Alkisah suatu hari di sebuah
sekolah, ada lomba mobil balap
mainan. Pada babak final, tersisa 4
orang anak. Salah satunya
bernama Benny. Dibanding semua
finalis, mobil Benny paling tidak sempurna. Saat pertandingan akhir akan
dilangsungkan, Benny meminta
waktu sebentar. Ia tampak komat-
kamit berdoa. Lalu, tak lama
kemudian, ia berkata, “Ya, aku
siap!” Dor! Tanda lomba dimulai. Dengan
satu hentakan kuat, semua mobil
itu pun meluncur cepat, dibantu
dorongan tangan anak-anak itu.
Ternyata, pemenangnya adalah
Benny! Benny maju dengan bangga saat
pembagian piala. Dia sempat
ditanyai pak guru, “Hai jagoan
Kamu pasti tadi berdoa kepada
Tuhan agar kamu menang, kan?” Benny terdiam sejenak, lalu
menjawab. “Bukan, Pak. Saya
merasa kurang adil meminta pada
Tuhan untuk menolongku
mengalahkan teman-teman lain.
Aku hanya mohon pada Tuhan, supaya aku tidak menangis jika aku
kalah.” Semua hadirin terdiam mendengar
itu. Setelah beberapa saat,
terdengarlah gemuruh tepuk-
tangan yang memenuhi ruangan. Kita sering meminta pada
Yang Maha Kuasa untuk
menghalau semua halangan
dan menjadikan kita “nomor
satu”. Mungkin kita kurang
percaya bahwa kita itu sebenarnya cukup kuat (dalam
berjuang dan mampu
menerima setiap kekalahan
tanpa menangisi terlalu lama).
Ada baiknya, memanjatkan
doa dalam ketegaran yang berserah, yakin bahwa hasil
apa pun yang didapat, itulah
yang terbaik saat ini—bagi
kita dan di hadapanNya.
Motivasi: Sahabat Sejati
Mempunyai satu sahabat sejati
lebih berharga dari seribu teman
yang mementingkan diri sendiri. Apa yang kita alami demi teman
kadang-kadang melelahkan dan
menjengkelkan, tetapi itulah yang
membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan
beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi
cobaan itu bahkan bertumbuh
bersama karenanya. Persahabatan tidak terjalin secara
otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi
menajamkan besi, demikianlah
sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai dengan
berbagai pengalaman suka dan
duka, dihibur – disakiti,
diperhatikan – dikecewakan,
didengar – diabaikan, dibantu –
ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan
tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan
menyembunyikan kesalahan untuk
menghindari perselisihan, justru
karena kasihnya ia memberanikan
diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus
pukulan dengan ciuman, tetapi
menyatakan apa yang amat
menyakitkan dengan tujuan
sahabatnya mau berubah. Proses dari teman menjadi sahabat
membutuhkan usaha pemeliharaan
dari kesetiaan, tetapi bukan pada
saat kita membutuhkan bantuan
barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang
lain, tetapi justru ia berinisiatif
memberikan dan mewujudkan apa
yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi
bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan
yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan
sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah
menikmati indahnya persahabatan,
namun ada juga yang begitu
hancur karena dikhianati
sahabatnya. Ingatlah kapan terakhir kali kamu
berada dalam kesulitan. Siapa yang
berada di sampingmu? Siapa yang
mengasihi kamu saat kamu merasa
tidak dicintai? Siapa yang ingin
bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ?? Merekalah sahabat sejati mu!
Hargai dan peliharalah selalu
persahabatanmu.
lebih berharga dari seribu teman
yang mementingkan diri sendiri. Apa yang kita alami demi teman
kadang-kadang melelahkan dan
menjengkelkan, tetapi itulah yang
membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah. Persahabatan sering menyuguhkan
beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi
cobaan itu bahkan bertumbuh
bersama karenanya. Persahabatan tidak terjalin secara
otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi
menajamkan besi, demikianlah
sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai dengan
berbagai pengalaman suka dan
duka, dihibur – disakiti,
diperhatikan – dikecewakan,
didengar – diabaikan, dibantu –
ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan
tujuan kebencian. Seorang sahabat tidak akan
menyembunyikan kesalahan untuk
menghindari perselisihan, justru
karena kasihnya ia memberanikan
diri menegur apa adanya. Sahabat tidak pernah membungkus
pukulan dengan ciuman, tetapi
menyatakan apa yang amat
menyakitkan dengan tujuan
sahabatnya mau berubah. Proses dari teman menjadi sahabat
membutuhkan usaha pemeliharaan
dari kesetiaan, tetapi bukan pada
saat kita membutuhkan bantuan
barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang
lain, tetapi justru ia berinisiatif
memberikan dan mewujudkan apa
yang dibutuhkan oleh sahabatnya. Kerinduannya adalah menjadi
bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan
yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan
sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah
menikmati indahnya persahabatan,
namun ada juga yang begitu
hancur karena dikhianati
sahabatnya. Ingatlah kapan terakhir kali kamu
berada dalam kesulitan. Siapa yang
berada di sampingmu? Siapa yang
mengasihi kamu saat kamu merasa
tidak dicintai? Siapa yang ingin
bersama kamu saat kamu tak bisa memberikan apa-apa ?? Merekalah sahabat sejati mu!
Hargai dan peliharalah selalu
persahabatanmu.
Motivasi: Kisah Dua Ekor Tikus
Di dalam got yang gelap hiduplah
dua ekor tikus yang saling
bersaudara. Suatu saat kedua ekor
tikus ini melihat sebuah roti keju
dari lubang sebuah selokan. Tikus-
tikus ini ingin sekali memakannya tetapi sayang lubang selokan itu
tertutup oleh jeruji besi yang
sangat kuat. Kedua tikus ini berusaha sekuat
tenaga untuk menghancurkan
jeruji besi itu dengan gigi-gigi
mereka yang tajam tetapi gigi
mereka mulai rusak karena jeruji
besi itu terlalu keras bagi gigi mereka yang kecil. Kedua ekor tikus ini kecapaian, dan
butuh istirahat. Tikus pertama
berkata dalam hatinya: “Aku
tidak akan menyerah, setelah ini
aku akan menghancurkan jeruji
besi itu dengan sekuat tenagaku. Pantang menyerah adalah pangkal
dari keberhasilan !” Tikus kedua
termenung dan berpikir : “Aku
akan kehilangan semua gigiku jika
aku nekat menggigiti jeruji itu. Ada
baiknya kalau aku mengambil jalan lain saja untuk mendapatkan roti
keju itu.” Setelah beristirahat sejenak, tikus
pertama mulai menggigiti lagi
jeruji besi itu dengan sekuat
tenaga sedangkan tikus kedua
mundur diri dari usahanya. Melihat
tikus kedua mundur diri tikus pertama mulai mengejek
saudaranya itu katanya : “Kamu
itu sifatnya mudah menyerah dan
tidak ulet bekerja, mana mungkin
kamu bias berhasil dalam
kehidupanmu?” Tikus kedua tidak mempedulikan ejekan saudaranya,
dia mundur mencari jalan lain ke
tempat roti keju itu. Akhirnya tikus kedua berhasil
memperoleh jalan ke tempat roti
keju itu sedangkan tikus pertama
kelelahan dan hancur giginya
karena menggigiti jeruji besi itu. Cerita ini merupakan cerita
yang agak kontradiktif tetapi
yang ingin disampaikan dari
cerita ini adalah hendaklah
kita memakai kejelian dan
kecerdasan kita untuk memecahkan masalah kita dan
bukan hanya mengandalkan
keuletan dan kerajinan kita
untuk bekerja. Pantang
menyerah cukup baik, tetapi
jika tanpa kecerdasan semuanya sia-sia, maka
pakailah kecerdasan kita.
dua ekor tikus yang saling
bersaudara. Suatu saat kedua ekor
tikus ini melihat sebuah roti keju
dari lubang sebuah selokan. Tikus-
tikus ini ingin sekali memakannya tetapi sayang lubang selokan itu
tertutup oleh jeruji besi yang
sangat kuat. Kedua tikus ini berusaha sekuat
tenaga untuk menghancurkan
jeruji besi itu dengan gigi-gigi
mereka yang tajam tetapi gigi
mereka mulai rusak karena jeruji
besi itu terlalu keras bagi gigi mereka yang kecil. Kedua ekor tikus ini kecapaian, dan
butuh istirahat. Tikus pertama
berkata dalam hatinya: “Aku
tidak akan menyerah, setelah ini
aku akan menghancurkan jeruji
besi itu dengan sekuat tenagaku. Pantang menyerah adalah pangkal
dari keberhasilan !” Tikus kedua
termenung dan berpikir : “Aku
akan kehilangan semua gigiku jika
aku nekat menggigiti jeruji itu. Ada
baiknya kalau aku mengambil jalan lain saja untuk mendapatkan roti
keju itu.” Setelah beristirahat sejenak, tikus
pertama mulai menggigiti lagi
jeruji besi itu dengan sekuat
tenaga sedangkan tikus kedua
mundur diri dari usahanya. Melihat
tikus kedua mundur diri tikus pertama mulai mengejek
saudaranya itu katanya : “Kamu
itu sifatnya mudah menyerah dan
tidak ulet bekerja, mana mungkin
kamu bias berhasil dalam
kehidupanmu?” Tikus kedua tidak mempedulikan ejekan saudaranya,
dia mundur mencari jalan lain ke
tempat roti keju itu. Akhirnya tikus kedua berhasil
memperoleh jalan ke tempat roti
keju itu sedangkan tikus pertama
kelelahan dan hancur giginya
karena menggigiti jeruji besi itu. Cerita ini merupakan cerita
yang agak kontradiktif tetapi
yang ingin disampaikan dari
cerita ini adalah hendaklah
kita memakai kejelian dan
kecerdasan kita untuk memecahkan masalah kita dan
bukan hanya mengandalkan
keuletan dan kerajinan kita
untuk bekerja. Pantang
menyerah cukup baik, tetapi
jika tanpa kecerdasan semuanya sia-sia, maka
pakailah kecerdasan kita.
Motivasi: memahami arti kehilangan
Ada seorang perempuan yang
merasa sangat kehilangan saat
ditinggal mati suami yang sangat dicintainya. Demikian besar rasa cintanya,
sehingga ia memutuskan untuk
mengawetkan mayat suaminya
dan meletakkannya di dalam
kamar. Setiap hari, dia menangisi
suaminya yang telah
menemaninya bertahun-tahun.
Wanita itu merasa dengan
kematian suaminya, maka tidak
ada lagi makna dari hidup yang dijalaninya. Cerita tentang wanita itu terdengar
oleh seorang pria bijak yang juga
terkenal memiliki kesaktian yang
tinggi. Didatanginya wanita
tersebut, dan dia mengatakan bisa
menghidupkan kembali suaminya. Dengan syarat dia meminta
disediakan beberapa bumbu dapur
yang mana hampir setiap rumah
memilikinya. Namun, ada syarat lain, bumbu
dapur tersebut harus diminta dari
rumah yang anggota keluarganya
belum pernah ada yang meninggal
dunia sama sekali. Mendengar hal itu, muncul
semangat di hati sang wanita
tersebut. Dia berkeliling ke semua
tetangga dan berbagai penjuru
tempat. Setiap rumah memiliki
bumbu dapur yang diminta oleh si orang bijak, tapi setiap rumah
mengaku pernah mengalami
musibah ditinggal mati oleh
kerabatnya. Entah itu orang tua,
suami, nenek, kakek, adik, bahkan
ada yang anaknya sudah meninggal. Waktu berjalan dan tidak ada satu
pun rumah yang didatanginya bisa
memenuhi syarat yang
dibutuhkan. Hal ini menjadikan wanita tersebut
sadar, bahwa bukan hanya dirinya
yang ditinggal mati oleh orang
yang disayanginya. Akhirnya, dia kembali mendatangi
si orang bijak dan menyatakan
pasrah akan kematian suaminya.
Hingga kemudian dia
menguburkan mayat suaminya,
dan menyadari bahwa semua orang pasti pernah mengalami
masalah sebagaimana yang
dihadapinya. Pesan dari kisah di atas adalah: Jangan pernah menganggap
bahwa masalah yang ada pada
kita merupakan masalah yang
paling besar, sehingga kita
mengorbankan waktu hanya
untuk terus meratapi musibah tersebut. Yakinlah, bahwa semua orang
di dunia ini pernah mengalami
musibah, apapun bentuknya.
Yang membedakan adalah
bagaimana seseorang
menghadapi dan menyikapi masalah yang ada pada
dirinya.
merasa sangat kehilangan saat
ditinggal mati suami yang sangat dicintainya. Demikian besar rasa cintanya,
sehingga ia memutuskan untuk
mengawetkan mayat suaminya
dan meletakkannya di dalam
kamar. Setiap hari, dia menangisi
suaminya yang telah
menemaninya bertahun-tahun.
Wanita itu merasa dengan
kematian suaminya, maka tidak
ada lagi makna dari hidup yang dijalaninya. Cerita tentang wanita itu terdengar
oleh seorang pria bijak yang juga
terkenal memiliki kesaktian yang
tinggi. Didatanginya wanita
tersebut, dan dia mengatakan bisa
menghidupkan kembali suaminya. Dengan syarat dia meminta
disediakan beberapa bumbu dapur
yang mana hampir setiap rumah
memilikinya. Namun, ada syarat lain, bumbu
dapur tersebut harus diminta dari
rumah yang anggota keluarganya
belum pernah ada yang meninggal
dunia sama sekali. Mendengar hal itu, muncul
semangat di hati sang wanita
tersebut. Dia berkeliling ke semua
tetangga dan berbagai penjuru
tempat. Setiap rumah memiliki
bumbu dapur yang diminta oleh si orang bijak, tapi setiap rumah
mengaku pernah mengalami
musibah ditinggal mati oleh
kerabatnya. Entah itu orang tua,
suami, nenek, kakek, adik, bahkan
ada yang anaknya sudah meninggal. Waktu berjalan dan tidak ada satu
pun rumah yang didatanginya bisa
memenuhi syarat yang
dibutuhkan. Hal ini menjadikan wanita tersebut
sadar, bahwa bukan hanya dirinya
yang ditinggal mati oleh orang
yang disayanginya. Akhirnya, dia kembali mendatangi
si orang bijak dan menyatakan
pasrah akan kematian suaminya.
Hingga kemudian dia
menguburkan mayat suaminya,
dan menyadari bahwa semua orang pasti pernah mengalami
masalah sebagaimana yang
dihadapinya. Pesan dari kisah di atas adalah: Jangan pernah menganggap
bahwa masalah yang ada pada
kita merupakan masalah yang
paling besar, sehingga kita
mengorbankan waktu hanya
untuk terus meratapi musibah tersebut. Yakinlah, bahwa semua orang
di dunia ini pernah mengalami
musibah, apapun bentuknya.
Yang membedakan adalah
bagaimana seseorang
menghadapi dan menyikapi masalah yang ada pada
dirinya.
Ketulusan Hati seorang Tukang Bangunan
GOSIP
Kisah Petani Jagung Yang Baik
Burung Kecil Pindah Rumah
Kisah Sang Ombak
KISAH POHON JATI
Kisah Tukang Kayu
Filosofi Memanah
HARIMAU KECIL MENANAM BUNGA
BAHAGIA KARNA BERSYUKUR
Langganan:
Postingan (Atom)