangat berharga, jalanilahdengan penuh hati-hati.
Langganan:
Postingan (Atom)